Bab 18.

2.2K 244 9
                                    

Hello!







ANTARA DUA CINTA





SANG mentari kembali bersinar dengan terang dari arah barat, menghangatkan penduduk bumi yang terkena sinar nya. Pagi ini terasa sangat indah dan syahdu, angin membawa udara dingin bekas hujan yang mengguyur ibu kota tadi subuh. Embun pagi dari dedaunan berjatuhan, burung burung berkicau menghiasi langit pagi yang sangat terang dan cerah.

Sinar matahari yang terik, menyorot wajah tampan yang penuh keringat milik seorang Daniel Bimantara. Pagi ini, ia tengah melakukan olahraga pagi, mengingat akhir akhir ini ia hanya melakukan olahraga simple, kini ia kembali memulai kebiasaan nya selama menjadi taruna Akademi militer. Daniel, telah menyelesaikan delapan kali putaran lari, netra Daniel mengindai ke arah sekitar.

Melihat hal hal yang di lakukan orang lain di taman tengah kota ini. Daniel kembali meraih botol minum, dan meminumnya, mata elang Daniel tertuju kepada sesosok gerombolan wanita yang tengah lari pagi disana. Daniel mengulum senyum.

" Kalo kata Aldo, ketemu secara tidak sengaja, artinya jodoh " Monolog Daniel.

" Tapi, nggak mungkin. Masa, Dokter Shani jodoh nya aku, mustahil sekali " Monolog Daniel.

Daniel terkekeh, menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. Kemudian, ia bangkit dari duduk nya dan kembali berjalan menuju rumah, mengakhiri olahraga pagi dan siap untuk bekerja.






















Di bawah pohon yang rindang, ketiga wanita berparas cantik, tengah duduk bersama sembari mengistirahatkan tubuh mereka yang terasa lelah. Padahal, mereka baru saja lari dua kali putaran, namun sudah sangat terasa capek dan melelahkan.

" Ngomong - ngomong, Shan. Kamu berantem sama Gracio? " Tanya Sisca.

" Enggak, nih. Ada apa, sis? " Tanya Shani sembari menatap ke arah Sisca.

" Nothing, semalam aku lihat Gracio ke bar " Ucap Sisca.

Mata Shani terbuka lebar mendengar ucapan Sisca,

" Really?! " Jawab Shani tak percaya.

" Yash, gurl. Dia ke bar, larut malam. Kayak lagi stress, dari ekspresi muka nya" Ujar Sisca.

Shani mengangguk dan ber-oh ria. Kembali meneguk minuman yang berada di tangannya.

" Wait, kamu nggak marah gitu? Nggak emosi gitu? Gracio, your boyfriend. Pergi. Ke. Bar. " Ucap Anin tak percaya melihat ekspresi Shani yang amat santai.

" Ya terus? apa yang harus aku lakukan? Aku marah? ngambek?, percuma. Palingan dia bujuk pake beliin tas baru, dah selesai " Jawab Shani.

Anin melempar pandangan ke Sisca, begitupun dengan sisca, keduanya saling melempar pandangan. Tak percaya, mengingat dahulu Shani adalah orang paling cerewet jika mengetahui Gracio berkunjung ke Bar. Namun, berbeda dengan kali ini, Shani nampak sangat santai.

Shani acuh, mengedarkan pandangan ke sekitar. Berharap bertemu dengan seseorang yang selalu menghantui pikiran nya itu. Namun, hasil nihil ia tak menemukan seseorang yang ia cari. Shani berdiri dari kursi, menatap kedua sahabat nya itu.

" Ayo pulang, aku shift siang " Ujar Shani.

" Okey, let's go " Jawab Sisca dan Anin serempak.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang