🍂 Part 10 🍂

585 52 2
                                    

🍂🍂🍂

Si zombie merangkak cepat ke arah Alden dan Abby yang sedang berlari di tangga. Kedua anak itu berhasil tertangkap. 

Alden dan Abby berteriak meminta tolong. 

Mulut si zombie terbuka lebar dan siap memangsa kedua bocah itu. Namun, sebuah peluru melesat dan mengenai jantung si zombie. Akhirnya, Alden dan Abby terlepas dari si zombie. 

Di lantai dua rumah seberang, terlihat seorang pria dengan senapan di tangannya. Ialah yang telah menembak zombie barusan untuk menyelamatkan nyawa Alden dan Abby. 

"Alden?" suara pria yang disusul dengan ketukan pada pintu. 

"Itu suara Kak Danny!" kata Alden sembari menuruni tangga disusul oleh Abby. 

"Kak Danny? Kakak tidak terinfeksi, kan?" tanya Alden yang sudah berada di depan pintu. 

"Aku baik-baik saja. Di mana Edgar? Aku sudah menghubunginya sebelum datang ke mari," kata Danny. 

Alden membuka gorden. Ia melihat Danny bersama seorang pria berbadan tinggi kekar berdiri di depan pintu. Keduanya terlihat baik-baik saja. 

Danny mendekat ke kaca jendela, lalu ia membuka lebar kedua matanya dengan tangan. "Lihat, aku tidak punya selaput di mataku."

Alden pun membukakan pintu. Ia terkejut melihat beberapa tumpukan zombi yang telah hangus terbakar di tengah jalan. 

"Kalian membunuhnya?" Abby melongo. 

"Sampai sejauh ini, kami hanya mengetahui kalau kelemahan mereka adalah api. Ya, meski tak terlalu efektif dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melumpuhkan mereka, kemudian membakarnya," jelas pria tinggi besar. 

"Di mana Edgar? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Danny sembari celingukan. 

"Kak Edgar pergi ke Kompleks D untuk menyelamatkan Nyonya Harsa dan Amber," jawab Alden. 

"Dan meninggalkan kalian di sini? Tanpa orang dewasa?" Danny tak percaya dengan keputusan Edgar. 

"Kami bersembunyi di loteng. Itu adalah satu-satunya tempat aman," ujar Alden. 

Pria yang tadi melesatkan tembakan menghampiri mereka. "Kalian baik-saja?" tanyanya. 

"Kami baik-baik saja," sahut Alden. 

Danny menepuk bahu pria yang barusan datang itu. "Pria ini bernama Devon. Dia adalah pemburu yang hebat."

Devon mengangkat dua jarinya sebagai simbol peace. 

Danny beralih menunjuk pria tinggi besar. "Dan yang ini adalah Sean, mantan atlet gulat. Mereka berdua temanku," tuturnya. 

"Apakah kalian tim pembasmi zombie? Sangat keren," puji Abby dengan mata berbinar-binar. 

"Kami sedang mencari manusia yang belum terkena virus zombie, lalu membawa mereka bersama kami, dan mencari tempat aman. Ya, sekalian memusnahkan para zombie itu," jelas Sean. 

"Ada supermarket besar di pusat distrik. Terdapat banyak sekali persediaan makanan dan tempatnya sangat aman. Tujuan kami adalah tempat itu," ucap Devon. 

"Aku akan menghubungi Edgar untuk memberitahunya tentang tujuan kita. Semoga dia baik-baik saja," kata Danny sembari mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Edgar. 

Di seberang sana, Edgar tampak fokus menyetir. Ponselnya berdering menandakan ada telepon yang masuk. Pria itu pun mengangkatnya. 

"Ya, ada apa, Danny?" Edgar mengapit ponsel tersebut pada telinga dan bahunya karena ia sibuk menyetir. 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang