😡Keputusan satu tahun lalu yang Changbin ambil kini ia sesali sepenuhnya. Jika dulu beranggapan bahwa itu adalah sebuah takdir, sekarang rasanya tak lebih dari sebuah kesialan tanpa henti. Padahal diantara yang lain, dirinya termasuk yang paling muda namun keluhan yang setiap hari keluar dari bibir tak jauh beda dengan para pekerja yang telah bekerja puluhan tahun.
Ya berkat satu orang yang brengseknya punya kuasa untuk mengendalikan dirinya. Setiap hari Changbin harus berusaha mengontrol diri agar tak naik pitam.
"Emang bangsat itu orang, asli."
Changbin menjambak rambutnya agar pening di kepala mereda sembari menyandarkan tubuh di pintu kulkas. Sedangkan orang lain yang berduaan dengan dirinya di pantry hanya terkekeh penuh kepuasan sembari menyesap kopi panasnya di dalam mug.
"Tau nggak, lo satu-satunya orang yang bisa tahan sama dia selama setahun lebih. Biasanya karyawan baru cuma betah dua tiga bulanan."
Changbin melirik sinis disertai dengkusan, lingkar hitam di bawah matanya menambah kesan galak pada figur pemuda itu.
"Terus gue harus apa? Bangga gitu? Gila lo," sungutnya yang lagi-lagi mengundang gelak tawa.
Donghyun, rekannya itu kembali tergelak. Kemudian mengulurkan tangannya untuk mengetuk dahinya pelan. Changbin merengut.
"Tahan aja, lama-lama juga kebiasaan kok."
"Halah, yang ada gue mati berdiri duluan."
Changbin akan mengambil cangkir berisi kopinya diatas yang tadi biarkan, ketika cangkir itu sudah berada di tangan tiba-tiba tangan lainnya merampas minuman panas itu. Matanya melotot lebar.
"Kamu ngobrol mulu, kerja yang bener!"
Dan sedetik kemudian minuman berharganya yang telah berpindah tangan itu dibawa pergi oleh sang atasan, yang tadi menjadi topik pembicaraan dirinya dan Donghyun. Changbin membeku beberapa saat.
Dan Donghyun yang hampir menyembur isi kopi di dalam mulutnya itu segera meletakkan mug ditangannya dan memeluk Changbin agar rekannya tersebut tidak berlari dan menjambak rambut bosnya saat itu juga.
"Jangan tahan gue!! Sini biar gue gigit ubun-ubunnya!!" teriak Changbin lantang hingga terdengar ke seluruh penjuru.
😡
Masih di hari yang sama, dan untuk yang kesekian kalinya Changbin dibuat membuang napas kasar. Rasanya ingin sekali mencakar-cakar dinding saking kesalnya.
"Pak, ngapain sih?"
Bagaimana tidak geram? Sejak setengah jam yang lalu, bosnya tersayang berdiri sembari memangku tangan pada sekat mejanya, memandangnya terus-menerus hingga membuat Changbin gemas ingin menggorok leher itu.
"Nggak ngapa-ngapain, kerja aja sana yang bener."
Changbin yang sudah keratusan kali menghela napas lelah itu memutar bola matanya jengah, tangannya yang menggenggam mouse komputer meremat kuat.
"Gimana caranya saya bisa kerja yang bener kalo Bapak ganggu konsentrasi saya??"
"Siapa yang ganggu kamu, dih kok geer."
Tidak, ia tidak boleh marah. Changbin mengatakan pada dirinya bahwa marah-marah hanya akan membuat dirinya terlihat buruk. Bersabar adalah pilihan terbaik, meskipun kini darahnya telah mendidih dan naik hingga kepala, Changbin masih berusaha tersenyum maklum.
"Ngomong-ngomong muka kamu jelek banget, cuci muka gih sana. Banyak beleknya."
"BANGS----HMMPHHH!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
FanfictionSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...