...
Dirinya masih berkutat pada benda pipih yang berada di kedua tangannya, menggulir tiap-tiap barisan kata dengan tinta hitam dengan reaksi yang tak jauh beda. Kecewa.
Padahal ia telah berjanji untuk tidak lagi memperdulikan hal tersebut, namun mata dan jarinya tak mau berhenti untuk mencari tahu, dan sekaligus bertanya-tanya, benarkah seburuk itu dirinya?
Tidak, awalnya.
Ia hanya menganggap tiap komentar buruk yang tertuju pada dirinya itu hanya sebuah ketikan jadi iseng dari orang-orang yang pengangguran. Namun lama kelamaan, komentar bahkan pesan yang tidak pernah berhenti menyambangi kolom komentar postingannya atau kolom pesan media sosialnya itu membuatnya pelan-pelan membenarkan.
Ia perlahan mulai percaya akan keburukan yang mereka katakan padanya.
Aku seburuk itu ya?
Setiapa malam pertanyaan itu berlari-lari di dalam kepalanya. Dan tak pernah sekalipun ia mendapatkan jawaban. Dan pada akhirnya pasrah dan mengiyakan.
Matanya terpejam, namun ia tak pernah bisa tidur. Semula dengan menghitung detik jarum jam masih dapat membuatnya terlelap, namun lama kelamaan hal itu tak lagi bekerja. Pilihannya yang lain adalah obat tidur. Yang dikira akan membuatnya sedikit tenang, ternyata malah membuatnya ketergantungan.
Ia menghela napas dan membuangnya pelan, sejurus kemudian pintu asramanya diketuk pelan dari luar, dan ia mau tak mau mengucek matanya yang terasa panas dan perih sebelum bangkit untuk menyapa orang yang bertamu ke kamarnya.
"Kenapa, kak?"
Seseorang dengan senyum ringan memenuhi netranya, ia pun membalas dengan perlakuan yang sama.
"Pinjem payung dong, aku mau ke toko bentar."
"Emang hujan?"
"Dari tadi pagi, Changbin. Masa gak sadar."
Dan benar saja, suara riak hujan kemudian menyapa rungunya begitu lembut. Ia tersenyum kikuk, sembari tertawa pelan.
"Gak sadar aku, hehehe. Bentar aku ambilin dulu payungnya."
"Hmm, oke."
Changbin, si pemilik kamar memundurkan tubuh ke arah belakang pintu. Lalu mengambil sebuah payung berwarna hitam yang menggantung disana, lantas menyerahkannya pada Minho. Si tamu sekaligus teman satu asramanya.
"By the way, kamu kemaren upload lagu lagi? Keren tau. Gila, aku dengerinnya berulang kali, sayang banget gak full."
Dipuji begitu ia menggaruk tengkuk malu, "ah enggak kok kak, biasa aja. Masih keren punya Kak Chan."
"Lagu kalian tuh sama-sama keren, gak ada ceritanya bagusan siapa. Bersyukur kek kamu bisa bikin lagu begitu, gak banyak orang punya bakat kayak kamu."
Ia mengangguk, membernarkan. Tapi rasanya salah.
"Kak, aku jangan dipuji, hehehe. Takut besar kepala."
"Tapi beneran lagu kamu bagus."
"Iya, makasih, kak."
Bibirnya menyungging senyum semu, nyaris tak terlihat jika tak diperhatikan dengan teliti. Akan bernapas lega ketika Minho undur diri, namun tak jadi saat pria itu kembali memutar tubuhnya untuk mengatakan sesuatu.
"Oh iya Bin, cuma mau tau aja sebenernya, kamu ngapain sih sering banget bikin Insta story quote-quote galau gitu? Lagi galau? Abis diputusin?? Mana banyak banget lagi sampe garisnya kecil-kecil. Gabut banget emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
FanfictionSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...