🍂 Part 41 🍂

371 36 0
                                    

🍂🍂🍂 

Di markas Avis. 

Para zombie termasuk James dan Danny dikurung di dalam ruangan berdinding kaca. 

Kapten Avis membuka helmnya. Pria tampan berambut cokelat gondrong itu mengotak-atik ponsel Danny. Ia memeriksa nomor terakhir yang dihubungi oleh pria itu. Siapa lagi kalau bukan Edgar. 

"Dia (Danny) selalu mengatakan tentang orang-orang di luar sana yang membutuhkan pertolongan," ucapnya sembari menatap layar yang menunjukkan titik merah pelacak di mana Edgar dan kawan-kawan berada, yaitu di Distrik 02.

Kapten Avis memasang alat ke ponsel Danny. Ia mulai berbicara. Suaranya mirip dengan suara Danny. 

Setelah berlatih menirukan aksen Danny ketika berbicara, Kapten Avis pun menelepon Edgar. 

"Bagaimana kabarmu?" tanya Edgar dari seberang sana. 

"Kabarku baik. Bagaimana dengan kalian? Pasukan Avis tidak menemukan kalian di kantor polisi. Jadi, sebenarnya kalian pergi ke mana?" tanya Kapten Avis menirukan cara berbicara Danny. 

Di seberang sana, Edgar tak menjawab. 

"Apakah kalian benar-benar dalam kondisi yang baik-baik saja? Kenapa kau diam?" tanya Kapten Avis lagi karena tak kunjung mendapatkan jawaban. 

"Apakah saat ini kau sedang sendirian?" tanya Edgar kemudian. 

"Ya," jawab Kapten Avis sembari memainkan lubang di pakaiannya karena tembakan James tadi. 

Terdengar suara helaan napas berat Edgar. "Sebaiknya kalian jangan terlalu percaya pada Avis. Bahkan, mereka membunuh para zombie pasif yang sebenarnya masih manusia," ucap Edgar. "Mereka juga membunuh zombie pasif yang masih anak-anak," sambungnya. 

Kapten Avis tak mengira jika Edgar sudah mengetahui kebusukan Avis meski ia tak tahu dari mana Edgar mengetahuinya. 

"Lalu, apa rencanamu sekarang?" tanya Kapten Avis. 

"Kami hanya berusaha menjauh dari para pasukan Avis," jawab Edgar. 

"Begitu, ya. Bisakah kau menyebutkan di mana alamatmu?" tanya Kapten Avis. Ia ingin memastikan apakah Edgar masih mempercayai Danny yang ia perankan atau tidak. 

Edgar menyahut, "Aku akan memberitahumu nanti saat kami sudah sampai."

Panggilan pun berakhir. 

Kapten Avis membuang napas kasar dan menarik kesimpulan yang ambigu. "Ah, tidak seharusnya aku mengusik wilayah zona putih. Tapi, tak ada cara untuk menghentikan mereka."

Dua anggota Avis memasuki ruangan. 

"Kirimkan beberapa zombie ganas berusia satu hari ke Distrik 02," suruh Kapten Avis. 

Kedua anggota Avis saling pandang. "Apakah Kapten yakin akan mengirimkan zombie-zombie ganas ke Distrik 02 yang sudah menjadi zona putih?"

"Tidak ada pilihan lain. Lakukan sesuai perintahku!" ucap Kapten Avis dengan penuh penekanan. 

Kedua anggota Avis yang bertugas di Distrik 02 itu pun membawa mobil box yang mana di dalam box tersebut berisi para zombie ganas. 

Sesampainya di perbatasan antara Distrik 02 dengan Distrik 03, kedua anggota Avis naik ke atas box mobil, lalu membuka pintu box dan membiarkan para zombie ganas berkeliaran.

Salah seorang anggota Avis menembak pohon di Distrik 02 hingga meledak. Mendengar suara ledakan, para zombie itu pun bergegas menghampiri sumber suara sehingga mereka memasuki wilayah Distrik 02.

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang