🍂 Part 14 🍂

484 39 6
                                    

🍂🍂🍂

Terdengar suara gedoran pada pintu. Ezlyn ke luar dari kamar mandi. Ia mengintip lewat lubang pintu. Tiba-tiba mata yang tertutup selaput menatap ke lubang pintu. Ezlyn terlonjak dan terpundur. 

Gedoran itu terdengar semakin keras. Ezlyn melihat ke sekeliling. Pandangannya tertuju pada gunting di meja. Ia pun mengambilnya dan tanpa pikir panjang, Ezlyn membuka pintu kamar, lalu menusuk-nusuk wajah Marcus. 

Ezlyn melompat dan menindih Marcus, kemudian melilitkan kabel yang menjuntai ke leher zombie tersebut. Ezlyn berpindah menjadi di atas kepala Marcus. Ia menarik kencang kabel tersebut, lalu menusuk-nusuk leher Marcus hingga akhirnya terputus dari badannya. 

Meski kepala Marcus sudah terputus, jemari tangannya tampak bergerak-gerak. Namun, itu hanya sesaat sebelum akhirnya benar-benar tewas. 

Tercium aroma terbakar dari lantai bawah. Ezlyn pun segera menuruni tangga. Ia melihat Marine yang sudah berubah menjadi zombie itu sedang membakar dirinya sendiri. 

"Ibu." Ezlyn menatap sang ibu dengan pandangan yang mengabur karena buliran bening menggenang di pelupuk matanya. 

"Maaf telah membuatmu berada di situasi yang sulit seperti ini." Berakhirnya kalimat itu, tubuh Marine meleleh. 

Ezlyn menangis tanpa suara. Gadis itu jatuh tertekuk di lantai. 

Setelah beberapa menit menenangkan diri dan mencoba memahami situasi, Ezlyn menyeret tubuh dan kepala Marcus untuk dibakar di dapur. 

Ezlyn bisa bernapas lega. Ia kembali membersihkan tubuhnya dari cairan hitam. 

Ketika Ezlyn ke luar dari kamar mandi dapur, ia melihat kucing kesayangannya tengah menjilati sisa cairan hitam yang menggenang di meja dapur. 

Kucing Ezlyn tiba-tiba mengejang dengan mulut yang terbuka lebar. 

Ezlyn yang menyaksikan itu terpundur ketakutan. 

Si kucing memuntahkan cairan hitam yang amat banyak ketimbang yang ia jilat sebelumnya. Cairan hitam itu menggenang di meja, sebagian menetes ke lantai. 

Perlahan kedua mata si kucing tertutup. 

Ezlyn mengambil tongkat besi pembakaran untuk berjaga-jaga. Ia tetap mengawasi si kucing. 

Tiba-tiba kedua mata si kucing terbuka dengan selaput yang menutupi bola matanya. Makhluk yang sudah berubah menjadi zombie itu bangkit dan mengeong. 

Ezlyn menelan saliva. 

Telinga si kucing zombie bergerak-gerak untuk mendeteksi keberadaan Ezlyn. Makhluk itu melompat ke lantai dan berlari cepat ke arah majikannya. 

Namun, Ezlyn menendangnya hingga terlempar. Gadis itu berlari menuju ke pintu belakang, tapi si kucing mencegahnya pergi dengan mencakar tangan Ezlyn. 

Dengan menggunakan wajan gagang satu sebagai tameng agar tidak terkena gigitan si kucing zombie, Ezlyn berkali-kali mendapatkan cakaran di tangannya meski ia berhasil menahan mulut si kucing dengan wajan tersebut. 

Terpaksa Ezlyn memasukkan si kucing zombie berikut dengan wajannya ke dalam tempat pembakaran. Gadis itu pun menyalakan korek api dan membakar si kucing zombie. 

Ezlyn mengunci pintu kamar dan jendela. Gadis itu mondar-mandir sembari mengotak-atik ponsel. Ia berkali-kali mencoba menghubungi 911, tapi panggilannya tak kunjung terhubung. Entah apa penyebabnya. Padahal sinyalnya benar-benar bagus. 

Ezlyn beralih melihat pembaharuan status teman-temannya yang menunjukkan kalau mereka juga sedang diserang zombie yang merupakan tetangga mereka sendiri. Bahkan, ada juga teman Ezlyn yang melakukan siaran langsung dan diserang oleh zombie. 

Situasi saat ini membuat Ezlyn panik dan ketakutan. Suara-suara geraman zombie di luar sana terdengar jelas sampai ke lantai dua kamarnya. 

Bahkan, kini terdengar suara gedoran pada pintu kamar yang bersahutan disusul suara geraman para zombie yang jumlahnya lebih dari dua. Entah bagaimana caranya para zombie itu bisa masuk. Ezlyn sudah mengunci semua pintu dan jendela sebelum masuk ke kamar. 

Ezlyn membuka jendela. Ada dahan pohon yang cukup besar mencuat ke depan jendela kamar. Tanpa pikir panjang, gadis itu pun ke luar dari kamarnya dan menaiki dahan pohon tersebut. 

Dengan susah payah, Ezlyn merangkak turun dari pohon. Ia berhasil. 

Merasa jika rumahnya sudah tidak aman lagi, Ezlyn pun berniat untuk pergi mencari bantuan. Namun, semua orang di Distrik 07 sudah berubah menjadi zombie. 

Ezlyn mengendap-endap agar tak ditemukan oleh para zombie itu. Akhirnya ia berhasil ke luar dari Distrik 07. 

Di jalan raya perbatasan antara Distrik 07 dan Distrik 06, Ezlyn menyetop mobil yang lewat. Namun, tak ada yang mau memberikan tumpangan karena mereka takut melihat penampilan Ezlyn yang kotor, berdarah, dan mencurigakan. 

Terpaksa Ezlyn harus berjalan kaki sejauh yang ia bisa untuk pergi dari Distrik 07.

Namun beruntung, ada sepasang suami istri tua yang baik hati menawarkannya tumpangan. 

Ezlyn pun berterima kasih dan naik ke dalam mobil. Kebetulan pasangan tua itu berniat pergi ke Distrik 06 di mana mereka ingin mengunjungi sang anak. 

"Kami mendengar kabar tentang Distrik 06 yang diserang oleh zombie pada pukul 7. Karena khawatir, kami ingin pergi ke sana untuk melihat kondisi anak kami yang baru menikah dua minggu yang lalu," ucap si nenek. 

"Distrik 06 juga diserang zombie?" Ezlyn tampak panik. 

"Iya," sahut si kakek. 

Ezlyn tampak khawatir. Tujuannya adalah tempat yang tak ada zombie. Jika ia pergi ke Distrik 06 yang sudah didatangi zombie, sama saja seperti mendatangi mara bahaya di tempat lain. Sudah sulit ke luar dari tempat sebelumnya, lalu akan menghadapi kesulitan lainnya? 

Sampailah mereka di Distrik 06 di mana mobil mereka melewati sekumpulan zombie di sisi kanan dan kiri yang sedang menyerang hewan-hewan besar seperti sapi, kuda, kerbau, dan hewan lainnya. 

Seekor kerbau yang sudah terinfeksi virus zombie berlari ke arah mobil mereka yang sedang melaju. 

"Tidak!" teriak Ezlyn. 

Serangan itu tak dapat dihindari. Si kerbau menyeruduk mobil mereka hingga berguling-guling ke parit. Si kerbau zombie pergi untuk menyeruduk apa pun yang ada di depannya. 

Asap mengepul di atas mobil tersebut. Di dalam mobil, Ezlyn dan kedua pasangan tua itu terluka, tetapi tampaknya tidak terlalu parah. 

Ezlyn melepaskan sabuk pengaman dan ke luar dari mobil. Ia menolong si nenek untuk ke luar lebih dulu. Setelah itu, Ezlyn menolong si kakek. 

Namun, ketika menolong si kakek, Ezlyn dikejutkan dengan zombie kerbau yang ternyata kembali dan menyeruduk si nenek hingga terpental. 

"Tidak!" Ezlyn berteriak untuk mengalihkan perhatian si kerbau zombie, tetapi si nenek tewas tercabik-cabik oleh zombie kerbau yang tak berhenti menggigitnya. 

Ezlyn berhasil menolong si kakek ke luar dari mobil tersebut. Ia memapahnya dan membawanya ke tempat aman. 

"Maafkan saya, saya tak berhasil menyelamatkan istri Anda," ucap Ezlyn. 

Dalam kondisi lemah, si kakek tak menanggapi. Pria tua itu mengatur napasnya yang tak beraturan. 

"Di mana ponsel Anda? Saya akan menghubungi anak Anda untuk datang menjemput," kata Ezlyn. 

Pria tua itu memberikan ponselnya dan menyebutkan nama putrinya di kontak. Ezlyn mencari dan menelepon nomor tersebut. Terjadi percakapan di antara keduanya sampai akhirnya panggilan pun berakhir. 

🍂🍂🍂

Karya asli Ucu Irna Marhamah 
21.28 | 14 Februari 2019

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang