🍂🍂🍂
Halo, semuanya. Terima kasih sudah membaca novelku sampai sejauh ini. Terima kasih atas vote dan komentar yang kalian tinggalkan.
Selamat datang kepada para pembaca baru. Semoga kalian suka dengan novel-novelku yang memiliki beragam genre.
Untuk mendukung penulis, silakan follow, vote, comment, dan add this story to your reading list.
Follow juga instagram penulis @ucu_irna_marhamah dan promotor @novellova untuk mendapatkan kabar terbaru tentang novel.
Lanjut ke Part 54.
🍂🍂🍂
Kapten Avis mengikuti jejak tetesan darah di lantai. Ia bersiaga dengan pistolnya. Kapten Avis melihat ke balik dinding. Ashley tak ada di sana.
Ruangan kapten memang cukup luas dan banyak sekat. Ashley memiliki peluang untuk bersembunyi dan mengecoh Kapten Avis.
Di sekat lain, Ashley mengisi ulang pistolnya dengan peluru.
"Ashley, jangan bersembunyi!" Kapten Avis menembaki ke segala arah.
Ashley menutup kedua telinganya dengan tangan. Saat Kapten Avis kehabisan peluru, ia pun muncul dan menembak ke arah Kapten Avis. Namun, tembakannya meleset dan mengenai layar komputer di belakang si Kapten.
"Kau meleset." Kapten Avis tersenyum penuh kemenangan. Ia menodongkan pistolnya yang lain ke arah Ashley. Namun, ia baru menyadari kalau Ashley memegang senapan tembak-ledak.
Terlambat.
Layar di belakang Kapten Avis pun meledak.
Dalam kesempatan itu, Ashley segera berlari pergi meninggalkan ruangan.
Kapten Avis bangkit dengan luka bakar di wajahnya akibat ledakan. Ia berteriak karena murka. "Tak akan aku biarkan!"
Kapten Avis menghidupkan interkom. "Tangkap Ashley Lincoln, hidup atau mati!"
Di luar ruangan, pasukan Avis lainnya sedang menyebar mencari keberadaan Ashley sesuai dengan perintah dari kapten mereka. Semua layar di dinding menunjukkan wajah Ashley yang dicap sebagai buronan.
Sementara itu, Ashley sedang berada di langit-langit ruangan dan memperhatikan rekan-rekannya yang tengah sibuk mencari dirinya.
Ashley menembaki mereka satu persatu dengan pistol berjarum yang mengalirkan obat bius. Setelah mereka tak sadarkan diri, Ashley melompat ke lantai dan melanjutkan pelarian.
Akhirnya, Ashley sampai di depan pintu utama menuju ke luar ruangan. Namun, pintunya tak dapat dibuka dengan kartu pemindai karena Ashley telah dinyatakan sebagai buronan oleh sistem. Jadi, kartunya tak bisa digunakan.
Sebuah peluru melesat dan mengenai pinggangnya. Wanita itu meringis dan jatuh terduduk.
Rupanya, yang barusan menembak adalah Kapten Avis. Dan peluru yang digunakan adalah peluru tembak-ledak. Namun, sebuah keajaiban di mana Ashley tak meledak meski peluru itu bersarang beberapa menit di pinggangnya.
"Kau beruntung sekali, tapi kali ini tidak." Kapten Avis menembakkan peluru tembak-ledak untuk kedua kalinya, tapi meleset karena Ashley berguling, lalu bersembunyi di balik tiang.
Dinding yang terkena tembakan Kapten Avis pun meledak dan rusak. Terlihat kabel-kabel di dalam dinding yang mengalami korsleting.
Ashley meringis kesakitan dengan darah yang terus mengalir dari luka di pinggangnya. Sebagian menetes ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRIK 05
AventuraKetika zombie menguasai wilayah tempat tinggalmu, apa yang akan kau lakukan? Kau yakin akan bertahan di dalam rumahmu? Mereka sangat peka dengan suara dan bau tubuh manusia.