Bab 34.

2.3K 262 15
                                    

Hello!








ANTARA DUA CINTA






LANGIT perlahan merubah warnanya, malam telah usai. Rembulan dan Gemintang, hilang dari langit. Di gantikan oleh sang mentari yang siap memulai hari baru, perlahan sinar mentari menyorot penduduk bumi. Udara terasa begitu dingin, semakin dingin kala berada di dekat laut atau pegunungan.

Daniel Bimantara dan Tuan Besar Dewangga Atmadewa baru saja sampai di tanah Jakarta, sepagi ini. Keduanya tak berlama - lama di pelabuhan, langsung memasuki mobil Dewangga Atmadewa dan meninggalkan pelabuhan.

Jalanan kota metropolitan terpantau masih sepi dan hanya beberapa kendaraan yang berlalu lalang saja. Lampu - lampu cantik yang menghiasi malam, mulai padam. Membiarkan sang mentari yang menyinari. Toko, Cafe atau bahkan mall masih tutup, Daniel tersenyum kota Jakarta nampak damai, tanpa suara klakson, dan polusi.

Dewangga menoleh ke arah Daniel.

" Kau langsung pulang atau mampir dahulu, untuk menemui Shani mu " Ujar Dewangga.

" Pulang saja, tuan Dewangga. Nanti sore atau malam, saya berkunjung untuk menemui Shani " Jawab Daniel.

" Baiklah, nak " Jawab Dewangga.

Dewangga mengedarkan pandangan nya ke depan, ke arah sang supir.

" Ke perumahan tentara angkatan Darat, batalyon infanteri " Ujar Dewangga.

" Siap tuan " Jawab Sang supir.

Dengan mudah, sang supir membelokan stir nya ke arah jalan menuju perumahan dinas Daniel. Jalanan masih sepi, sehingga Daniel dan Dewangga cepat sampai tujuan yaitu perumahan dinas tentara.

Mobil Dewangga, telah memasuki kawasan perumahan tentara. Tak lama, mobil bewarna hitam, berhenti tepat di depan rumah Daniel. Daniel turun dan di susul oleh Dewangga.

Dewangga memerhatikan rumah dinas Daniel.

" Ini rumah Daniel, Tuan. Tidak besar dan tidak kecil, pas untuk Daniel tinggal. Jika boleh jujur, Daniel belum memiliki tabungan untuk membangun rumah Daniel sendiri " Ujar Daniel jujur.

" Tabungan ada, namun isinya masih sedikit " Lanjut Daniel.

" Apa tuan Dewangga masih yakin memberikan restu untuk Daniel? " Timpal Daniel.

" Aku sebenarnya tidak peduli dengan harta mu, aku tidak peduli mau rumahmu besar atau kecil, aku tidak peduli dengan itu semua. Yang aku butuhkan hanya sesosok cucu menantu yang mencintai, menyayangi, setia dan menjaga putri cucuku dengan baik. Yang aku butuh hanya itu, Daniel " Jawab Dewangga.

" Terimakasih atas kepercayaan mu, Tuan. Daniel berjanji, Daniel tidak akan mengecewakan mu ataupun tuan Devano " Jawab Daniel.

" Saya pegang janji kamu, beristirahat lah. Sampai jumpa nanti, Daniel " Jawab Dewangga.

" Sampai jumpa nanti, Tuan "

Dewangga tersenyum, menepuk nepuk pundak Daniel. Dewangga kemudian masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan area perumahan tentara Angkatan Darat.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang