Malam itu adalah salah satu malam yang sangat disukai pria melankolis bernama Han Jisung. Ia gemar memandangi bintang-bintang bertebaran, katanya ciptaan Tuhan yang satu itu begitu cantik, sangat apik kala menunjukkan sinarnya meredakan kelamnya langit malam.Terlebih pada bulan. Meski banyak yang mengatakan permukaan bulan tak sebagus dari kelihatan, tak secantik yang diperkirakan, tetap saja ia mengagumi sang kekasih gelap temaram itu.
Kebiasaan nya di setiap sepertiga malam, berbicara dengan bulan. Mengeluarkan segala pujian yang ia punya, rasa kagumnya, dan tak jarang pula perkara keluh kesahnya.
Bukan tanpa alasan, pria itu juga mengganggap rembulan sebagai kekasihnya. Pengganti sang cinta yang kini tengah tersenyum lebar padanya diatas sana. Bibirnya turut menyungging sabit manis, rindunya yang sudah berkala selama tiga tahun lebih itu makin menggebu.
"Kamu cantik, tidak merindu? Setiap malam aku resah, haru ku makin meluruh."
Bayangan akan rupa manis pula menawan yang amat sangat ia kagumi itu dapat ia lihat di sebelah rembulan, duduk disana sembari melambai riang.
"Senyummu bagaikan ekstasi. Membuat aku kehilangan kendali, candu ku bagaimana harimu?"
Membalas lambaian tangan itu, ulasan makin terlihat lebar. Selanjutnya terus mengagumi ciptaan Tuhan yang kini telah kembali ke tempat asalnya, tiga tahun lalu.
"Hari ini aku baik-baik saja, meski terasa hampa tanpa ragamu. Senang mendengar bahwa kau lebih baik sekarang."
Kasihnya tiga tahun lalu pergi membawa hati, meninggalkan rongga kosong yang semakin lama semakin berdebu. Ia tidak protes, toh sendirinya yang menawarkan diri. Meski rasa sesak masih mencekik, tetap saja ia tak bisa terpuruk terlalu lama. Tak mau mengecewakan dia yang disana.
"Rembulan ku, rindukah pula kau padaku? Bisik anginmu mengatakan bahwa kau ingin memelukku."
Dinginnya suhu malam itu tak jadi masalah, rindunya terlalu menumpuk. Terkadang ia sendiri tak tahu bagaimana cara menyalurkan nya, selain dengan cara seperti ini.
"Tak apa, aku baik-baik saja. Kau sudah milik surga, biakan aku menjadi pengagum mu saja. Rembulan ku, tidur yang nyenyak."
Dan Jisung tahu kehilangan nya tak perlu ia iringi kesedihan yang berlarut-larut. Ia tetap bisa mencinta meski dengan cara seperti ini. Jalan yang hanya ia yang tahu dimana ujungnya.
Sebab terluka bukan sebuah alasan untuk menyerah.
Han Jisung percaya, Changbin nya pun masih mencintainya dari sana.
End
Iya aku gabut
Memang tidak jelas, tapi nikmati saja :")
Quote mu kuletakkan diatas sis itsmecappuchino ;")
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
FanficSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...