🍂 Part 45 🍂

362 33 2
                                    

🍂🍂🍂

Di laboratorium lantai dua, terlihat Profesor Lincoln tengah memeriksa Edgar. Ia melepaskan berangus yang terpasang pada wajah Edgar. 

Eric yang terbaring di ranjang sebelah hanya memperhatikan. 

"Apakah pria zombie ini diberikan obat bius?" tanya Lincoln. 

"Iya, Kak Alma yang melakukannya," jawab Eric. 

"Apakah dia seorang dokter?" tanya Lincoln lagi. 

"Dia perawat," sahut Eric. 

"Ada perawat di antara kalian rupanya." Lincoln ke luar sebentar dari laboratorium dan memanggil Alma agar masuk. "Bisakah kau membantuku?" tanyanya. 

Alma mengangguk. "Tentu, saya akan membantu sebisa mungkin."

Lincoln dan Alma menangani Edgar terlebih dahulu sebelum ia bangun dan menghancurkan segalanya di ruangan itu. 

"Jadi, apakah Anda bisa mengobatinya?" tanya Alma khawatir. 

Lincoln menjawab, "Sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk menghentikan virus zombie ini selain membiarkannya meledak."

Alma terdiam membeku mendengar ucapan Lincoln. Ia menatap Edgar dengan tatapan sedih. 

"Apakah kau istrinya?" celetuk Lincoln. 

Wajah Alma memerah. "Ah, bukan. Aku hanya... temannya. Kami teman di kampus dulu. Dia adik tingkatku," jawabnya. 

"Oh, begitu."

Hening. 

"Jadi, tidak ada cara lain?" tanya Alma yang nyaris menangis karena tak rela membiarkan Edgar meledak seperti zombie-zombie lainnya. 

"Tidak perlu khawatir. Aku punya alat yang akan membuat cairan hitam di tubuh pria ini meledak di dalam tanpa perlu merusak tubuhnya sama sekali," ujar Lincoln. 

Ucapan Lincoln membuat Alma merasa sedikit tenang walau ia masih terlihat khawatir. 

Lincoln memasukkan tubuh Edgar ke dalam kapsul __yang mirip dengan kapsul di markas Avis__, lalu menutupnya. 

"Apakah dia akan baik-baik saja?" tanya Alma. 

"Ya, dia akan baik-baik saja dan akan kembali menjadi manusia normal meski harus menunggu beberapa jam," kata Lincoln. 

"Tapi, tadi Anda bilang... tidak ada cara untuk menghentikan virus zombie ini," ucap Alma setengah bertanya. 

Lincoln terkekeh. "Aku hanya bercanda," tuturnya seraya melengos pergi menuju ke ranjang Eric. 

Alma melongo.

"Sebenarnya aku tidak bercanda. Aku serius. Belum ada cara yang lebih efektif untuk menghentikan virus zombie ini. Alat yang aku ciptakan itu terlalu lama dalam memproses. Jadi, terkadang zombie yang usianya sudah lebih dari satu hari akan meledak di dalam alat tersebut sebelum alatnya menyelesaikan proses," jelas Lincoln yang lagi-lagi membuat Alma kembali panik. 

"Sudah lebih dari satu hari Edgar menjadi zombie. Apakah dia juga akan meledak?" tanya Alma sembari menghampiri Lincoln. 

Lincoln memeriksa mata kiri Eric yang tertutup selaput. "Berdoalah," ucapnya. 

Alma pun mengatupkan kedua tangan dan berdoa dalam hati. 

"Kau spesial karena tidak sepenuhnya menjadi zombie. Jika saja bukan zombie di Distrik 01 yang menggigitmu," ujar Lincoln pada Eric. 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang