Hari pemberian penghargaan pada para pasukan pengintai yang telah berhasil merebut tembok Maria telah tiba. Para prajurit dari berbagai pasukan telah hadir dan berkumpul di aula untuk menyaksikan acara tersebut. Namun pada lorong panjang sebelum aula, nampak Caterine tengah berdiri tepat di hadapan jendela besar menikmati cahaya hangat yang menembus jendela, ia termenung memandangi pemandangan di luar.
"Aku mencarimu daritadi di aula dan ternyata kau ada disini" Hange berjalan menghampiri Caterine.
"Siapa sangka hari dimana kita mengetahui semuanya benar-benar tiba, apa kau pernah membayangkannya?" Tanya Hange ikut memandangi pemandangan luar jendela.
"Entahlah, ini cukup mengejutkan" balas Caterine datar.
"Terkait jenderal Zackley, ia menawariku posisi menjadi wakilnya dalam pemerintahan" penjelasan Caterine membuat Hange langsung menoleh dengan raut tanyanya.
"Kau menolaknya?"
"Aku tak tertarik duduk di belakang meja seharian" balas Caterine.
"Haha sasuga Caterine ku memang luar biasa" kekeh Hange.
Hange kembali terdiam melihat Caterine tak mengalihkan pandangannya dari jendela. Ia memperhatikan wajah temannya yang datar dari hari ke hari, ini bukan wajah datar Caterine pada biasanya, Hange benar-benar takut sahabatnya kembali kehilangan senyumannya.
"Cate, kau tak apa?"
"Hn, tentu" balas Caterine.
"Kau tahu bukan itu maksudku Cate" perkataan Hange membuat Caterine akhirnya menoleh padanya.
"Aku lelah Hange.." helanya.
"Kau berjuang dengan baik Cate, aku yakin dia sangat bangga padamu" ujar Hange tersenyum sendu.
"Aku ingin istirahat" ucap Caterine membuat Hange tersentak.
"Tentu, kau layak mendapatkannya. Tapi.. kau akan kembali kan?" Caterine terdiam mendengar pertanyaan Hange.
"Kumohon Cate, jangan tinggalkan aku" Caterine tersenyum sendu mendengar ucapan Hange.
"Aku tak bisa mengingkari janji yang telah kubuat. Tapi aku memerlukan waktu" ucap Caterine membuat mereka teringat janji yang mereka buat di halaman markas penyelidik.
"Tak apa, kau bisa kembali kapanpun kau siap. Aku akan terus menunggumu" balas Hange.
"Arigato Hange" ucap Caterine tersenyum tipis.
"Ssa ayo ke aula, mereka semua sudah berkumpul" ucap Hange.
Mereka berdua berjalan memasuki aula yang nampak sudah dikerumuni para prajurit dari berbagai pasukan.
"Hange-san! Cate-san!" Panggil Connie melambaikan tangan, membuat Hange dan Caterine menghampiri Connie yang sudah berkumpul dengan yang lain.
Levi memperhatikan Caterine dalam diam, sejak kejadian itu mereka berdua belum terlibat percakapan sama sekali. Setiap ia berusaha menghampirnya atau berpapasan dengannya, Caterine akan berjalan pergi tanpa menghiraukannya, persis seperti saat ini. Namun Levi tak bisa menyalahkannya, wajar saja jika ia kecewa dengan dirinya, ia telah membuat sosok penting dalam hidupnya pergi untuk selamannya.
"Ayo, upacaranya akan segera dimulai" ucap Hange.
.
.Kini para kesepuluh prajurit pengintai yang selamat dari operasi pengambilan tembok Maria, berbaris berlutut memberi hormat dihadapan ratu tembok, Historia Reiss. Historia mulai memasangkan mendali penghormatan pada para prajurit, dimulai dari Hange yang menerimanya kemudian mencium tangan Historia, setelahnya itu terus berlanjut ke Levi, Caterine, Eren-
KAMU SEDANG MEMBACA
-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)
Teen Fiction"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi" "Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil" •◇◇◇• "Ada apa kalian kemari" "Kau masih wanita dingin seperti biasanya" "Tch" TYPO BERTEBARAN!