Bab 3

2.3K 272 3
                                    

Hello!









ANTARA DUA CINTA









Mentari pagi menampakkan sinar nya yang sungguh indah, menggantikan posisi bulan di langit, langit membiru, burung burung kembali berkicau kesana kemari mencari makan atau tempat tinggal baru. Kota Jakarta pagi ini, sungguh syahdu rumput dan tanaman yang basah karena embun, dan angin yang masih sangat sejuk, belum terpapar polusi. Di pagi buta, para perwira TNI AD tingkat pertama berkumpul di lapangan udara TNI Angkatan Udara.

Pagi buta ini, mereka akan melaksanakan perjalanan dari Jakarta menuju Papua. Melaksanakan tugas negara, Apel pemberangkatan telah selesai. Beberapa anggota berpamitan kepada pihak keluarga, ada  juga yang langsung menuju pesawat yang akan membawa mereka ke tanah Papua, termasuk Daniel dan Aldo.
Keduanya duduk di pesawat, bersebelahan menyaksikan momen haru, yang berada di luar sana.

" Seandainya orang tuaku, masih hidup. Mereka bakalan sedih nggak ya? Aku pergi ke Papua " Ujar Aldo tanpa melepaskan pandangan nya dari luar.

" Tentu saja sedih, tau sendiri Papua seperti apa. Banyak rekan kita yang gugur disana, sebab itu mereka sedih ketika putra atau suami mereka, dinas ke Papua " Jawab Daniel tanpa melihat ke arah Aldo, ia di sibukkan dengan mengecek barang, memastikan tak ada yang tertinggal.

Aldo mengangguk setuju, mengalihkan pandangan dari luar. Beralih menatap Daniel yang tengah sibuk, menata diri agar nyaman. Tak berselang lama, para perwira tingkat pertama TNI-AD mulai masuk ke dalam pesawat, dan bersiap untuk meninggalkan tanah jakarta dan menuju ke tanah Papua.

Pesawat telah menyala, bersiap untuk membawa para tentara menuju ke Papua. Beberapa menit kemudian, pesawat mulai lepas landas dari lapangan Udara TNI-AU.

































Hari berganti, bulan telah hilang dan di gantikan oleh matahari. Malam telah hilang, namun Dokter Shani belum sama sekali memejamkan mata untuk tidur, semalam ia mendapatkan panggilan mendadak, ada pasien yang kritis dan harus segera di laksanakan operasi. Tak sampai situ, malam tadi terdapat beberapa pasien korban kecelakaan yang harus Shani tangani. Dan baru pagi ini, ia dapat kembali ke rumah dan beristirahat.

Tubuh Shani lemas, kepalanya terasa sangat pening sebab tak tidur semalam suntuk. Ia melangkahkan kaki nya, berjalan memasuki rumah menghiraukan segala sapaan dari maid maid yang bekerja di rumahnya. Yang Shani butuhkan hanya berendam di air hangat, dan tertidur. Sungguh, ia sangat capek.

Shani Indira, tak memperdulikan siapapun yang berada di rumahnya. Bahkan, ia tidak memberikan sapa atau senyuman kepada Gracio dan kedua orang tua nya.

Gracio yang melihat Shani datang, tersenyum gembira. Segera bangkit dari duduk, dan berjalan cepat menyamakan langkah nya dengan Shani.

" Morning, Shan. Kau tidak lupa, kan? Hari ini kita liburan " Ujar Gracio antusias.

Shani menghembuskan nafas kesalnya. Menatap ke arah Gracio dengan tatapan yang tajam dan malas. Kemudian, ia memilih untuk tak menjawab ucapan Gracio dan melanjutkan perjalanan menuju kamarnya. Gracio tak menyerah, ia terus menerus mengikuti Shani.

" Hey, kau tidak lupakan? . Aku jamin, setelah kita jalan jalan, kau pasti tidak akan pusing " Ucap Gracio yang terus menerus mengikuti Shani.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang