Bab 30

2.4K 245 23
                                    

Hello!









ANTARA DUA CINTA







SUARA dentingan antar roda bankar dan lantai rumah sakit terdengar di waktu se pagi ini. Suara hiruk riuh, dokter dan suster ikut terdengar. Langit telah merubah warna, menjadi biru. Rembulan dan gemintang di gantikan oleh matahari yang indah. Waktu berjalan, pagi kembali menyapa penduduk bumi.


Sinar matahari memancar, memasuki sela sela tirai jendela kamar yang bernuansa putih. Daniel Bimantara terusik, kala sinar matahari menyorot wajahnya, seolah olah matahari membangunkan diri nya dari tidur. Daniel mengerjapkan mata nya, mengumpulkan nyawa yang sempat hilang.


Setelah nyawa nya terkumpul, pandangan Daniel tertuju ke arah Shani yang masih tertidur pulas sembari memeluk lengannya seperti guling. Daniel bermalam di ruangan Shani, ia rela tidur dengan posisi duduk. Agar Shani bisa leluasa memeluk tangannya seperti saat ini, tangan Daniel rasanya kebas, semalam suntuk Shani memeluk lengannya.


Namun, Daniel tak peduli. Ia tak mengkhawatirkan tangannya bagaimana, yang penting Shani bisa tertidur dan cepat pulih seperti sediakala. Daniel berhenti di posisinya beberapa menit, usai di rasa cukup. Perlahan, Daniel melepas tangannya dari pelukan Shani.


Rengekan Shani terdengar merdu di telinga Daniel. Senyum Daniel terukir.


" Sebentar yaa, aku ke kamar mandi dulu " Ujar Daniel.


Seolah-olah mengerti, pelukan Shani mulai merenggang. Daniel bangkit dari kursi, dan merenggangkaan tangan, tubuhnya. Usai itu, ia bergegas untuk mandi dan ganti baju. Mengingat, Daniel semalam tertidur dengan mengenakan seragam dinas lapangan, bahkan baret serta kacamata hitam Daniel masih berada di posisi yang sama seperti kemarin.


Tak perlu memerlukan waktu lama, Daniel kembali dari kamar mandi dengan kondisi tubuh yang lebih segar. Kemudian, Daniel beralih untuk membuka tirai jendela dan jendela. Agar sinar matahari yang sehat, bisa masuk ke kamar Shani dengan leluasa. Pandangan Daniel tertuju kepada Shani, ia tersenyum.


" Sudah bangun? bagaimana keadaan mu? " Tanya Daniel sembari berjalan menghampiri Shani.

" Membaik " Jawab Shani yang masih mengumpulkan nyawa nya.


Daniel tersenyum, duduk di tepi kasur Shani sembari menatap gadis yang berhasil menarik perhatian nya itu. Shani perlahan duduk di kasur nya, menatap Daniel yang tengah tersenyum kepada nya. Rasanya masih seperti mimpi, pria yang kemarin video call, rupanya sudah berada di depan mata Shani.


" Kamu kapan pulang? Kok bisa langsung ke rumah sakit? Atau jangan jangan kamu terluka? kamu terluka, kan? " Tanya Shani beruntun.


" Astaga, dokter Shani. Satu - satu, hey " Jawab Daniel.


" Pulang ku kemarin, setelah dari Bandar Udara Angkatan Udara, aku berniat untuk memberimu kejutan. Aku tidak terluka, waktu aku datang aku melihat kamu yang jalan sempoyongan sembari memegang kepala kamu, dan setelah aku dekati, kamu jatuh pingsan " Jelas Daniel.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang