•••
Tatapan jijik, bengis, sinis, bercampur jadi satu menghujani dirinya bertubi-tubi kala ia yang baru saja sadar dari pingsan menyakitkan itu dibawa kembali pulang ke rumah yang lebih terasa seperti neraka.
Changbin merasa kecil, seolah ia tengah dikelilingi para raksasa jahat yang siap menghancurkan tubuhnya menjadi potongan kecil.
"Oh, jadi selama ini kamu hamil? Dan gak ngasih tau kita? Berani juga, ya."
Chan, ia tampak begitu iritasi melihat Changbin yang kini hanya bisa mengatupkan bibir setelah mereka kembali dari rumah sakit. Seolah adik angkatnya itu adalah seonggok sampah busuk yang dikelilingi lalat-lalat hijau.
"Anak siapa itu?" Minho bertanya dengan nada dingin yang begitu kentara, Changbin berlutut di tengah-tengah mereka bahkan masih dapat merasakan tungkainya melemas.
Ia menegakkan kepala takut-takut, dan mengigit bibir saat netranya bertemu dengan milik dua pemuda yang kini menunjukkan raut panik. Siapa lagi kalau bukan Hyunjin dan Felix, keduanya secara bersamaan mengancam Changbin untuk tetap bungkam akan tindakan bejat yang mereka lakukan beberapa bulan lalu.
"Nggak tau, kak."
Seluruh saudaranya selain Hyunjin dan Felix tampak begitu tak percaya dengan apa yang barusan keluar dari bibir Changbin. Mereka terkekeh remeh.
"Oh, jadi selain pembawa sial, kamu juga pelacur, hmm? Selama ini kamu jual diri di luar sana tanpa sepengetahuan kami? Papa sama Mama bakalan malu kalo sampai tau anak pungutnya jadi jalang."
Itu menyakitkan, setiap kata yang keluar dari bibir Chan benar-benar menyakiti hatinya. Bahkan kali ini lebih parah dari cambukan yang membuat punggungnya berdarah. Entah sejak kapan dirinya menangis, namun air mata yang mengalir tak kunjung habis bagaikan sumber mata air. Ia terisak tanpa suara dan hanya bisa meremat jari di sisi tubuhnya.
Jisung menghampiri dirinya, tanpa basa-basi meletakkan jari diatas kepalanya lantas menjambak rambut kuat hingga kini kepalanya mendongak.
"Kamu gugurin itu janin atau kita yang ngelakuin, pilih!" Jisung berucap dengan nada geram, tangannya menarik makin kuat tiap helai surai hitamnya tanpa ampun.
Tidak, sudah cukup dirinya yang hidupnya hancur, ia tak ingin kedua anaknya ini pun tak diberi kesempatan hidup yang menjadi hak mereka.
Changbin menggelengkan kepala kuat sembari mengatupkan kedua tangannya memohon rasa iba.
"Jawab!" Jisung bahkan tak segan untuk berteriak keras tepat ditelinganya hingga pengang.
"Tolong, sekali ini aja, biarin anak ini hidup. Aku bakal nurut semua perintah kalian, tapi mohon biarin aku ngerawat mereka. Kak, tolong.." mohonnya sungguh-sungguh. Ditepis segala sakit pada kepalanya yang kini seolah kulitnya ikut ditarik.
Seolah tak mendengarkan cicitan putus asa yang Changbin lontarkan, Jisung malah melayangkan sebuah pukulan pada wajah Changbin hingga yang lebih tua terhuyung ke belakang. Yang tentu saja mengundang tawa dari para adik-adiknya, selain Hyunjin dan Felix.
"Sung, udah biarin dia disitu. Gak guna juga mau anaknya hidup atau enggak."
Chan menepuk pundak Jisung agar membiarkan Changbin yang telah jatuh meringkuk dan berusaha bangkit, perutnya masih terasa begitu sakit.
"Jangan berani kamu beranjak dari sini selain kita suruh!"
Itu adalah yang terakhir kali dapat Changbin simak dari perkataan Chan sebelum seluruh saudaranya melenggang pergi. Meski Felix dan Hyunjin sempat menyapanya hanya untuk sekedar menyampaikan ancaman buruk jikalau dirinya berani buka suara atas kehamilannya. Changbin hanya bisa mengangguk pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
Hayran KurguSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...