Inilah sifat anak kecil yang tidak disukai semua kalangan orang dewasa, rewel dan tantrum seperti yang sedang Leta alami saat ini hingga membuat Papanya yang kesabarannya setebal dompetnya juga bisa tersulut emosi.
"Leta Papa kan udah bilang kalau Tante Sarah gak bisa tidur disini, Tante Sarah harus pulang." Randi mengatakan dengan tegas, sudah beberapa kali diberi pengertian yang sama tetapi Leta tidak juga membiarkan Sarah pulang.
Anak ini malah memegang tangan Sarah agar tidak meninggalkannya.
"Leta anak pintar kan? Nurut ya sama Papa." Randi menghela nafas pelan, dan mulai membujuk anaknya lagi.
Tapi gelengan yang berasal dari kepala Leta, berhasil menyulut sumbu kesabaran laki-laki itu yang sudah berada di ambang batasnya.
Ya namanya anak kecil ya, mau bagaimana lagi. Mereka memang tidak tertebak, bisa saja sewaktu-waktu menjadi seperti ini.
"Ya udah, Tante temenin Leta sampai tidur aja ya, tapi setelah itu Tante akan pulang." Sarah mengambil keputusannya sendiri. Keputusan ini terdengar seperti jalan tengah yang baik bagi semuanya.
Leta tidak akan sedih lagi, dan Randi tidak akan marah-marah pada anaknya lagi. Lagipula sepertinya Leta juga sudah mulai kelelahan, pasti anak itu sebentar lagi akan segera memejamkan matanya.
"Sar?" Randi merasa tidak nyaman dengan keputusan yang Sarah ambil. Randi tidak nyaman jika harus sampai merepotkan Sarah. Ya meskipun awalnya memang sudah merepotkan.
"Gak apa mas. Sebentar lagi Leta juga bakalan tidur kok." Sarah menuntun Leta untuk segera mencuci mukanya agar mereka bisa segera naik ke atas ranjang bergambar princess milik Leta.
Melihat punggung Sarah yang ditelan tembok, Randi menghela nafas pasrah. Lalu dia pun meninggalkan kamar Leta menuju kearah ruang santai, tempat dimana ibunya berada jika sedang lenggang.
"Duduk sini, Di." Ibu Randi menepuk sofa disampingnya, meminta Randi agar mendudukkan dirinya di samping.
Randi menuruti yang ibunya pinta, dia menjatuhkan tubuhnya tepat di samping ibu terkasihnya.
"Kenapa Bu?"
"Ibu tau nak kalau kamu ada perasaan lebih sama Sarah. Ibu cuma bisa dukung keputusan kamu saja. Sarah juga orangnya baik, perhatian juga sama Leta. Ibu yakin kalau nanti Sarah bisa jadi istri dan mama yang baik untuk kalian."
"Amin. Doain aja ya Bu."
"Pasti itu."
Randi dan wanita yang usianya sudah tidak lagi muda itu sama-sama menyunggingkan senyumnya. Lihatlah berapa mudahnya Sarah diterima dalam keluarga ini.
Sepertinya mulai hari ini, Randi harus lebih memperjelas tentang tujuannya pada Sarah. Randi tidak ingin jika didahului oleh orang lain.
Orang yang tulus seperti Sarah sudah jarang ditemui pada jaman sekarang. Sungguh beruntung bukan, jika Randi bertemu dengan Sarah dalam kondisi yang seperti ini.
Setiap pertemuan pasti memiliki alasan, dan Randi ingin alasan itu bisa mengikat mereka di ikatan yang bernama pernikahan. Semoga saja Sarah memberikan respon yang baik terhadap niatnya ini.
Sembari menunggu Sarah, Randi memutuskan untuk menemani ibunya melihat sinetron yang digemari. Meksipun Randi tidak suka sebenarnya dengan apa yang di tayangkan, tapi tidak apa lah. Sesekali berusaha melihat dari sudut pandang orang lain.
Kondisi didalam kamar Leta, tidak seperti yang Sarah duga sebelumnya. Hingga saat ini Leta sama sekali belum memejamkan matanya.
Anak itu sangat bahagia bisa ditemani tidur oleh Sarah, terbukti dengan Leta yang sejak tadi mengoceh tentang hal apapun. Membuat Sarah yang menanggapinya sesekali menguap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back or Go
عاطفيةSarah dihadapkan pada dua keadaan, dimana dia diharuskan untuk memilih. Kembali ke masa lalu dan memulai hidup dengan laki-laki dari masa lalunya, taukah Sarah harus pergi dan memulai hubungan baru dengan orang yang baru hadir dalam hidupnya? Sarah...