🍂 Part 27 🍂

419 36 0
                                    

🍂🍂🍂 

Distrik 03.

Danny, James, dan yang lainnya sedang berada di salah satu rumah terbengkalai untuk berlindung. Dari jendela, Danny melihat mobil yang mereka gunakan tengah dirusak oleh para zombie. 

"Tak ada jalan ke luar," gumam salah satu dari mereka. 

"Aku baru saja mendapatkan pesan dari Devon yang mengatakan kalau Sherin telah kembali," kata James. 

"Apa?" Danny dan yang lainnya tampak terkejut. 

"Dia diisolasi di ruangan khusus karena bertindak agak mencurigakan," jelas James. 

"Jauh-jauh kita mencarinya hingga ke tempat ini, tapi dia sendiri malah kembali. Apa maksudnya ini semua?" gerutu salah seorang pemuda. 

"Kita berniat menolongnya, tapi malah kita yang dapat masalah."

Akhirnya, keenam pria itu pun memutuskan untuk bermalam di rumah terbengkalai tersebut setelah memastikan tak ada lubang atau tempat ke luar masuknya zombie. 

Bendera SOS yang berukuran cukup besar berkibar di atap rumah. 

Ada daging dan telur di kulkas. Mereka pun memasak dan menyantapnya bersama-sama. 

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Keenam pria itu bergantian istirahat dan berjaga setiap tiga jam sekali. 

Samar-samar, mereka mendengar suara deru mobil di kejauhan. Dua pria yang berjaga membangunkan Danny, James, dan dua pria lainnya. 

"Suara mobil. Apakah masih ada orang di zona hitam ini?" tanya Danny sembari mengucek matanya dan bangkit untuk duduk. 

James mengintip dari jendela. Terlihat dua mobil berwarna hitam berhenti di depan rumah yang mereka gunakan untuk bernaung. Para zombie langsung menyerbu kedua mobil tersebut. 

Pintu mobil terbuka. Orang-orang berpakaian khusus dan bersenjata keluar, lalu menembaki para zombie. Zombie yang terkena tembakan akan meledak seketika. Rupanya amunisi yang mereka gunakan sejenis peluru peledak. 

"Apakah mereka tim penyelamat?" 

"Sepertinya iya," jawab Danny. 

Para zombie yang berkeliaran di depan rumah pun tumbang setelah meledak karena tembakan para pasukan khusus itu. Salah satu dari mereka mengetuk pintu. 

"Apakah ada seseorang di dalam?" tanya orang yang mengetuk pintu. 

"Kalian siapa? Sedang apa kalian di sini?" tanya James yang bersiap dengan pistolnya, begitu pula dengan Danny yang lainnya sudah memegang senjata di tangan masing-masing untuk berjaga-jaga. 

"Kami adalah pasukan Avis," jawab salah satu dari pasukan itu. 

Danny dan yang lainnya saling pandang. 

"Avis itu apa?" Danny bertanya pada James. 

"Aku tidak tahu. Tidak ada satuan yang bernama Avis di negara ini," sahut James. 

"Kami pasukan khusus yang dibentuk untuk menangani masalah yang terjadi saat ini. Pasukan Avis adalah pasukan rahasia," ujar salah seorang pasukan. 

Danny, James, dan kawan-kawan tampak ragu. Mengingat apa yang sudah mereka lalui dan sikap pemerintah yang mengabaikan warga membuat mereka tidak yakin dengan bantuan yang ditawarkan oleh pasukan Avis. 

"Kami melihat bendera SOS di atap rumah ini. Jadi, kami yakin kalian manusia yang belum terinfeksi atau sudah terkena gigitan, tapi tidak menunjukkan gejala apa pun," ucap salah satu pasukan Avis. 

James maju sebagai yang terdepan untuk melindung lainnya karena ia seorang polisi yang bertugas menjaga keamanan semua warga. 

Danny menyentuh bahu James. "Kau yakin?"

James mengangguk. Ia pun membuka kunci dan memutar knop pintu. Danny dan yang lainnya bersiaga. 

Para pasukan Avis yang berjumlah lima orang itu tampak tenang. "Apakah ada yang terluka?" tanya salah satu dari mereka. 

"Tidak ada yang terluka parah. Hanya terkilir dan lecet biasa," jawab James. 

"Apakah kau seorang polisi?" tanya salah satu dari mereka sembari memperhatikan James. 

"Iya," jawab James. Ia memang tidak memakai pakaian dinas kepolisian, tetapi sikapnya menunjukkan kalau ia adalah seorang aparat yang bertanggung jawab. 

"Silakan masuk ke dalam mobil. Kami akan membawa kalian ke markas untuk pemeriksaan yang lebih lanjut." Pasukan Avis memberikan jalan untuk mereka lewat. 

James berkata, "Tidak hanya kami yang selamat. Ada banyak orang di Distrik 05 yang harus segera dipindahkan ke tempat aman."

"Kami tidak diberikan perintah untuk memasuki Distrik 05. Ada tim lain yang bertugas di sana. Kami adalah pasukan Avis yang dikhususkan untuk mengawasi Distrik 03," jawab salah satu dari mereka. 

"Ada pasukan lain yang bertugas mengawasi Distrik 05? Lalu, selama beberapa minggu ini apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka tak menyisir seluruh area di Distrik 05 untuk memeriksa apakah ada seseorang yang perlu diselamatkan?" tanya James. 

"Masuklah ke dalam mobil. Kami akan menjelaskannya di dalam." Pasukan Avis membukakan pintu mobil. 

Danny menyahut, "Kami tak akan pergi sebelum kalian mengevakuasi semua orang di Distrik 05. Mereka sekarang bersembunyi di pusat perbelanjaan terbesar di Distrik 05."

"Kami akan menghubungi pasukan Avis yang bertugas di Distrik 05," ucap pasukan yang bertubuh paling tinggi. 

Akhirnya, James, Danny, dan yang lainnya masuk ke dalam mobil. 

James dan Danny duduk bersebelahan di kursi tengah, dua pasukan Avis di kursi depan, dan satu orang lagi di belakang. 

Danny bertanya, "Jadi, kenapa Distrik 05 ditandai sebagai zona hitam? Padahal kalian sama sekali tidak pernah memeriksa wilayah tersebut."

"Kami hanya mengikuti perintah," jawab anggota Avis yang duduk di kursi belakang. 

"Setidaknya berikan alasan, kenapa pemerintah tidak mengambil langkah untuk menyelamatkan para warganya?" giliran James yang bertanya.

"Pemerintah sengaja menandai sebagian besar wilayah di Idenville sebagai zona hitam meski mereka tahu masih ada orang yang tak terinfeksi di dalamnya. Upaya itu dilakukan agar tak ada keluarga korban yang berada di luar wilayah __yang tak terpapar virus zombie__ datang ke wilayah yang terpapar. Jika itu sampai terjadi, korban akan terus berjatuhan," jelas anggota Avis yang duduk di kursi depan. 

James dan Danny mencerna ucapan pria itu yang dirasa ada benarnya. 

"Apakah kabel di menara jaringan yang terputus adalah ulah kalian?" tanya James pada intinya. 

Tak ada yang menjawab. 

James kembali bertanya, "Kenapa kalian melakukan itu? Apakah alasannya sama? Agar orang-orang di Distrik 05 tak menghubungi orang luar?"

"Kami hanya menjalankan perintah," ucap anggota Avis yang menyetir. 

Danny bersuara, "Jadi, apakah pemerintah sudah menemukan bagaimana cara menyelesaikan masalah ini? Para zombie itu terus berkeliaran dan berevolusi seiring berjalannya waktu."

"Kami tidak tahu soal perkembangan penelitian yang dilakukan oleh ilmuanilmuwan untuk mengatasi masalah ini. Itu di luar tugas kami," jawab anggota Avis yang duduk di kursi belakang. 

Hening. 

Tak ada yang bersuara. Mereka semua tenggelam dalam pikiran masing-masing. Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam kepala Danny dan James. 

"Jadi, kita akan pergi ke mana?" tanya Danny. 

"Markas Avis."

🍂🍂🍂 

Karya asli Ucu Irna Marhamah 

21.28 | 14 Februari 2019 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang