Bab 22.

2.4K 272 9
                                    

Hello!







ANTARA DUA CINTA





SINAR mentari kembali bersinar secara terang di langit, di susul oleh langit yang biru. Burung berkicau, menghiasi langit pagi yang begitu cerah. Dedaunan berterbangan terbawa angin yang sangat syahdu. Pagi ini memang sangat indah, sebab belum terkontimasi oleh polusi udara.

Di salah satu perumahan yang terletak di tepi kota Jakarta, Daniel Bimantara berjalan keluar menuju halaman yang berada di mansion tersebut, merenggang kan otot dan tubuhnya yang terasa sangat sakit dan kaku.

" Sakit banget, astagaa " Ringis Daniel.

Daniel mendudukkan dirinya di kursi teras paviliun penjaga mansion keluarga atmadewa. Mendudukkan dirinya dengan perlahan dan merenggangkan segala ototnya. Memejamkan mata nya sebentar, guna meredakan rasa nyeri yang berada di tubuhnya walaupun nihil.

Saat memejamkan mata, tetiba ia mendengarkan suara dari seorang yang sangat ia kenal. Daniel membuka mata, menoleh ke arah sesosok orang yang berdiri di samping nya sembari membawa telfon genggam nya.

" Aldo ngomel ngomel " Ujar Ollan.

Daniel mengerutkan kening nya, beberapa detik kemudian ia menepuk dahi nya. Kini ia tau penyebab tubuhnya terasa sangat sakit. Dengan segera, Daniel mengambil handphone dan di dekatkan ke telinga.

" Halo? " Ujar Daniel waspada.

" AKHIRNYA!, heh kerupuk udang!?, KAU KEMANA BODOH!, Seluruh rumah sakit panik mencari mu kemana - mana, kau kemana DANIEL BIMANTARA ! " Omel Aldo.

" Hey, hey tenanglah. Bilang saja kepada pihak rumah sakit, aku sedang bersama dokter Shani " Jawab Daniel.

" Hah? dokter Shani? Kok bisa? " Tanya Aldo heran.

" Akan ku ceritakan kapan kapan, sekarang aku tutup dulu, bye! " Jawab Daniel.

Daniel segera menekan tombol berwarna merah yang berada di telfon. Mematikan telfon dari Aldo, dan memberikan handphone kepada Ollan.

" Telinga ku panas " Ujar Daniel.

" Sudah ku bilang " Jawab Ollan sembari menyimpan telfon nya.

Keduanya hening, sama sama menoleh ke arah pintu utama mansion keluarga Atmadewa. Nampak disana, tuan devano bersama istri dan Shani yang tengah berdiri di depan pintu, tak lama kemudian mobil bewarna hitam lewat di depan Daniel dan Ollan.

" Mobil Gracio, aku hafal plat nomornya. B 3108 GRC " Ujar Ollan.

" Tak tau malu, bajingan satu itu! " Ucap Daniel tegas.

Seolah rasa sakit Daniel hilang begitu saja, segera bangkit dari kursi dan berjalan dengan cepat menuju ke teras mansion keluarga Atmadewa. Ollan dengan cepat, mengambil handphone dan menyusul Daniel yang berjalan terlebih dahulu.









Melihat kedatangan mobil Gracio, membuat senyum Shani luntur seketika. Shani mundur beberapa langkah dan bersembunyi di balik tubuh sang ayah.

" Nak, kenapa? Ada Gracio menjemput mu, dan kamu belum siap " Ujar Devano.

Gracio tersenyum kikuk, ia melihat Shani yang seperti sangat ketakutan.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang