part 43

936 85 6
                                    

Geram yang dirasakan oleh Sarah saat ini, handphonenya tidak berhenti berdering dan pelakunya tidak lain adalah Irham.

"Ganggu banget sih." Kesal Sarah, menatap tajam ke arah handphonenya itu. Meksipun sebenarnya dia tau bahwa itu bukanlah kesalahan yang dilakukan handphonenya.

Dering handphone mati, Sarah langsung meraih handphone miliknya dan segera memblokir nomor Irham sebelum laki-laki itu kembali menelepon dirinya.

Beberapa menit berlalu, Sarah bisa bernafas dengan lega karena handphone miliknya sudah tidak berdering lagi. Sarah tersenyum puas berhasil membasmi pengganggu dalam hidupnya.

Namun rupanya ketenangan yang dirasakan Sarah hanya bertahan sesaat, satu jam setelah itu dia mendengar pintu kamarnya diketuk dan saat dibuka dia melihat pemilik kost yang mengetuknya.

"Ada apa Bu?"

"Dibawah ada yang mau ketemu sama kamu, Sarah. Katanya ada hal penting yang harus dibahas."

Sarah tentu saja merasa bingung, sejauh ini yang tau kost barunya hanyalah Randi dan juga Leni.

Siapa kira-kira diantara keduanya yang sedang berkunjung kemari? Apa mungkin Randi ya? Karena tidak mungkin bukan jika Leni yang datang malam-malam begini.

"Sebentar lagi saya kebawah Bu." Jawab Sarah akhirnya. Setelah itu pemilik kost pun pamit undur diri.

Sarah menutup kembali pintu kamarnya, dia meraih handphone dan juga cardigan panjang miliknya.

Penasaran akan orang yang datang, Sarah pun bergegas turun dan setibanya diruang tamu, dia tidak menemukan keberadaan seseorang sama sekali.

Sarah tentu saja mengernyit bingung. Sarah melangkahkan kakinya ke halaman, barang kali orang itu sedang menunggu disana.

Dan benar saja, bisa Sarah lihat tubuh tegap Irham yang tengah berdiri memunggunginya. Pandangan laki-laki itu menerawang langit hitam yang diterangi sinar bulan malam ini.

Tapi tunggu dulu? Dari mana Irham bisa mengetahui kost barunya? Tidak pernah Sarah memberi alamat ini pada orang lain selama ini.

Sarah menepuk bahu Irham yang otomatis membuat Irham langsung mengalihkan perhatian pada dirinya.

"Kamu nyari aku, Ham?" Tanya Sarah, bisa saja bukan Irham mencari orang lain ditempat ini. Temannya mungkin?

Maybe, Sarah juga tidak tau. Tapi anggukan yang diberikan Irham memperjelas semuanya.

"Dari mana kamu tau aku disini?" Tanya Sarah menuntut, entah kenapa dia merasa seram jika benar yang ada dipikirannya bahwa Irham telah menguntit dirinya untuk tau tempat tinggalnya yang baru.

"Itu tidak penting Sarah. Aku mau bahas yang lain sama kamu." Tanpa perlu menanyakan persetujuan dari Sarah, Irham langsung meraih tangan Sarah dan digandengnya. Memaksanya untuk masuk kedalam mobil.

Sarah tentu saja tidak bisa berpasrah diri begitu saja. Dia memberontak, berusaha melepaskan tangannya dari Irham. Tapi sayang tenaga yang dimilikinya tentu tidak sebanding dengan milik Irham.

"Irham tolong jangan paksa aku. Aku bisa teriak." Tidak ada cara lain selain mengancam Irham. Sarah sedang merasa dalam bahaya saat ini.

Sarah panik, takut Irham berbuat nekat dan mencelakai dirinya.

"Aku cuma mau ngomong sama kamu Sarah. Kalau kamu bersikap baik aku juga bakalan baik."

Dari mana sikap baik yang dimaksud laki-laki itu sebenarnya. Dengan cara memaksa Sarah seperti ini saja sudah terlihat bahwa Irham tidak bersikap baik pada Sarah.

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang