🍂 Part 39 🍂

375 41 0
                                    

🍂 Flashback On 🍂 

Dari dalam mobil, Sherin menatap padang rumput yang luas di hadapannya. Tak ada bangunan, tak ada jalan raya, tak ada manusia, tak ada zombie, tak ada apa pun sejauh mata memandang, hanya padang rumput yang benar-benar luas. Seolah-olah tak pernah ada kehidupan manusia dan peradaban yang maju di sana.

"Distrik 02 menghilang," kata Sherin pada Alma di telepon. 

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Alma di seberang sana. 

Sherin ke luar dari mobil. Kakinya menginjak rerumputan segar yang subur. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Aku tidak tahu dengan apa yang terjadi, tapi...."

Hantaman keras mendarat di kepala Sherin hingga membuatnya jatuh ke tanah. Ponselnya jatuh ke rerumputan. 

Sherin masih cukup sadar dengan kepala yang terasa sakit. 

"Sherin? Sherin?! Halo?" suara Alma dari ponsel di tanah. 

Sebuah tangan yang dibalut sarung tangan hitam mengambil ponsel tersebut, lalu mengakhiri panggilan. 

Dengan pandangan berkunang-kunang, Sherin menatap seseorang berpakaian khusus yang mengambil ponselnya yang tak lain adalah seorang anggota Avis. 

Anggota Avis mengangkat tubuh Sherin, kemudian membaringkannya ke atas jok mobil. 

Darah menetes dari bagian belakang kepala Sherin karena pukulan barusan. 

Anggota Avis mengeluarkan alat suntik dan botol kaca kecil berisi cairan berwarna cokelat gelap. Cairan tersebut dihisap perlahan oleh alat suntik hingga tinggal setengah. 

"Kesadaranmu tidak akan sepenuhnya hilang. Kau memiliki emosi yang tidak stabil, ya. Jadi, lakukan hasrat terpendammu pada semua orang di Distrik 05," ucap anggota Avis yang dari suaranya adalah pria. Ia menyuntikkan cairan tersebut ke leher Sherin. 

Namun, Sherin menahan tangan pria itu. "Siapa kau? Lepaskan aku."

Pria itu menyingkirkan tangan Sherin, lalu menyuntikkan cairan tersebut ke leher gadis itu. 

🍂🍂🍂

Markas Avis. 

Keempat pemuda teman James dan Danny sedang makan di kantin bersama para warga lainnya. 

Sementara itu, Danny sedang berbicara dengan salah seorang anggota Avis. 

"Mereka berada di kantor polisi terdekat. Sepertinya tidak jauh dari super market sebelumnya," ucap Danny. 

Anggota Avis wanita menjawab, "Saat ini asukan Avis di Distrik 05 sedang dalam perjalanan menuju ke sana."

Danny menghela napas lega. 

Di ruangan lain.

Terlihat seorang anggota Avis yang ke luar dari ruangan khusus yang terkunci dengan pin. Di antara semua ruangan yang canggih dan menggunakan kartu pemindai untuk membuka kunci, hanya ruangan ini satu-satunya yang menggunakan pin angka sebagai kunci. 

Setelah anggota Avis itu pergi, terlihat seseorang keluar dari balik tanaman hias lorong yang cukup rimbun. Ternyata orang itu adalah James yang sedari tadi membuntuti dan memperhatikan si anggota Avis. 

James mengedarkan pandangannya ke sekeliling, lalu ia menghampiri pintu dan menaburkan tepung ke kunci pin. Dengan begitu, bisa dilihat tombol angka mana saja yang sering ditekan. James mengombinasikan urutan angka-angka tersebut. Beberapa kali gagal, tetapi akhirnya pintu terbuka. 

Dengan mengendap, James memasuki ruangan tersebut. Rupanya di dalam ruangan masih ada pintu lain lagi yang memakai alat pemindai kartu. 

James mengeluarkan sebuah kartu pemindai dari saku jaketnya. Sebelum mendatangi ruangan itu, James sempat bertabrakan dengan seorang anggota Avis. Dan dalam kesempatan itu, ia mencuri kartu pemindai dari si anggota Avis. 

Dengan menggunakan kartu tersebut, James akhirnya bisa masuk. Ia terkejut melihat ada beberapa layar komputer berukuran besar. Sebelum memeriksa lebih lanjut, James mematikan CCTV yang terpasang di beberapa sudut ruangan. 

Salah satu layar komputer menunjukkan rekaman yang diambil dari atas dan menyorot Idenville. Itu bukan rekaman video, tapi rekaman langsung saat ini. Sepertinya kamera tersebut dipasang pada satelit atau alat canggih semacamnya yang bisa mengawasi kondisi di luaran sana secara langsung. 

James menge-zoom layar. Terlihat jika beberapa distrik di Idenville yang telah berubah menjadi padang rumput yang hijau. Tak ada apa pun di sana, hanya padang rumput yang tersebar luas. Bahkan gedung-gedung pencakar langit juga tak ada. 

Beberapa distrik yang sudah menjadi padang rumput di ataranya adalah Distrik 02, Distrik 07, Distrik 08, Distrik 09, dan Distrik 10.

"Ada apa dengan ini semua?" gumam James. Ia melihat beberapa titik merah yang bergerak di Distrik 04 dan 03. Itu adalah alat pelacak di mana saat itu tim Edgar dan Harsa tengah terpisah dengan tim Max. 

James memperbesar lagi. "Jadi, sebenarnya selama ini mereka mengawasi kita?" gumamnya. 

James mengotak-atik komputer tersebut untuk mencari petunjuk lain. Muncul keterangan bahwa semua distrik yang sudah menjadi padang rumput itu disebut sebagai zona putih. Artinya lokasi itu sudah "dibereskan". Tak ada zombie dan manusia yang berkeliaran di sana. 

Perhatian James teralihkan pada data-data di layar komputer lainnya. Tertera jelas di sana bahwa saat ini Distrik 05 sedang dalam proses penghancuran. Artinya, Distrik 05 juga akan diubah menjadi padang rumput. 

"Mereka ingin menghancurkan Idenville," gumam James. 

Tak ingin berlama-lama di ruangan itu, James segera keluar untuk menemui Danny dan yang lainnya. 

Di kantin.

Danny memperhatikan orang-orang yang sedang makan. Mereka begitu lahap menyantap makanan yang disediakan. Sementara itu, beberapa anggota pasukan Avis terlihat berdiri di beberapa sudut dan mengawasi. 

Bukannya tak selera makan, Danny sangat tergiur dengan makanan-makanan lezat yang disediakan. Namun, ia masih memikirkan kondisi dan keselamatan teman-temannya di luar sana. 

Danny melihat James di kejauhan yang bergegas menghampirinya. "Kita harus pergi dari sini," bisiknya.

"Apa? Tapi, kenapa?" tanya Danny. 

"Avis berniat menghancurkan Idenville. Aku sudah melihat semuanya. Jika kita tetap di sini, bagaimana dengan yang lainnya? Saat ini mereka sedang berada di Distrik 03 dan Distrik 04," jelas James. 

Danny melihat ke sekeliling. "Kalau begitu, kita harus segera mencari cara untuk ke luar dari sini," ucapnya lirih. 

Ketika James dan Danny akan melangkah untuk pergi, tiba-tiba orang-orang di kantin berteriak dan satu per satu mulai berubah menjadi zombie. 

James dan Danny kebingungan tentunya. Namun, mereka segera pergi sebelum para zombie itu menyerang mereka berdua. 

"Apa yang terjadi? Kenapa mereka tiba-tiba berubah menjadi zombie?" gerutu James.

"Sepertinya pasukan Avis telah memasukkan sesuatu ke dalam makanan di kantin yang membuat orang-orang berubah menjadi zombie," jawab Danny. 

Para anggota Avis yang berjaga tak membiarkan James dan Danny pergi. 

"Kenapa mereka berdua (James dan Danny) tak berubah jadi zombie? Cepat kejar mereka!" suruh kapten tim pasukan Avis. 

Para pasukan pun segera mengejar Danny dan James. Beberapa pasukan lainnya disibukkan dengan para zombie yang menyerang dan menghancurkan semua yang ada di kantin. Mereka pun ditembaki dan diledakkan. 

🍂🍂🍂 

Karya asli Ucu Irna Marhamah 

21.28 | 14 Februari 2019 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang