🍂 Part 18 🍂

254 30 4
                                    

🍂🍂🍂 

Di dalam mobil, Danny tampak serius menyetir. Di sampingnya ada James. Di kursi tengah, Edgar, Eric, dan Devon. Sean duduk sendirian di kursi belakang. 

Eric sedang menonton berita terbaru di ponselnya mengenai apa yang terjadi saat ini. Kedua pria di sampingnya ikut menonton, begitu pula dengan Sean di kursi belakang. Devon dan James hanya mendengarkan. 

"Zona hitam? Dari mana pemerintah bisa memutuskan untuk menandai Distrik 05 di Idenville ini sebagai zona hitam? Kapan mereka melakukan observasi? Bahkan, semenjak adanya virus zombie ini, mereka tak pernah menginjakkan kaki di sini," gerutu Danny. 

Devon menyahut, "Mereka tidak tahu kalau di Distrik 05 masih banyak orang yang tidak terinfeksi dan harus segera dipindahkan ke tempat aman. Jika kita tidak segera bertindak dengan menghubungi pemerintah dan pusat bantuan, kita akan selamanya terjebak di Distrik 05 bersama para zombie itu."

Eric bersuara, "Aku sudah menghubungi 911 berkali-kali, tapi tak ada tanggapan. Sepertinya mereka tidak akan mengirimkan bantuan ke zona hitam. Aku tidak mengerti dengan semua ini."

James angkat bicara, "Aku juga tidak tahu langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah dalam hal ini. Karena mereka belum menemukan cara untuk memusnahkan para zombie, mereka mungkin saat ini sedang mengambil ancang-ancang."

Devon menatap punggung James dengan tatapan curiga. Ia dan Sean saling pandang. 

"Kau hebat sekali bisa memperbaiki jaringan yang rusak ini," ucap James sembari menoleh pada Eric. 

Eric melirik sekilas pada James. "Aku bersekolah di bidang teknologi komunikasi. Lagi pula, tidak ada yang rusak dengan kabel jaringan di menara tadi."

Tiba-tiba zombie berlari ke arah mobil mereka yang melaju cepat dan meledak tanpa sebab. Padahal Danny tak menabraknya. Cairan hitam terciprat dan menodai kaca jendela mobil. Danny mengaktifkan wiper. 

"Ada apa dengan zombie-zombie itu?" gumam Eric dengan tatapan tertuju ke balkon gedung di depan sana. 

Semua mata tertuju ke arah tatapan Eric. Mereka melihat para zombie naik ke pagar balkon dan menjatuhkan diri ke tanah. Beberapa zombie yang berada di jalanan meledak tanpa sebab seperti zombie sebelumnya. Fenomena itu membuat Edgar dan kawan-kawan kebingungan. 

"Apa pun itu, kurasa lebih baik kita segera pergi dari sini," ucap James. 

Danny menutup semua kaca jendela mobil secara otomatis, lalu tancap gas meninggalkan tempat tersebut. 

Di super market. 

Alma menelepon 911, tapi tak diangkat. Ia mendengus kesal. "Sinyal sudah sangat bagus, bisa menghubungi orang-orang di luar wilayah, tapi kenapa 911 tak bisa dihubungi?"

Ezlyn sedang mencari makanan di rak dagang. Ia mengambil dua cup mie instan, lalu pergi ke dispenser untuk memanaskan air. Ia duduk sembari menunggu airnya panas. 

Beberapa orang juga sibuk dengan urusan masing-masing. 

Sementara itu, di luar super market. Seekor semut berbaris dan mengerubungi cairan hitam __yang berasal dari zombie__ yang berceceran di tanah. 

Semut-semut yang mengonsumsi cairan hitam pun berubah menjadi semut zombie yang kemudian menyebar. 

Di salah satu lorong super market, anak-anak tampak bermain bersama dengan kelompok masing-masing. Ada Raphael bersama teman-temannya, Alden bersama Amber dan Abby, lalu anak-anak lainnya. 

Seekor semut zombie merayap di dinding dan melompat ke pipi salah seorang anak. Anak laki-laki itu berteriak kesakitan karena digigit oleh semut zombie. Teriakannya membuat perhatian anak-anak lain di ruangan itu tertuju padanya. 

Pipi anak laki-laki itu perlahan mengeluarkan darah karena semut zombie memakannya. Dalam sekejap, anak laki-laki itu berubah menjadi zombie di mana kedua bola matanya tertutup selaput. 

Anak-anak lain di dalam super market berteriak ketakutan dan berhamburan untuk menyelamatkan diri. 

Bocah zombie menunduk dalam. Ketika ia mendongak, terlihat selaput yang menutupi bola matanya perlahan terbuka membentuk garis vertikal di mana bola matanya yang keseluruhan berwarna putih bergerak-gerak. 

Tampaknya bocah zombie itu telah bermutasi. Tidak hanya mendengar dan mengendus, tapi kali ini ia bisa melihat ke sekelilingnya. 

Bocah zombie menggeram dan merangkak cepat mencari mangsa. 

Di ruangan lain, Ezlyn menuangkan air yang sudah mendidih ke dalam cup mie instannya. Gadis itu mendengar suara keributan di luar ruangan. Ia pun meninggalkan cup mie instan di meja dan memeriksanya. 

Terlihat anak-anak yang berhamburan memasuki ruangan utama. Orang-orang kebingungan melihat anak-anak yang berlarian dan berteriak ketakutan. 

"Ada apa?" tanya Alma. 

"Ada anak yang tiba-tiba berubah menjadi zombie," kata Abby. 

Mendengar itu, Ezlyn mengernyit. Sebenarnya ia masih trauma dengan bocah zombie yang pernah menggigitnya. Ia tak terlalu khawatir dengan zombie dewasa. Namun, bocah zombie? Ezlyn tak akan tega membunuhnya. 

Bocah zombie telah sampai di ruangan dengan kedua mata yang terbuka dan melihat ke sekeliling. 

Melihat mutasi pada si zombie, Ezlyn dan Alma terkejut dan panik tentunya. 

Si bocah zombie menyerang dan memangsa orang-orang yang ada didekatnya hingga berubah menjadi zombie seperti dirinya. Tak hanya itu, semut-semut zombie juga ikut membuat kerusuhan dengan menggigit orang-orang. 

Ezlyn mengambil cup mie instannya lalu menyiram semut-semut zombie yang merayap di dinding. Ia menyalakan korek api dan membakar para semut itu. 

Zombie dewasa yang sudah bermutasi menjadi bisa melihat pun menatap ke arah Ezlyn dan siap menerkamnya dari belakang. Tetapi, Alma yang cekatan mengambil tongkat pel dan memukul si zombie hingga tongkat pelnya patah. 

Ezlyn menoleh ke belakang. Ia baru menyadari bahwa bahaya hampir saja datang padanya. 

"Jangan alihkan perhatianmu dari para zombie itu, Ezlyn!" gerutu Alma. 

"Tapi, ada semut zombie juga di sini," ucap Ezlyn yang membakar kelompok semut zombie di dinding menggunakan korek api di tangannya. 

"Gawat," gumam Alma saat melihat satu per satu orang di dalam ruangan telah berubah menjadi zombie. 

Edgar dan kawan-kawan __termasuk Eric__ telah tiba di super market. Mereka segera mengambil tindakan dengan membunuh para zombie yang membuat kekacauan. 

Akhirnya, suasana yang kacau pun berhasil teratasi. Ada beberapa orang yang terkena gigitan juga dan terinfeksi virus zombie, tetapi mereka tidak menunjukkan gejala akan melakukan tindakan anarki. Bahkan, mereka terlihat masih sadar dan mengenali diri mereka sendiri walau selaput sudah menutupi bola matanya. 

James mengusulkan agar orang-orang tersebut lebih baik diisolasi di ruangan lain, yaitu di gudang persediaan makanan yang memiliki beberapa sekat ruangan (setiap ruangan memiliki jenis persediaan makanan yang berbeda). Tiap sekat diisi oleh satu hingga tiga orang yang terinfeksi. 

"Siapa yang menyebabkan semua ini? Pasti kau, kan?!" tuding Tony sembari menunjuk wajah Ezlyn. 

"Apa maksudmu, Tuan Tony? Kenapa kau menuduhnya?" gerutu Alma. "Dari tadi dia bersamaku dan dia baik-baik saja."

🍂🍂🍂 

Karya asli Ucu Irna Marhamah 
21.28 | 14 Februari 2019

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang