Bab 24

2.3K 270 6
                                    

Hello!










ANTARA DUA CINTA









SINAR mentari mulai menerangi bumi, terbit dari ujung timur bumi. Sinarnya yang sangat terik, berhasil membangunkan seluruh makhluk hidup. Burung burung berkicau, angin berhembus, dedaunan menari menyambut sang mentari. Sungguh, pagi yang sangat indah di kota metropolitan ini.

Sinar baskara, masuk ke dalam ruang kamar yang bernuansa putih melalui sela sela tirai jendela. Sinar mentari, menyorot ke arah wajah tampan milik seorang Daniel Bimantara, Daniel terusik. Mengerang pelan, sembari membuka mata perlahan. Pandangan pertama nya tertuju dengan ruangan nya yang gelap, dan di sinari oleh matahari.

Daniel menoleh ke samping, melihat sesosok wanita yang ia temui di tanah Papua beberapa bulan lalu. Senyum Daniel merekah, kemudian pandangan tertuju dengan pasutri yang masih tertidur disana. Daniel mengernyitkan kening nya.

" Astagaa, tuan devano dan Nyonya Shandra sampai tertidur disini. Merepotkan sekali aku " Batin Daniel.

Lalu, Daniel mengarahkan pandangannya ke langit langit kamar. Berpikir, akan sampai kapan ia terus berbaring di kasur rumah sakit seperti ini. Daniel teringat, sudah cukup lama ia tak mengenakan seragam kesayangan nya itu, seragam yang sangat ia impikan sedari kecil.

Daniel meringis menahan sakit, berusaha meraih handphone nya yang terletak di nakas samping kasur. Setelah terambil, Daniel langsung membuka. Menghiraukan notifikasi lainnya, dan segera membuka ruang chat Ollan, Aldo dan dirinya.




CALON PANGLIMA TNI
------------------------

Selamat pagi, calon jendral. Sudahkah kalian bangun? |

O

llan :

| Siap, selamat pagi. Sudah bangun ada apa?

Aldo :
| Baru saja

Ayo kita cari angin pagi, berjemur. Aku dan Aldo |  tak bisa berdiam diri disini selamanya. Aku merindukan seragam dan amukan komandan ku

Aldo :
| HAHA, aku juga merindukan amukan nya

Ollan :
| Aku segera ke ruangan kalian, bersabarlah

Aldo :
| Tak usah ke ruangan ku, ke ruangan Daniel saja

Jika ke ruangan ku, pelan pelan. Ada Shani dan |  kedua orang tuanya tidur disini

Aldo ;
| Haish, aku akan segera sembuh. Dan Ollan, kita harus berlatih pedang pora.

Ollan :
| HAHA, okeyy





Daniel menutup handphone nya, melihat ke arah samping. Menaruh handphone nya kembali ke nakas, dan bangun dari tidurnya. Daniel meringis kala merasakan bagian bagian tubuh nya yang masih terasa sakit.

Daniel duduk perlahan, merenggangkan otot nya yang sangat kaku. Tak lama kemudian, Ollan perlahan masuk ke ruangan Daniel. Daniel mengerti, memberikan kode kepada Ollan untuk mengambil kursi roda, sebab tubuh nya yang masih sakit karena beberapa obat yang di gunakan untuk mengobati luka nya.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang