Sudah tiga hari berlalu setelah kejadian tersebut. Dan selama itu pula, Irham tidak lagi menemui Sarah.
Sarah bisa merasakan tenang karenanya. Sarah tetap menjalani hari-harinya dengan normal, tanpa ada gangguan dari Irham tentunya.
Hari-hari Sarah kembali seperti biasanya. Sarah pulang mengajar langsung meluncur ke tempatnya mengajar les berenang dan sore harinya barulah dia bisa sepenuhnya terlepas dari pekerjaan.
Sarah menaiki ojol yang dipesannya ketempat kost. Tapi sebelum itu Sarah menyempatkan dirinya untuk berhenti di minimarket, hendak membeli beberapa cemilan sebagai temannya menonton nanti.
Setibanya di kost-an, Sarah langsung masuk kedalam area kost. Ada beberapa orang yang menyapanya. Kost yang ditempati Sarah itu merupakan kost campur, laki-laki dan perempuan. Jadi ya bisa dikatakan sedikit bebas lah.
Tidak ada larangan untuk laki-laki dan perempuan saling bersama di sebuah ruangan tertutup. Bahkan ada juga sepasang pasutri yang mengekost di tempat tersebut.
Ada juga beberapa gosip yang mengatakan bahwa beberapa wanita yang tinggal di kost ini adalah simpanan om-om. Perlu diingat, hanya beberapa, tidak semuanya seperti itu.
Sarah tidak terlalu ambil pusing mengenai hal tersebut. Memikirkan hidupnya saja Sarah sudah pusing, apalagi jika ditambah memikirkan masalah hidup orang lain. Maaf Sarah tidak berminat. Biarkan itu menjadi urusan masing-masing.
"Baru pulang Sarah?"
Suara yang berasal dari samping Sarah menginterupsi. Sarah menoleh ke arah tersebut dan ternyata yang menyapanya adalah seorang laki-laki yang kamarnya terletak berjarak lima kamar dari miliknya.
"Iya." Sarah menjawab dengan singkat.
Jujur saja dia tidak nyaman dengan keberadaan laki-laki tersebut, bagaimana ya menjelaskannya.
Entah kenapa, Sarah merasa tidak aman saja jika berada dekat dengan laki-laki tersebut. Sarah tau laki-laki itu ingin mendekatinya, tapi Sarah tidak pernah memberikan kesempatan. Melihat tatapan yang selalu dilayangkan laki-laki itu pada Sarah, adalah penyebabnya. Apalagi tidak jarang Sarah memergoki langsung laki-laki itu yang tengah meneliti tubuhnya dari atas hingga bawah.
"Nanti malam ada waktu? Saya mau ajak kamu jalan-jalan."
"Maaf, tidak bisa. Saya capek, mau istirahat."
Setelah mengatakan itu, Sarah bergerak membuka pintu kamarnya dan pamit masuk kedalam.
Sarah masih punya hati untuk masih bersikap sopan dan tidak menolak secara berlebihan. Dijaman seperti ini, sangat berbahaya sekali jika sampai membuat orang sakit hati dengan perkataan kita, meskipun tidak disengaja sekalipun.
Sarah memikirkan bagaimana dampak ke-belakangnya nanti. Sarah hanya takut jika laki-laki itu nekat berbuat licik untuk bisa mendapatkan dirinya.
Bukannya Sarah terlalu percaya diri atau bagaimana. Banyak orang yang mengatakan bahwa kecantikannya itu enak dipandang dan sama sekali tidak membosankan. Dan laki-laki mana sih yang tidak mau dengan perempuan cantik?
Didalam kamar, Sarah mengunci pintu dengan rapat. Tinggal di kost campur seperti ini, merupakan sebuah keharusan baginya untuk mengunci pintu. Ini sebagai salah satu satu bentuk keamanan bagi Sarah yang perempuan, tinggal sendiri pula. Tentu tidak semua orang memiliki sikap baik di kost ini.
Sebenarnya rasa ingin pindah sudah ada sejak awal Sarah berada ditempat ini. Sarah kurang nyaman dengan lingkungannya, tapi ya karena budget yang dimiliki masih pas-pasan mau tidak mau Sarah harus bertahan ditempat ini.
Mungkin nanti jika Sarah naik gaji, dia akan benar-benar mempertimbangkan mengenai tempat tinggalnya ini. Jika bisa nanti Sarah akan mencari kost yang khusus perempuan saja.
Tapi nanti, tidak tau kapan. Semoga saja dari pihak sekolah dengan cepat menaikkan gaji untuk Sarah. Amin.
Sarah mengamati keadaan kamarnya, ya tidak terlalu besar lah tapi cukup untuk ditempati dirinya sendiri.
Tidak banyak barang juga didalamnya, membuat kesan rapi disana. Sarah menghempaskan tubuhnya di atas kasur, nyaman sekali rasanya meskipun kasur ini tidak terlalu empuk. Tapi setidaknya cukup untuk melepas penat Sarah.
Sarah mengganti baju menjadi baju yang lebih nyaman, yaitu kaos oversize dan juga celana pendek andalannya. Lagipula Sarah juga tidak ada rencana keluar kamar, jadi tidak masalah menggunakan pakaian seperti ini.
Karena tidak ada kegiatan yang perlu dikerjakannya lagi, Sarah pun mengambilnya handphonenya di tasnya dan dia mulai menonton film disebuah aplikasi yang dibelinya secara sharing.
Sarah juga menarik mendekat cemilan yang tadi dibelinya. Sembari matanya fokus menatap ke layar handphone, tangan Sarah sibuk mencomot cemilan dari wadahnya. Dan mulut Sarah sibuk mengunyah, sesekali juga mendumel, mengomentari film yang diputar.
Cukup lama Sarah berada di posisi duduk, membuat tubuhnya penat. Sarah mengubah posisinya menjadi rebah menghadap ke arah tembok, handphonenya Sarah senderkan disana.
Sarah meraih boneka pemberian gebetan terkahirnya dan menjadikannya sebagai guling. Meksipun dari mantan gebetan tapi Sarah sayang jika harus membuangnya, lumayan bisa dijadikan guling.
••.••
Sarah mengerjapkan matanya, dia mendengar ketukan yang berasal dari pintu.
Perlahan tapi pasti Sarah mendudukkan dirinya. Entah sejak kapan dia jatuh tertidur, yang diingatnya terakhir yaitu dirinya yang sedang melihat film.
Sarah melirik kearah handphonenya yang telah mati, Sarah mengambilnya dan ternyata benda itu kehabisan daya.
Sarah berdecak malas, lalu dia mencharger-nya. Suara ketukan kembali terdengar kali ini diiringi dengan suara seorang yang memanggil namanya.
Dengan berat hati Sarah harus bangun dan melihat siapa yang datang. Tidak biasanya ada seseorang yang datang ke tempatnya, apalagi Sarah tidak sedang mengundang ataupun memesan sesuatu.
Dengan pelan Sarah membuka pintunya dan alangkah terkejutnya dia melihat sosok Irham yang telah menghilang beberapa hari ini.
Sarah tidak salah lihat, laki-laki itu benar sedang berada di depan kamarnya.
"Bangun tidur." Bukan pertanyaan tapi pernyataan. Irham bisa mengetahuinya dari mata Sarah yang terlihat memerah dan penampilan yang sedikit berantakan.
Sarah masih tertegun di tempatnya, tidak percaya bahwa seorang Irham kini telah berada di depannya. Sarah kira setelah kejadian hari itu, Irham menyerah dan laki-laki itu merasa kalah karena Sarah mengetahui kebusukannya dimasa lalu.
Tapi ternyata tidak, dugaan Sarah meleset jauh.
Tanpa dipersilakan lagi, Irham melangkah masuk kedalam kamar Sarah. Yang pertama kali dilakukan Irham adalah mengamati keseluruhan ruangan setelahnya Irham mengangguk pelan.
Irham mendudukkan dirinya didekat kasur Sarah. Sedangkan sang pemilik kamar sendiri, Sarah terlihat seperti orang bodoh yang hanya bisa diam memperhatikan setiap pergerakan yang dilakukan Irham.
"Duduk." Kenapa keadaan seperti terbalik begini. Seharusnya kan Sarah yang berkuasa atas tempat ini, tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Sarah mendorong pintu, menutupnya pelan. Lalu dia menghampiri Irham dan duduk dihadapan laki-laki itu.
Irham membuka plastik yang sedari tadi dibawanya. Irham mengeluarkan satu persatu makanan cepat saji dari sana.
"Kamu belum makan kan." Irham menaruh satu kotak paket ayam untuk Sarah dan memberikan beserta minumannya juga.
"Saya bawa ice cream juga." Irham memberikan ice cream dengan rasa milo kesukaan Sarah.
Tidak bisa jika terus dibiarkan seperti ini, perhatian Irham yang seperti ini mampu membuat Sarah luluh.
Sebagai anak rantau yang terbiasa untuk sendiri dan hidup hemat, tentu dengan kehadiran Irham beserta perhatiannya membuat hati Sarah menghangat.
Tolong kuatkan Sarah, jangan biarkan dia terjebak dalam pesona buaya satu ini.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Back or Go
Любовные романыSarah dihadapkan pada dua keadaan, dimana dia diharuskan untuk memilih. Kembali ke masa lalu dan memulai hidup dengan laki-laki dari masa lalunya, taukah Sarah harus pergi dan memulai hubungan baru dengan orang yang baru hadir dalam hidupnya? Sarah...