[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott

One Room (Seungmin & Changbin & Minho)

Gelap dan hampa beradu padu. Seolah dua komponen itu adalah sesuatu yang sangat apik bersandingan. Hening menyelami rasa, seakan hampa meski ruangan itu sangat luas seolah tak berujung.

Terdapat satu cahaya terang yang menyinari satu titik. Dimana tiga orang tengah duduk saling berhadapan. Dimana dua yang lainnya tengah menunggu dengan perasaan berdebar. Kala salah satu dari mereka mulai membiarkan kelopak mata yang telah terpejam lama.

Terpana kala dalam detik lainnya, karamel yang terlihat mengkilap terbiaskan oleh cahaya satu-satunya diruangan itu mereka dapati. Tertegun dalam diam ketika yang jadi pusat perhatian tersenyum. Dua pasang retina hitam pekat itu bersirobok dengan hazel beningnya.

"Kau baik?" Pertanyaan yang lolos itu seketika mengundang ulasan tipis, yang tak bisa dipungkiri sangat nyaman diratapi lama.

"Seperti yang kalian lihat. Aku baik." Sahutnya riang, meski dengan suara lirih. Sebab sebelumnya, si titik fokus mengeluhkan kerongkongannya yang terasa sakit.

"Ku kira, aku tidak bisa melihat mu kembali." Kekehan lolos dari bibir mungil namun penuh miliknya. Gelakan kecil itu menular.

"Kalian selalu bisa melihatku. Dimanapun dan kapanpun." Hazel yang semula berbinar teduh itu sejurus kemudian beranjak sendu. Meski ulasan sabit masih terpatri apik, dua pria lainnya merasa hati mereka makin mencelos.

"Tapi kami tak ingin melihat mu. Tidak untuk saat ini, Changbin." Yang dipanggil Changbin mengangguk seolah mengerti.

"Dengar Minho, Seungmin. Aku baik-baik saja. Meski tidak sepenuhnya, aku merasa baik sekarang. Dengan melihat kalian berdua, aku merasa lebih tenang." Minho dan Seungmin, dua pria yang duduknya saking berdekatan dari Changbin itu saling bertukar pandang setelah mendengar Changbin mengatakan itu.

Mereka mencoba mendekati Changbin. Namun bahkan ketika tangan mereka mencoba mengulur, sebuah sengatan listrik seketika menjalar ke seluruh tubuh. Padahal di hadapan mereka, tidak ada apapun selain Changbin dengan pakaian yang sama seperti yang mereka lihat kemarin malam.

Tidak terdapat bercak kotor ataupun noda bekas tanah di sana.

"Hiduplah kalian dengan baik. Terimakasih atas segalanya. Akupun akan pergi dengan baik. Bolehkah aku protes sebelum benar-benar pergi? Kalian terlalu kasar melakukannya. Leher ku sakit." Mendengar itu telinga terasa pekak, seolah sebuah suara dentuman besar meledak di dalam telinga mereka.

"Jangan lupa, masih ada jariku yang tertinggal di tempat kita. Segara ambil dan kembalikan padaku sebelum ditemukan oleh orang lain."  Seungmin tanpa sadar meremas kedua tangannya. Keringat dingin mengucur deras di pelipis. Begitupun pada Minho.

"Apapun itu, aku tetap mencintai kalian. Ini salahku karena tidak menuruti kalian dan memang pantas mendapatkan hukuman. Hiduplah dengan baik. Dan selalu ingat, aku sangat amat mencintai kalian berdua."

Ulasan senyum itu seketika pudar kala tubuh yang semula terduduk sempurna itu mulai jatuh ke lantai yang entah terbuat dari apa.

Pupil Minho dan Seungmin bergetar dan terbelalak hebat kala melihat tubuh yang semula utuh itu mulai saling terpisah.

Seperti saat terakhir kali mereka lihat kemarin malam.

Saat dimana kekasih mereka yang bernama Changbin tewas dalam keadaan mengerikan. Kepala terpisah dari tubuhnya, begitu dengan anggota tubuh lain yang sebagian telah tercincang apik seperti daging untuk makanan buaya. Tubuh yang sudah tak berupa itu kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dimasukkan dalam sebuah tabung besar yang terbuat dari besi.

Seungmin dan Minho berteriak histeris kala kepala mereka mengingat tabung besar itu mereka sirami minyak tanah dan saat itu pula mereka bakar di tengah hutan.

Hanya karena kecemburuan kecil sebab sang kekasih tak sengaja di sentuh seseorang di sebuah kelab malam.

Changbin harus meregang nyawa dengan cara yang tidak manusiawi.

END

gabut aku :"

2minbin :")

Triple baru ku :"

Setelah minhyunbin :"