Bab 5.

2.5K 276 12
                                    

Hello!










ANTARA DUA CINTA










Mentari pagi kembali bersinar dengan sangat terik di langit pulau timur, hawa yang semula dingin, berganti hangat. Para penduduk negeri timur, memulai aktivitas nya di pagi pagi buta, beberapa anggota polri dan TNI membantu mengantarkan anak anak yang sedang berangkat ke sekolah mengenakan mobil patroli. Beberapa anggota, turut membantu warga yang tengah mengangkat angkat barang yang akan mereka jual di pasar.

Pagi di tanah Papua, sudah sangat ramai. Hampir seluruh warga di salah satu desa, tak ada yang belum memulai. Daniel Bimantara, memerhatikan sekitar dari jendela rumahnya, melihat para warga yang sudah memulai aktivitas nya. Perut bagian bawah sebelah kiri, terasa kaku dan semakin perih. Seperti nya, luka sayatan yang di berikan sang pelaku semalam melebar.

Sehingga pagi ini, ia tak mengikuti apel pagi ataupun berpatroli keliling. Bahkan, rencana mau belanja bahan pasokan makanan untuk bertahan hidup disini saja tidak jadi, Begitupun dengan Aldo, ia tak mengikuti apel pagi ataupun patroli. Yang Aldo rasakan, tubuhnya lemas akibat kelelahan.

Daniel berjalan dengan perlahan, mendudukan dirinya di salah satu bangku dan memainkan gawai. Tak lama Daniel mendudukan dirinya di salah satu bangku, pintu kamar Aldo terbuka, menampilkan Aldo yang baru saja terbangun dari tidurnya.

" Kau tak apel? " Tanya Aldo.

Daniel menggelengkan kepalanya,

" Tidak, perut ku terasa kaku, dan semakin perih" Jawab Daniel.

Aldo mengangguk, menatap ke arah meja yang berada di hadapan Daniel.

" Kau membeli sarapan? " Tanya Aldo sembari membuka kresek yang berisi satu bungkus makanan dan satu buah krupuk.

" Bukan aku, tadi ada anggota yang berbesar hati membelikan makanan untuk kita. Aku sudah makan terlebih dahulu, makanlah " Jawab Daniel sembari mengalihkan pandangan dari gawai yang sedang ia pegang.

" Baik sekali " Jawab Aldo di akhiri kekehan.

Daniel tersenyum tipis, terkekeh sedikit. Setelah itu ia kembali fokus dengan gawai nya dan Aldo beranjak untuk membersihkan diri.

Tak berselang lama, Aldo kembali dengan membawa handuk yang sedang ia usap untuk mengeringkan rambutnya. Daniel terkekeh sejenak,

" Sedang apa kau? " Tanya Daniel sembari tersenyum jail.

" Apakah netra mu sakit, Letnan Daniel? Tak melihat kah rekanmu ini sedang mengeringkan rambut " Jawab Aldo dengan kesal.

" Aku tau, Letnan Aldo. Maksud ku, kau sedang mengeringkan apa? rambut mu belum tumbuh, bung " Jawab Daniel di akhiri dengan tertawa.

Tak lama Daniel tertawa, ia meringis merasakan sakit di bagian perut sebelah kiri nya. Aldo tersenyum kemenangan,

" Nah, itu akibat mengejek teman. Aku sudah tumbuh rambut, walaupun hanya tiga centimeter " Jawab Aldo yang kemudian berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Daniel yang masih tertawa.

Tawa Daniel semakin pecah, mendengar jawaban dari rekan nya itu. Usai puas tertawa, dan Aldo sudah kembali dari kamarnya. Ia menemani Aldo untuk menyantap makan pagi.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang