🍂 Part 15 🍂

490 47 8
                                    

🍂🍂🍂

Ezlyn dan si kakek masih bersembunyi di bawah lorong saluran air. Mereka menunggu kedatangan anaknya si kakek. 

Tak lama kemudian, terdengar suara mobil yang berhenti di jalanan, di atas mereka. 

Pintu mobil dibuka, seorang wanita ke luar dengan mengendap. Ia turun ke parit dan berhasil menemukan ayahnya bersama Ezlyn. 

"Dia terluka," bisik Ezlyn sembari membantu si kakek berdiri. 

"Terima kasih sudah menjaganya. Ikutlah bersama kami," ucap wanita itu. 

Ezlyn terdiam. Kini ia telah menjadi anak yatim piatu dan hidup sebatang kara. Namun, ia juga tidak ingin merepotkan keluarga si kakek yang notabene adalah orang asing. 

"Tidak, terima kasih. Aku akan pergi dari sini." Ezlyn pun berlalu pergi. 

Zombie terlihat berkeliaran di Distrik 06, tetapi tidak sebanyak di Distrik 07. Masih ada beberapa orang yang berlalu lalang, melawan para zombie dengan membakar dan memenggal kepala mereka. 

Dua orang pemuda memasukkan barang-barang mereka ke bak mobil pick up sembari berbincang-bincang. 

"Sial, ini kiamat zombie?"

"Jangan banyak bicara, ayo pergi dari sini."

"Pergi ke mana, Bung?"

"Pergi ke distrik lain atau ke luar saja dari Idenville."

Kedua pemuda itu pun masuk ke dalam mobil yang kemudian melaju pergi meninggalkan Distrik 06.

Dari bawah terpal pick up, kepala Ezlyn muncul. Rupanya ia bersembunyi sedari tadi di dalam sana. Gadis itu melihat ke sekeliling, lalu kembali bersembunyi. 

Di bawah terpal, Ezlyn menangis tanpa suara meratapi nasibnya. 

Setelah beberapa kilometer perjalanan, tiba-tiba mobil berhenti. Ezlyn berpikir kalau mereka mungkin sudah sampai di tempat tujuan. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan memeriksa Google Maps untuk mengetahui di mana ia berada. 

Ternyata mereka masih berada di Distrik 06 yang sebentar lagi memasuki Distrik 05.

Terdengar suara hantaman keras pada bagian depan mobil yang membuat Ezlyn tersentak kaget. Disusul dengan suara teriakan kedua pemuda itu. Sepertinya ada zombie yang menyerang mereka. 

Ezlyn hanya bisa terdiam dalam ketakutan. Ia menutup rapat mulutnya karena tidak ingin diketahui keberadaannya oleh si zombie. 

Kedua pria itu berhenti berteriak. Mereka mungkin telah mati. 

Selanjutnya, yang terdengar adalah suara geraman. Entah geraman si zombie yang baru saja menyerang atau suara kedua pemuda tadi yang sudah berubah menjadi zombie. 

Namun, suara geraman itu bukanlah suara geraman manusia yang berubah menjadi zombie, melainkan suara geraman hewan. Mungkin hewan yang sudah berubah menjadi zombie. Suara geramannya terdengar semakin dekat. 

Ezlyn menutup rapat matanya dan membekap mulut dengan kedua tangan agar tidak berteriak secara tiba-tiba. 

Mobil berguncang ketika ada sesuatu yang besar melompat ke bak mobil. Ezlyn menelan saliva. Lewat lubang terpal, Ezlyn bisa melihat jika sosok itu adalah beruang zombie. 

Si beruang zombie mengacak-acak semua barang di bak hingga terpalnya terbuka. Ezlyn tak bergerak sedikit pun ketika tempat persembunyiannya ditemukan. Gadis itu hanya bisa pura-pura mati. 

Zombie beruang merangkak mendekati Ezlyn. Ia mengendus-endus tubuh lunglai gadis itu. Ezlyn bisa merasakan embusan napas si beruang zombie. 

Karena mengira jika Ezlyn sudah mati, beruang zombie pun pergi begitu saja. 

Setelah yakin situasi sudah aman, Ezlyn bangkit dan turun dari mobil. Rupanya mobil pick up tersebut berhenti di dalam hutan. Ezlyn melihat tubuh kedua pemuda itu tergeletak di tanah dengan organ tubuh berceceran. 

Tidak ingin menunggu kedua pria itu berubah menjadi zombie, Ezlyn segera pergi dari sana untuk mencari jalan ke luar. Ia memeriksa aplikasi lokasi di Google Maps pada ponselnya. 

Ezlyn harus menempuh perjalanan sejauh dua kilometer untuk sampai di Distrik 05. Ia pun mulai melangkahkan kakinya dengan mengikuti arahan Google Maps. 

Beruntung di hutan tidak ada zombie. Setidaknya Ezlyn bisa lebih tenang. Gadis itu sudah lelah. Ia duduk dan menyelosorkan tubuhnya seperti bermain perosotan di lereng bukit agar tak perlu repot-repot melangkah. 

Di kejauhan, Ezlyn melihat sebuah rumah yang berdiri sendiri di dalam hutan. Karena sudah lelah berjalan kaki, ia pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di rumah itu. 

Ezlyn mengetuk pintu sembari bersiap dengan tongkat kayu yang ia temukan di depan rumah. Tidak ada jawaban. Ia pun memberanikan diri masuk ke dalam karena pintu tak dikunci. 

Ruangan terlihat terang karena lampunya menyala. Ezlyn mengambil botol air mineral di meja yang masih baru, lalu membuka dan meminumnya. 

Ezlyn tidak menyadari ada sesuatu yang sedang mengawasi dari belakang. Perlahan sosok itu mendekat. 

Setelah menghilangkan dahaga, Ezlyn meletakkan botol ke meja dan itu menimbulkan suara. Tiba-tiba sosok itu melompat ke punggung Ezlyn dan menggigitnya. 

Ezlyn berteriak karena kaget. Rupanya itu adalah zombie bocah perempuan. Dengan segera, Ezlyn membanting tubuh kecil itu ke lantai. 

Bahu Ezlyn terkena gigitan. 

Si bocah zombie kembali menyerang. Ezlyn menggunakan tongkat kayu untuk memukul mundur bocah itu. 

Suara keributan Ezlyn dan si bocah zombie mengundang perhatian anjing zombie di belakang rumah. Anjing itu berlari masuk ke dalam rumah sembari menggeram. 

"Sial!" Ezlyn segera berlari ke luar dari rumah itu. anjing zombie dan bocah zombie turut berlari mengejarnya. 

Ezlyn tak sengaja menjatuhkan ponselnya, tetapi ia tidak memiliki waktu untuk mengambilnya kembali. Ia pun terus berlari menuruni lereng perbukitan. Dan akhirnya ke luar dari area hutan. 

Dengan napas terengah-engah, Ezlyn terus saja berlari. Ia tak menyadari tanah berlumpur di depannya sehingga gadis itu pun jatuh dan masuk ke dalam lumpur. 

Anjing zombie dan bocah zombie yang merupakan pemiliknya telah sampai di lokasi Ezlyn. Mereka menyisir tempat itu mencari keberadaan Ezlyn. 

Zombie anjing mengendus-endus, tetapi ia tak dapat menemukan Ezlyn yang padahal jaraknya tak jauh dari tempat ia berdiri. 

Karena tak menemukan Ezlyn, kedua zombie itu pun berlalu pergi. 

Ezlyn ke luar dari kolam lumpur sembari memegangi bahunya yang sakit karena terkena gigitan si zombie bocil. 

Sejenak Ezlyn beristirahat di bawah pohon besar. Ia menunggu saat-saat di mana dirinya akan berubah menjadi zombie. 

Setelah beberapa menit berlalu, Ezlyn masih terlihat baik-baik saja. Ia tak menunjukkan gejala-gejala akan berubah menjadi zombie. Ia teringat pada sang ibu yang berubah menjadi zombie sesaat setelah Marcus menggigitnya. 

Ezlyn memeriksa bekas gigitan bocah zombie di bahunya. Ia memang benar-benar digigit. Gadis itu merasa bingung dan aneh terhadap dirinya sendiri. 

Karena merasa jika dirinya tak terinfeksi dan tak membahayakan, Ezlyn pun bergegas pergi dari tempat itu setelah dirasa energinya telah kembali. 

Distrik 05 sudah semakin dekat dari di depan sana. 

🍂🍂🍂 

Karya asli Ucu Irna Marhamah 
21.28 | 14 Februari 2019

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang