Cinta Lama (Seo Changbin) pt.2

322 18 0
                                    

•••


"Eum bi-bisa udahan gak? Na-nanti Bin gak bisa tidur lagi." pintanya pelan, Defan segera menoleh ke arah Bintang.

"Nanti nonton frozen." Bintang menatap Defan dengan tatapan binar.

"Janji?" tanyanya antusias sembari mengajukan kelingkingnya. Defan terkekeh pelan dengan hal se-sepele itu, ah sudah lama ia tidak melakukan janji kelingking.

"Janji."

Maka dengan itu, Bintang kembali tenang di tempatnya walau masih memeluk dua lengan besar itu dengan erat.

"Lo gak berubah ya Bin,"

.
.

Film itu berakhir dengan mengerikan bagi Bintang. Bintang benar-benar tidak tau apapun selain memeluk lengan Defan dan Langit dengan erat-erat. Sementara Chandra menempel lekat pada Jay, memeluk sahabatnya dengan erat tanpa celah sedikitpun.

"Chan, udah selesai." bukan jawaban yang Jay dapat, melainkan dengkuran halus yang Jay dan Inggit dengar.

"Pan, pinjem kamar ye. Bayi gede gue tidur ternyata." Defan mengangguk menatap Jay yang dengan mudahnya mengangkat tubuh bongsor Chandra.

"Pake aja. Mau jub-jub juga boleh, tapi nanti beresin." Jay mengangguk. Lantas melenggang ke lantai dua dengan Chandra di gendongannya. Setelah Jay dan Chandra menghilang di tikungan tangga, barulah Bintang menatap Defan.

"Ayo nonton frozen Defann.. tadi udah janji." rengekan yang Bintang lakukan itu membuat Inggit, Langit, dan Defan kontan memberikan tawa lucu.

"Cium pipi dulu, baru gue puterin." Defan menyodorkan pipinya ke arah Bintang. Bintang tanpa ragupun mendaratkan kecupan ringan dan cepat di pipi Defan.

"Udah~ ayo nonton frozennn!" Defan langsung memutarkan film yang diminta oleh Bintang dan Bintang sendiri menepatkan diri di lantai, memeluk bantal sofa dan menikmati sebungkus keripik kentang kesukaannya.

Sementara 3 seme itu hanya menatap Bintang dari posisi mereka dengan minat. Menelisik Bintang yang sangat antusias menatap layar televisi.

"Gue ke kamar bentar ye, mau lihat Chandra di jub-jub." walau tak rela meninggalkan mahkluk semanis Bintang, Inggit memilih untuk berlalu. Ia penarasan bagaimana usaha Jay menaklukan teman mereka itu yang memang menolak kenyataan bahwa dirinya seorang submisif.

"Ikut! Pen gue rekam!" Langit juga turut melenggang menyusul Inggit hingga ruangan tamu kini hanya berisi Defan dan Bintang.

"Bin," Defan mendekati Bintang, ia tau jika apa yang dia lakukan akan mendapatkan pukulan telak dari pawangnya, Chandra. Tapi apa pedulinya? Karena dirinya kini lebih fokus pada Bintang.

Tangannya bergerak memeluk pinggang Bintang, mencoba menarik atensi Bintang walau mahkluk manis itu lebih memilih elsa dan anna.

"Gue harap lo gak lupa sama gue, tapi kayaknya lo lupa sama gue," Bintang diam mendengar itu, matanya fokus menonton tontonan anak kecil itu. Ia tidak merespon Defan sedikitpun walau dirinya mendengar dengan jelas apa yang Defan katakan. Ia ingin tau apa yang akan Defan katakan selanjutnya.

"Tapi gak papa kalo lo emang lupa sama gue, gue bisa kok ngulang dari awal," Defan menghela nafasnya perlahan, "Hai, gue Defandra Butar-Butar Sibunghana. Panggil aja Defan, atau lo bisa panggil gue Kookies. Salam kenal Tsabintang Argantara." Bintang tetaplah diam walau nafasnya tercekat, tetapi ia memilih untuk bungkam. Tidak mendapat respon bagus dari Bintang, Defan tak gentar terus mengenalkan diri.

"Gue teman kecil lo dulu di Medan, lo inget gue kan?" mendengar itu, Bintang langsung menatap Defan, "Iya, lo yang ngasih gue nama Kookies karena waktu itu gue nangis gara-gara kookies gue jatuh ke tanah dan lo bagi dua kookies lo ke gue. Lo..

..gak lupa sama gue kan?"

Bintang tidak tau harus merespon bagaimana dengan hal itu, ia hampir saja lupa dengan teman kecilnya itu. Karena memang mereka hanya bersama kurang lebih 3 bulan, sebelum akhirnya ia pindah ke Jakarta dan menetap lebih dari 12 tahun.

"Lo Kookies? Kookies yang cengeng itu?" Defan mulai tersenyum mendengar Bintang meresponnya dengan terkejut. Ia mengangguk, menimpali pertanyaan yang terdengar seperti dejavu.

"Iya, ini gue. Gue kangen sama lo." Defan terkejut dengan apa yang Bintang lakukan. Sebab Bintang kini memeluknya erat, menelusupkan wajahnya ke ceruk leher Defan.

"Sorry, gue pergi tanpa pamit," Defan mengangguk, Bintang melepaskan pelukan itu dan menatap Defan demgan lekat. Defan sangatlah berbeda jauh dengan Defan kecil. Walau ingatannya samar, tapi Bintang masih ingat dengan gigi kelinci Defan yang menggemaskan saat teman kecilnya itu tersenyum lebar.

"Bin, gue kangen sama lo. Gue kangen banget," mereka kembali berpelukan. Keduanya mengalami euforia yang sangat bahagia sampai-sampai mereka tak sadar jika 4 orang sedang mengintip mereka dari tangga.

"Kookies, lo baik kan selama ini?" Bintang pertama kali melepas pelukan itu. Defan lagi-lagi mengangguk.

"Lo?"

Kepala Bintang menggeleng pelan, "Lo tadi udah denger sepintas soal gue. Ya begitulah."

"Gak papa, gue paham. Gue juga tau dari Chandra, sorry gue baru berani nemuin lo sekarang. Padahal gue udah lama di Jakarta."

"Gimana caranya lo tau itu gue?"

"Chandra pernah nunjukin foto lo pas kecil, pas gue main ke rumah dia. Eh lo gak berubah banyak, cuma makin gembul aja sih." tangan Defan bergerak untuk meremas pelan pinggul di tangannya, membuat Bintang tersentak pelan.

"Bin, sorry. Gue mau jujur ke elu. Boleh?" Bintang mengangguk, "Gue suka sama lo. Oke gue tau ini gak etis karena confess ke elo di saat kita ketemu pertama kali setelah sekian lama.

Gue suka sama lo sejak kita kecil Bin, ya emang banyak yang bilang kalo sukanya anak kecil itu karena suka aja punya temen. Tapi apa wajar, kalo sukanya anak kecil itu bertahan sampe detik ini?

Gue gak maksa lo buat nerima gue atau gimana ke gue nantinya, lo mau gak jadi pacar gue?" mendengar itu Bintang langsung diam dengan matanya yang berkedip beberapa kali, menatap Defan tak percaya.

"Lo mau gue jadi pacar lo?" Defan mengangguk, maka tanpa babibu, Bintang langsung mengecup bibir Defan. Mendapat kecupan mendadak seperti itu membuat Defan membeku di tempatnya, menatap Bintang tak percaya.

"Bin?"

"Lo gak perlu suara kan buat kepastiannya?" mendengar itu, Defan segera memeluk Bintang erat-erat. Begitupun dengan Bintang.

"Nanti gue anterin pulang, sekalian nyapa Om Ahri sama Om Dama." Bintang hanya mengangguk, ia merangkak keatas paha Defan, menyamankan diri di paha baru. Omong-omong, pantatnya sudah nyaman dengan paha Chandra yang terkadang memangkunya.

"I love you,"

"I love you too, Kookies."


•••



"Bangsat, mereka manis banget anjir."

"Gue gak tau Defan punya nama panggilan Kookies."

"Tugas gue kegeser."

"Kalo gitu sekarang tugas lo duduk dipangkuan gue."

"GAK SUDI BANGSAT!"

"Dek Chandra~ Mas Jay datang~~"

"ANJING LO JAMAL!!!"

"Kita jomblo nih, pacaran aja yuk kita berdua."

"NAJIS!"

•••

End
•••

🎉 Kamu telah selesai membaca [9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott 🎉
[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/BottTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang