Sarah turun dari mobil Randi dengan perasaan gugup yang tidak bisa ditutupinya. Disusul oleh Leta dibelakangnya.
Leta langsung saja meraih tangan Sarah dan menggandengnya melangkah lebih dekat ke arah pintu utama. Randi dengan setia berjalan dibelakang kedua perempuan itu.
Lihatlah, bukankah saat ini mereka terlihat seperti keluarga harmonis? Apalagi melihat baju Leta dan juga Sarah yang kembar.
Ya Leta memaksa Sarah untuk membeli baju kembaran dengan dirinya, dan langsung dipakai saat itu juga. Karena tidak ingin Leta tiba-tiba bersikap tantrum di tengah keramaian, akhirnya mau tidak mau Sarah menuruti permintaan bocah cilik satu ini.
"Nenek udah masak banyak buat kita malam ini, katanya special buat nyambut Tante Sarah." Leta terus saja berceloteh mengenai hal apapun.
Sarah terus mengembangkan senyumnya pada anak disampingnya ini. Bakat berbicara Leta rupanya makin hari malah makin jago saja. Salut sih Sarah pada Leta, karena diusianya yang sekarang ini kebanyakan masih malu-malu apalagi pada orang yang baru dikenalnya.
Tapi Leta tidak, anak ini terlihat nyaman-nyaman saja dengan Sarah. Tidak merasa terganggu sama sekali.
Tanpa perlu persetujuan Sarah lebih dulu, Leta langsung saja menuntun tangan Sarah menuju ruang makan. Sejak Sarah menginjakkan kakinya dirumah ini, Leta sama sekali tidak melepas genggaman tangan mereka.
"Nenek." Seru Leta saat melihat neneknya yang sibuk menata makanan diatas meja.
Orang yang dipanggil nenek oleh Leta, langsung saja menoleh dan tersenyum ke arah bocah itu.
Nenek Leta alias ibu Randi langsung mendekat ke arah keduanya. Dengan sigap Sarah mengulurkan tangan dan bersalaman, tanda hormat pada wanita yang lebih tua darinya.
"Nenek ini Tante Sarah." Leta memperkenalkan wanita dewasa disampingnya pada sang nenek. Padahal tanda perlu dikenalkan pun neneknya sudah tau bahwa itu adalah Sarah.
Nenek Leta terkekeh melihat sang cucu terlihat nyaman berada di samping Sarah. Apalagi melihat kedua tangan yang saling menggenggam itu membuat orang asing yang melihatnya bisa saja menganggap bahwa mereka adalah pasangan ibu dan anak, dan didukung pula oleh baju kembar yang dikenakan.
Hah, membuat gemas saja.
"Cantik ya Tante Sarah, persis seperti yang Leta ceritakan."
Pipi Sarah bersemu mendengar pujian yang dilayangkan wanitanya paruh baya didepannya.
Ya meskipun Sarah memang cantik, tapi dia juga merasa malu-malu kucing jika dipuji secara langsung begini.
"Ibu bisa saja." Nenek dari Leta itu terkekeh melihat reaksi Sarah.
"Ayo duduk, duh gimana sih masa tamu dari tadi berdiri aja." Ibu Randi mempersilahkan Sarah untuk duduk.
Tetap dituntun oleh Leta, Sarah menduduki salah satu kursi yang berdampingan dengan Leta.
"Sebentar ya, biar ibu buatkan teh dulu."
"Aku bantu Bu."
Sebelum pergi menyusul ibu Randi, Sarah lebih dulu memberi pengertian pada Leta dan menyuruh anak itu agar duduk anteng di kursinya sementara Sarah kedapur dulu.
Sebagai tamu, Sarah hanya merasa tidak nyaman saja jika hanya duduk diam membiarkan tuan rumah yang bekerja. Apalagi kedatangan Sarah ini tanpa membawa buah tangan apapun.
Tadi, hampir saja Sarah membeli buah tangan untuk diberikan pada ibu Randi, tapi buru-buru Randi menggagalkan rencana itu. Katanya, tidak perlu membawa apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back or Go
RomanceSarah dihadapkan pada dua keadaan, dimana dia diharuskan untuk memilih. Kembali ke masa lalu dan memulai hidup dengan laki-laki dari masa lalunya, taukah Sarah harus pergi dan memulai hubungan baru dengan orang yang baru hadir dalam hidupnya? Sarah...