🍂 Part 48 🍂

363 36 0
                                    

🍂🍂🍂

Profesor Lincoln mengakhiri penjelasannya. 

Max bertanya, "Lalu, bagaimana bisa Anda mengetahui di mana kami berada? Anda menelepon ke kantor polisi yang kebetulan saat itu kami berada di sana."

Lincoln menjawab, "Aku punya orang dalam."

Max dan Alma saling pandang. 

"Apakah 911?" tanya Harsa. 

Lincoln menggeleng. "Tidak, 911 tidak akan pernah merespon panggilan kalian karena sistem di Idenville sudah disabotase oleh pasukan Avis. Jadi, jangan berharap lebih pada mereka," tuturnya. 

Hening. 

"Sepertinya kalian lelah. Kalian boleh istirahat di kamar lantai satu. Ada banyak kamar di sana," ucap Lincoln. 

Ketika mereka membuka pintu, seorang anggota Avis bersenjata lengkap berdiri di depan pintu. Refleks Max dan Ezlyn menodongkan pistol pada anggota Avis tersebut. 

Alma dan Harsa juga bersiaga. Alma mengeluarkan pistol pemberian Edgar meski tak tahu cara menggunakannya. 

Namun, tampaknya anggota Avis tersebut tak ada niatan untuk menyerang. Justru, ia membuka helmnya. Ternyata ia adalah Ashley. 

"Kalian tidak perlu berlebihan. Dia adalah 'orang dalam' yang aku maksud," jelas Lincoln. 

"Orang dalam yang Anda maksud adalah anggota Avis?" tanya Alma. 

"Ya. Dia adalah orang yang menemukan keberadaan kalian di super market. Tanpanya, aku tidak akan bisa membantu kalian," tutur Lincoln. 

"Apakah mereka baru datang, Profesor?" tanya Ashley. 

"Ya," sahut Lincoln. 

"Kapten Avis melacak keberadaan mereka. Sepertinya ada alat pelacak yang terpasang pada tubuh mereka," ucap Ashley sembari melihat satu per satu orang di depannya. 

"Siapa yang memasang alat pelacak pada kami?" tanya Max. 

"Entah." Ashley mengambil alat pendeteksi logam dari lemari, lalu memindai tubuh Max dengan alat tersebut. Alat itu berbunyi ketika memindai di bahu Max. 

Ashley menepuk-nepuk bahu Max yang terdapat serbuk logam. "Ternyata ada seseorang yang menaburkan serbuk logam untuk melacak kalian."

Max tampak berpikir. "Siapa pelakunya? Siapa yang melakukan ini? Bahkan, kami belum sempat berkontak secara langsung dengan anggota Avis. Bagaimana cara mereka menempelkan serbuk logam?"

"Minggir." Ashley beralih pada Alma. Ia juga menemukan serbuk logam di rambut wanita itu. "Jelas-jelas ini disengaja. Mungkin ada seseorang di timmu yang berkhianat dengan memihak pada Avis."

Ashley memindai tubuh semua orang termasuk anak-anak. Mereka semua memiliki serbuk logam yang menempel. 

"Kalian harus membersihkan diri dan ganti baju," kata Ashley. 

Ezlyn bersuara, "Ada seseorang menebarkan serbuk logam itu pada pakaian atau rambut kami. Artinya, orang itu ada di antara kami?"

Mereka saling mencurigai satu sama lain. 

Ashley mengatakan, "Bisa jadi, tapi mungkin juga orang yang menaburkan serbuk logam ini sudah 'tereliminasi' sebelum kalian tiba di sini."

Lincoln bersuara, "Kalian tidak perlu khawatir. Yang penting, sekarang alat pelacaknya sudah dibereskan." 

Di beberapa kamar tamu.

Max tidur sendiri, Harsa bersama kedua putri kembarnya, anak-anak tidur bertiga di setiap kamar, sementara Alma tidur sekamar dengan Ezlyn. 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang