Bab 60.

1.8K 228 15
                                    

Hello!




ANTARA DUA CINTA


HEMBURAN angin serta udara panas, menyentuh kulit seorang perwira pertama nan terbaik TNI Angkatan Darat. Di bawah sinar matahari yang panas, ia tengah bertugas, melaksanakan tugasnya semestinya. Letnan Satu Daniel Bimantara tengah mengawasi kinerja para karyawan yang berada di perusahaan nya itu.

Bukan menjadi hal yang baru bagi karyawan karyawan Daniel, bahwa Daniel datang ke kantor ataupun ke tambang. Mengenakan seragam tentara, justru hal itu membuat karyawan kantor Daniel semakin taat dan patuh.

Usai memastikan segala nya aman. Daniel berjalan kembali ke mobil, dan meninggalkan tambang nya dan untuk mengurus pekerjaan nya sebagai perwira tentara yang sesungguhnya. Ini menjadi suatu kebiasaan baru Daniel, setelah ia menerima wasiat, warisan peninggalan sang ayah berupa perusahaan yang bergerak di bidang emas dan batubara.




Sama halnya dengan sang suami yang di sibukkan dengan pekerjaan nya. Istri dari Letnan Satu Daniel Bimantara pun, juga tengah sibuk dengan pekerjaan nya. Dokter Shani Indira berjalan keluar dari ruang operasi, entah kenapa. Rumah sakit hari ini ramai dengan pengunjung, Shani berlarian kecil kesana kemari untuk menangani pasien pasien nya.

Bahkan saking genting nya rumah sakit, para dokter yang libur. Terpaksa masuk, untuk membantu para tenaga medis yang bertugas hari ini.

Usai dua jam penuh berlarian kesana kemari, menangani pasien pasien. Akhirnya, Shani dapat menundukkan dirinya di kursi kebanggaan nya. Shani bernafas lega, Shani mengatur nafasnya dan memijat keningnya yang terasa sedikit pusing. Saat tengah asik memijat keningnya, pintu ruangan Shani terbuka. Menampilkan sisca yang memiliki kondisi sama dengan Shani.

" Huhh aku tidak tahu. Apakah pasien pasien itu tahu? kita sedang bersantai? makanya mereka berdatangan kesini secara ramai ramai " Omel Sisca.

Shani tak merespon. Kepala nya semakin pening, Shani membuka matanya dan memegang perut Shani. Tak lama, ia berdiri dan berjalan ke wastafel dengan cepat. Shani rasanya ingin muntah, namun tak ada yang di muntahkan Shani.

" Shani? are you okey? " Tanya Sisca khawatir sembari memijat leher belakang Shani.

Shani hanya mengangguk lemah. Ia kembali ingin memuntahkan sesuatu namun hasilnya sama, tak ada apa apa. Dengan cepat, Sisca mengambil minyak angin dan di oleskan di leher belakang Shani.

Nafas Shani terengah-engah, ia duduk dan menidurkan diri di bangkar ruangan Shani. Sembari terus memegangi perutnya.

" Are you okey? " Tanya Sisca sekali lagi.

Shani menggelengkan kepalanya.

" Tidak, sedari pagi. Rasanya aku ingin mual terus " Lirih Shani.

Sisca mengangguk, membantu Shani memijat kepala ringan. Mata Sisca mengedar, tak sengaja pandangan nya terkunci oleh foto pernikahan Shani dan Daniel yang memang Shani pasang disana. Sisca menautkan kedua alisnya, kembali mengingat tanda tanda seorang wanita yang sedang hamil.

Dengan otak pintarnya, Sisca mengingat tanda tanda seorang wanita yang sedang mengandung. Sisca membulatkan matanya.

" Shani, apakah bulan mu ini kau sudah datang bulan? " Tanya Sisca.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang