Bab 13.

2.1K 231 9
                                    

Hello!











ANTARA DUA CINTA









Gemintang nan rembulan bersinar di langit malam yang sungguh syahdu. Lampu lampu menyinari dan mempercantik kota Jakarta di malam hari, Udara tak begitu dingin, berbeda dengan di Papua. Tak ada lagi minuman coklat hangat, dan sebuah jaket yang bertengger di tubuhnya. Di malam yang indah ini, Shani tak begitu bersemangat seperti malam malam selama di papua.

Malam ini, ia sedang melaksanakan makan malam bersama dengan keluarga besar atmadewa dan devide. Shani sangat lelah, namun ia harus ikut di karenakan sang kakek turut ikut di makan malam ini. Selama makan malam, Shani tak banyak bicara ataupun berulah, ia hanya diam. Menjawab beberapa pertanyaan yang di lontarkan dari keluarga nya atau Gracio sungguh sangat singkat.

Untung saja, seluruh keluarga tau sifat asli Shani yang cuek. Makan malam terus berlanjut, tak ada pembicaraan selama makan malam, hanya ada suara dentingan sendok dan piring. Sesi makan utama telah selesai, para pelayan kembali mengantarkan makanan penutup. Saat Shani ingin mengambil sendok dengan segera memakan dessert nya, atensi Shani teralihkan.

Kala benda pipih yang Shani taruh di tas nya bergetar, dengan segera Shani mengambil dan memeriksa. Ia takut ada pasien gawat darurat lagi, namun sewaktu ia memeriksa handphone nya Shani justru tersenyum.
Gracio yang melihat itu tertegun, ia ikut tersenyum saat wanita di hadapan nya ini tersenyum.

Hal yang membuat Shani tersenyum, saat nama seseorang yang berhasil membuat nya bahagia dan aman di tanah Papua menghubungi nya. Shani segera membuka pesan dari Letnan Daniel, nampak Daniel tengah mengirimkan ucapan selamat malam untuk Shani.


Letnan Daniel.
------------------

| Selamat malam, dokter

Selamat malam, Letnan. Ada apa? |

|

Tidak, dokter. Aku hanya memeriksa data ku, apakah masih atau tidak

Astaga, saya pikir ada apa. Yasudah, saya lanjut makan dulu ya |

| Ah, iya dokter. Selamat makan, maaf mengganggu waktu nya.






Shani tersenyum, ia menutup handphone nya dan memakan dessert. Tanpa memperdulikan tatapan seluruh keluarga nya yang membuat mereka bingung dengan Shani.

" Apa yang membuat mu senyum, sayang? Ah, aku tau pasti kau bahagia kan bisa bertemu dengan aku lagi? " Tanya Gracio.

Shani menghela nafas, senyum nya luntur begitu saja.

" Percaya diri itu bagus, tapi terlalu percaya diri itu tidak bagus " Jawab Shani.

Gracio tersenyum kecut, lalu ia melihat ke seluruh keluarga nya yang sudah menyelesaikan makanan nya.

" Shani, aku ingin bicara " Ujar Gracio yang berhasil meyita atensi seluruh anggota keluarga.

" Apa yang kau ingin bicarakan? " Jawab Shani sembari meletakkan sendok, dan fokus ke lawan bicara nya.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang