Bab 8.

2.1K 251 6
                                    

Hello!








ANTARA DUA CINTA






Rumput hijau bertebaran, angin terus berhembus. Matahari semakin naik perlahan, di suatu lapangan yang cukup luas telah di adakah sebuah apel untuk pemberangkatan para anggota TNI-POLRI untuk memberantas pasukan bersenjata di Papua. Para anggota terpilih, sudah siap dengan berbagai persiapan yang harus mereka gunakan. Di dalam daftar anggota TNI-POLRI tentu saja terdapat nama Daniel dan Aldo.

Bahkan, keduanya menjadi pemimpin di penyerangan kali ini. Apel telah usai, para anggota TNI-POLRI yang ikut penyerangan mulai mengambil tas bawaan mereka dan tentu saja senjata. Mereka kembali bersiap, memeriksa dan memastikan tak ada barang yang tertinggal. Ini adalah tujuan utama dan tugas utama mereka di tugaskan di Papua.

Raut wajah takut dan khawatir, tercetak di wajah cantik milik Shani, ia terus menatap Daniel. Sesosok laki laki yang selalu melindungi nya semenjak ia tugas disini. Daniel menyadari bahwa dirinya sedang di perhatikan, menatap Shani lalu tersenyum.

" Saya berangkat terlebih dahulu, Dokter Shani. " Ujar Daniel.

" Berjanjilah untuk pulang dengan aman dan sehat, tanpa ada luka " Ucap Shani.

" Saya usahakan " Jawab Daniel.

Daniel tersenyum, mengambil tas ransel nya dan memakai helm anti peluru. Setelah itu, para anggota TNI-POLRI di berangkatkan dan memulai misi mereka yang menjadi tugas utama.

Shani menatap hari truck yang membawa para anggota TNI-POLRI untuk menjalankan tugas utama mereka. Tak mau ambil pusing, Shani menghampiri segerombolan anak kecil yang sedang bermain, senyuman manis pun terbit di bibir Shani, duduk dan bermain bersama.

Dua jam perjalanan berlalu, kini para anggota TNI-POLRI sudah sampai di tempat penyerangan mereka. Sebelum menyebar, mereka mendengar intruksi dari Daniel.

" Kita akan langsung menyerang mereka pada siang hari ini, kalian harus fokus, kerjasama dan saling membantu. Jika di luar kalian musuh, disini kalian teman. Mengerti? " Ujar Tegas Daniel.

" SIAP, MENGERTI KOMANDAN! " Jawab Tegas.

" Bagus, ayo segera kita kepung dan serang mereka "  Lanjut Aldo.

Beberapa anggota terlihat sedang mengenakan pakaian kamuflase, dan beberapa anggota mulai menyebar. Sebagai pemimpin, Daniel dan Aldo berasa paling depan untuk mengarahkan para anggota nya. Usai itu, mereka langsung mengepung markas besar pasukan bersenjata Papua, mereka langsung melaksanakan tugas tugasnya masing-masing.

Mereka tak langsung menyerang, Daniel mengarahkan mereka untuk mencari waktu yang pas untuk menyerang. Tangan Daniel terangkat, memberikan aba aba persiapan untuk anggota nya, perlahan tangan Daniel turun menekuk, dan terjadilah penembakan antara anggota TNI-POLRI dan para pasukan bersenjata.

Aksi tembak menembak terjadi selama berjam jam, tak hanya tembak menembak saja. Terjadi pertikaian fisik, yang di lkukan oleh para pasukan bersenjata ke anggota. Para TNI-POLRI pun tak melemah, mereka terus menyerang sampai pihak lawan merasa lelah.

Peperangan terus terjadi, tak peduli baju mereka yang penuh bercak darah dan luka. Terlebih Daniel, mengetahui Daniel merupakan pemimpin penyerangan tersebut, para pasukan bersenjata lebih fokus menyerang Daniel, yang lain pun tak tinggal diam, ikut melindungi Daniel.

Para pasukan terus berusaha untuk membunuh Daniel, namun naas tak ada yang bisa satupun di antara mereka.

Peperangan kali ini berhasil di menangkan oleh para anggota TNI-POLRI tanpa ada yang kehilangan nyawa satu pun. Berbanding balik dengan tim lawan, keduanya sudah kehilangan tiga anggota mereka. Usai itu, para anggota TNI-POLRI bersembunyi diam diam menuju tempat beristirahatan mereka.











Hari berganti malam, sinar rembulan kembali bersinar menghiasi langit malam hari ini. Di depan api unggun, Shani termenung. Ntah kenapa, pikiran nya sedari tadi hanya tertuju kepada Daniel, tak tau kenapa ia sungguh khawatir dengan sesosok pria yang melindungi nya beberapa hari terakhir ini. Sesosok Daniel yang lembut kepada wanita, membuat siapapun akan luluh jika di tatap oleh Daniel begitu saja.

Shani menunduk, melihat segelas coklat panas. Bedanya, hari ini ia harus membuat sendiri. Minum coklat bisa meringankan beban nya, namun nyata nya tidak. Ia semakin terpikir oleh Daniel. Ia terus berdoa agar Daniel dapat pulang dengan selamat.





























📍Jakarta, Indonesia. 22.30



Di sebuah rumah yang berdiri dengan tegah dan gagah berada di ujung kota Jakarta. Di rumah sebesar ini, di letakkan bersama pohon pohon yang rimbun dan menyajikan.

Tok.. tok.. tokk..

" Masuk! " Teriak seseorang yang sedang duduk di kursi kebesaran nya.

Seseorang tersebut langsung masuk ke dalam, melihat tuan nya.

" Mohon maaf, tuan muda. Izin menyampaikan, kini di Papua sedang terlaksana penyerangan terhadap pasukan bersenjata " Ujar Bodyguard tersebut.

" APA!?, apakah Shani terlibat? " Tanya Gracio sembari menatap tajam wajah sang bodyguard.

" Tidak tahu, tuan muda. Saya hanya mendapatkan info tersebut " Ujar Sang bodyguard.

" TIDAK BERGUNA!, PERGI DARI SINI. DAN CARI INFO YANG LEBIH LENGKAP!? MENGERTI!! " Bentak Gracio.

" Siap, mengerti tuan muda " Jawab Bodyguard tersebut ketakutan.

Gracio berdecak kesal, mengambil handphone nya dan terus menghubungi Shani. Gracio kembali berdecak, kala Shani tak kunjung menjawan telfon nya.

Gracio melempar handphone nya begitu saja, berjalan cepat ke arah depan TV, di televisi sedang menyiarkan berita terkini mengenai penyerangan dadakan yang di lakukan oleh para anggota TNI-POLRI, Gracio cukup bernafas lega, kala seseorang yang di wawancarai tak mengatakan bahwa anggota team media ikut turun.

" Aku janji, Shani. Setelah kamu pulang, kita akan melangsungkan tunangan kita yang sempat tertunda " Monolog Gracio.

Gracio terus memandangi televisi, menyaksikan berita tersebut. Usai sudah, ia langsung mematikan televisi dan kembali bekerja di hadapan laptop.





























Suara gemuruh para wartawan menyelimuti suasana sore hari ini, pasca terlaksana penyerangan dadakan terhadap pasukan bersenjata. Tak hanya komandan Shani dann yang ikut menjawab pertanyaan para netizen. Usai tanya jawab sudah selesai, kini semuanya kembali ke tenda untuk beristirahat, namun tidak dengan Shani, ia terus kepikiran dengan sesosok Daniel yang selalu menghantui pikiran nya.



Malam ini, malam yang tak biasa. Mereka harus tidur sembari berjaga-jaga untuk melindungi rekan rekan lainnya, Daniel menatap langit malam yang sangat teramat ramai oleh para bulan dan bintang. Ia merasakan perih nan sakit di sekujur tubuhnya. Walaupun ia meruapakan seorang perwira, namun Daniell tetaplah seorang manusia yang memiliki rasa sakit.

Di kala merasakan tubuhnya yang sakit, pikiran nya mendadak tertuju kepada Shani. Ia teringat bagaimana reaksi Shani pertama kali saat mengobati luka yang ada di perut nya, tiba tiba saja wajah ayu nan rupawan Shani terekam jelas di otak Daniel, seolah olah menanyangkan ulang betapa cantik nya seorang dokter Shani Indira.

Daniel menepuk-nepuk pelan pipinya, bangun dari posisi tidurnya dan melihat ke arah samping kanan kiri. Semua rekan nya sudah tertidur, ini tandanya ia harus berjaga semalam untuk menghindari serangan dadakan dari pasukan bersenjata papua.



































VOTE.
[24/10/23]




𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang