Bab 31

2.4K 280 17
                                    

Hello!







ANTARA DUA CINTA YANG




HEMBUSAN udara segar nan sejuk, udara yang hangat, menerpa seluruh manusia yang beraktivitas pada pagi hari ini. Pagi ini, terasa lebih sejuk setelah tadi subuh di guyur hujan. Hembusan angin tercampur hangat dan dingin. Hujan tadi subuh menilas, di dedaunan.

Hembusan angin menerpa wajah cantik milik seorang dokter muda Shani Indira, memejamkan mata membiarkan angin mengobrak-abrik rambutnya. Pria tampan nan berpostur tubuh tinggi di samping Shani, menoleh. Senyum terukir di bibir sang pria, tangannya terangkat untuk merapikan anak rambut Shani yang menutupi wajah cantik nya.

Mata Shani perlahan terbuka, menoleh ke arah pria yang lebih tinggi nya dari nya itu. Menatap sang pria, yang sibuk merapikan rambut nya.

" Kenapa di rapikan, biarin aja. Aku suka " Ujar Shani.

" Aku tak suka, aku menjadi tidak bebas melihat kecantikan kamu, gara - gara angin. Aku ingin memperlihatkan ke matahari pagi, jika ada yang lebih indah dari nya. Yaitu, engkau Shani Indira " Jawab Daniel seraya tersenyum dan menjauhkan tangan kekar nya dari rambut Shani.

Shani mengulum senyum, perutnya memanas, seperti ada ribuan kupu - kupu yang berterbangan disana. Shani menahan agar pipi nya tidak memerah, ia mencubit perut Daniel.

" Awss " Ringis Daniel sembari terkekeh.

" Gombal " Cibir Shani.

" Belajar darimana, sih? " Tanya Shani menginterogasi.

Daniel terkekeh.

" Aldo dan Ollan, semalam mereka kemari dan di ajari gombal " Jawab Daniel.

Shani memutar bola mata malasnya, ia memutar badan dan menghadap ke arah Daniel sembari melipat kedua tangannya di dada.

" Sudah berapa wanita yang terkena rayuan maut mu, Letnan Daniel? " Tanya Shani jutek.

Daniel terkekeh, tersenyum jail.

" Satu " Jawab Daniel cepat.

" SIAPA!? " Jawab Shani terkejut.

" kau " Jawab Daniel cepat.

Daniel berlari sebelum terkena cubitan dan pukulan maut dari Shani, ia berlari tidak menggunakan tenaga agar Shani bisa mengejar nya. Keduanya saling mengejar, kejar kejaran di taman rumah Shani.

Shani sudah pulang dari rumah sakit dari semalam. Itu berkat Shani merengek kepada sang ayah, dan ia berhasil pulang. Sedangkan Daniel, ia menginap di paviliun milik keluarga Shani yang di peruntukan untuk satpam rumah Shani.

Dari jarak kejauhan, Tuan besar Dewangga dan sang putra Devano, memerhatikan interaksi Shani dan Daniel.

" Terakhir aku melihat Shani tertawa bahagia seperti itu saat di Disneyland. Selebihnya tidak pernah " Ujar Devano.

" Artinya, Daniel adalah sesosok pria yang tepat bagi Shani " Jawab Dewangga.

Devano mengangguk setuju, kembali memerhatikan interaksi keduanya.



𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang