Changbin berjalan riang ke kelas Minho. Ia membawa sebuah kotak berukuran sedang yang dibungkus kertas kado berwarna biru tua. Namun ketika sampai di ruangan itu, ia justru melihat pemandangan yang membuat hatinya tersayat perih. Minho terlihat tertawa lebar bersama Jisung, dengan tangan yang tidak berhenti mengusak rambut atau mencubit pipi dengan gemas pemuda itu.
Changbin ingin mengurungkan niatnya, Namun ia tidak bisa membawa hadiah itu kembali. Ia harus memberikan hadiah itu untuk Minho, hadiah yang telah ia siapkan beberapa hari yang lalu.
“Kak Minho...”
Minho menghentikan tawanya dan sedikit kaget melihat keberadaan Changbin dikelasnya. Namun hanya beberapa saat sebelum ia mengganti ekspresi terkejutnya dengan senyum kecil.
“Kenapa, Bin?”
Changbin mengulurkan kotak yang ia bawa pada Minho, senyum tipis tercetak di bibir pucatnya.
“Semoga kakak suka.”
Minho membuka kotak itu. Ia terkejut ketika melihat sepatu keluaran terbaru dari sebuah brand favoritnya. Namun ia tidak mengerti kenapa Changbin memberikan itu padanya. “Sepatu ini buat apa?”
“Itu buat kakak. Kakak pernah bilang kalo kakak suka sama sepatu itu, makanya aku beliin buat kakak.”.
“Tapi kita kan—”
“Iya, nggak papa kok. Emang aku pengen aja kasih itu.” Changbin melempar sebuah senyum manis pada Jisung seraya mengulurkan tangannya. “Kamu pasti yang namanya Jisung. Aku Changbin. Kak Minho sering cerita soal kamu sama aku.”
Jisung membalas uluran tangan itu sambil tersenyum. Semula ia mengira Changbin tidak menyukainya. Namun dugaannya salah, Changbin malah terlebih dulu menyapanya dengan hangat dan ramah.
“Halo, Changbin. Seneng bisa kenal sama kamu.”
“Yaudah aku balik deh. Lanjutin aja ngobrolnya.”
Changbin buru-buru keluar dari kelas Minho. Ia tidak mau Minho ataupun Jisung melihat airmatanya yang nyaris mengalir sudut matanya. Tak masalah bila harus berpura-pura tersenyum di depan Minho. Changbin tidak keberatan dengan hal itu.
“Kan, kebiasaan banget nyakitin diri sendiri.” Changbin mendongak dan melihat Chan sudah berdiri di depannya. Changbin meringis kaku, ia sangat mengerti maksud ucapan Chan tadi.
“Aku nggak papa. Itu haknya Kak Minho buat deket sama siapa aja kok. Aku... aku nggak berhak buat marah.”
“Bin, harusnya kamu bilang aja sama Minho kalo kamu nggak suka dia secuek itu sama kamu. Dia keterlaluan loh, belum putus sama kamu tapi menelin Jisung kemana-mana.”
“Mereka kan temen sekelas, hobi mereka juga sama. Jadi wajar kan kalo dia deket.” Entah Changbin yang terlalu naif atau memang Minho yang keterlaluan. Yang jelas, Chan tidak suka jika kedua sahabatnya seperti ini.
.
.
.
***
.
.
.“Aku rasa kakak harus kasih kejelasan buat Changbin. Kasian dia kalo digantungin kayak gini.”
Jisung memandang Minho yang sedang melakukan pemanasan. Minho menatap Jisung dari pantulan cermin tanpa menghentikan kegiatannya.“Buat apa? Aku males debat sama dia, Sung.”
“Tapi kalo kakak kayak gini kesannya kakak kasih harapan kosong ke dia. Kalo emang kakak mau udahan, bilang aja sama Changbin. Dia bakalan lebih sedih kalo misalnya dia tahu kakak keliatannya masih sayang sama dia padahal kakak udah nggak punya perasaan apapun buat dia.”
Minho merenungi ucapan Jisung. Benar, justru dengan seperti ini ia terkesan seperti orang yang jahat karena menggantungkan perasaan Changbin. Namun ia juga tidak sampai hati untuk mengakhiri hubungannya dengan Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
FanfictionSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...