🍂 Part 01 🍂

1.6K 85 1
                                    

🍂🍂🍂

Aktivitas sore di Distrik 05. Kendaraan melaju memadati jalan raya. Terlihat juga para pejalan kaki yang melintasi trotoar. Beberapa orang menghabiskan waktu di taman untuk menikmati senja yang akan segera tiba.

Rumah-rumah berjejer rapi di setiap kompleks di Distrik 05. Jarak antar rumah cukup berdekatan.

Seorang pria berhelm melajukan motor dengan kecepatan sedang. Motor tersebut memasuki Distrik 05 dan berhenti di salah satu halaman rumah Kompleks A.

Pria itu melepaskan helm. Terlihat rambut pirangnya yang bergerak-gerak tertiup angin. Ia turun dari motor.

"Edgar, kau pulang lebih awal hari ini," ucap seseorang.

Pria bernama Edgar itu menoleh pada wanita tua yang bertetangga dengan rumahnya.

Wanita tua berambut abu-abu itu terlihat sedang mengelus kepala anjing berjenis akita. Perhatiannya tertuju pada Edgar yang baru pulang bekerja.

"Oh, Nyonya Morris, selamat sore," sapa Edgar. "Apakah Alden membuat Anda kerepotan?"

"Tidak, sama sekali tidak," sanggah Morris. "Dia benar-benar anng baik. Bahkan, hari ini dia membantuku membuat kue."

Pintu rumah Morris dibuka dari dalam. Terlihat seorang anak laki-laki berambut pirang keluar. Ia melihat ke arah Edgar.

"Alden, aku membawa makanan favoritmu," kata Edgar.

Alden, bocah berusia lima tahun itu berlari menghampiri Edgar.

"Nyonya Morris, ini bukan apa-apa. Tapi, saya akan sangat senang jika Anda mau menerimanya." Edgar menyodorkan tas berisi makanan dalam kemasan.

Morris menerimanya. "Terima kasih banyak sudah repot-repot membelikanku ini."

"Sama-sama, Nyonya Morris." Edgar mengangguk, lalu beralih pada Alden. "Ayo, pulang."

Alden mengusap kepala anjing milik Morris. "Aku pulang, ya, Lolly."

Anjing bernama Lolly itu menggonggong seolah menjawab perkataan Alden.

Edgar dan Alden pulang ke rumah.

"Bagaimana harimu?" tanya Edgar sembari melepaskan jaket.

Alden menutup pintu. "Aku menghabiskan waktu seharian di rumah Nyonya Morris. Membantu membuat kue, menanam bunga, dan bermain dengan Lolly."

Edgar menyajikan makanan yang dibelinya ke piring. "Bagus, anak baik."

"Bagaimana dengan Kakak?" Alden duduk di kursi meja makan. Ia meletakkan dagunya ke atas tangan yang dilipat di atas meja, memperhatikan sang kakak.

"Tidak ada yang menarik." Edgar mengedikkan bahu. "Sekarang cuci tangan sampai bersih dan makanlah dengan baik."

Alden melakukan apa yang diperintahkan oleh kakaknya. Kedua bersaudara itu pun makan bersama.

"Setelah selesai makan, kerjakan PR-mu dan siapkan buku-buku untuk besok pergi ke sekolah," ucap Edgar.

Alden terlihat khawatir. "Apakah boleh jika besok aku tidak pergi sekolah?" tanyanya pelan.

Edgar mengernyit. "Kenapa? Hari ini kau sudah menghabiskan cukup banyak waktu untuk bermain. Besok hari Senin, artinya kau harus kembali bersekolah."

"Aku senang di rumah. Aku juga senang bisa bermain dengan Lolly dan menghabiskan waktu bersama Nyonya Morris," jawab Alden.

Edgar mendekat dan mengusap lembut rambut adiknya itu. "Apakah ada masalah di sekolah?"

Alden tidak menjawab.

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang