Entah sudah yang keberapa kalinya Sarah merutuk dalam hati. Menyesal yang dirasakan Sarah saat ini, niat hati ingin melepaskan penat dengan cara menemani Leni pergi berkencan, malah yang didapatnya saat ini penat hati dan pikiran.
Bagaimana tidak penat, jika Leni dan gebetannya itu pergi menonton sementara Sarah dan juga Randi mereka tinggalkan di salah satu restoran Korea yang masih berada dalam satu mall. Kesal sekali Sarah rasanya, ingin marah-marah ke pada temannya itu. Suasana canggung yang terjadi tidak juga mereda di antara keduanya.
Lebih tepatnya hanya Sarah lah yang merasakan kecanggungan itu, sedangkan Randi terlihat biasa-biasa saja. Bahkan dengan santai laki-laki itu memanggang satu persatu daging didepannya.
"Makan." Randi menaruh daging yang telah matang di piring Sarah.
Sarah hanya membalasnya dengan anggukan kecil lalu melahap daging itu kedalam mulutnya.
"Kamu umur berapa?" Pertanyaan itu dilontarkan kepada Sarah.
"26, Pak." Sarah hanya menjawab seperlunya saja, sama sekali tidak berusaha mencari topik pembicaraan antar keduanya.
"Panggil Mas saja, saya masih belum setua itu." Randi mengatakan dengan kekehan di akhir kalimatnya.
Jujur saja Randi malah merasa semakin tertarik dengan sikap yang ditunjukkan Sarah kepada-nya. Tidak dipungkiri bahwa Randi memiliki niat untuk mengenal lebih dekat dengan Sarah.
"Iya Mas."
"Boleh Saya minta nomor kamu?"
"Nomor apa ya? Saya adanya cuma nomor rekening aja sih." Entah ada ide dari mana Sarah bisa menjawab seperti itu. Itu hanya spontan saja keluar dari mulut Sarah, kata-kata itu tidak sengaja di bacanya saat membuka salah satu sosial media miliknya.
"Nomor rekening juga boleh." Jawab Randi, dan kegilaan itu rupanya masih berlanjut. Sarah memperlihatkan handphonenya yang berisi deretan nomor rekening miliknya. Dan sepertinya Randi juga tidak kalah gila nya dari Sarah.
Laki-laki itu malah meladeni ucapan Sarah dengan cara mengetikkan nomor rekening Sarah di handphonenya sendiri.
"Sudah." Bertepatan dengan itu sebuah notifikasi dari m-banking muncul di layar Sarah.
Sarah menekan notifikasi itu dan alangkah terkejutnya Sarah saat melihat saldo sebesar satu juta kini telah masuk dalam rekeningnya. Dan ternyata yang mengirim adalah Randi?
"Ini... Ini." Sarah tergagap menatap Randi dengan keterkejutan yang tidak ditutupi sama sekali.
"Buat kamu, udah temenin saya makan." Sarah menganga tidak percaya. Tangan Sarah sampai bergetar di atas meja sambil memegangi handphonenya.
"Ini terlalu berlebihan, saya balikin aja." Baru saja Sarah akan mentransfer uang itu kembali, Randi sudah meraih tangan Sarah dan mencegahnya. Meletakkan handphone Sarah di meja dan kembali memaksa Sarah untuk melanjutkan acara makan mereka.
Aduh seberapa kaya Randi sebenarnya. Hanya sekedar menemani makan saja sudah diberi uang satu juta rupiah. Apalagi mengingat ini adalah pertemuan pertama mereka. Orang kaya memang beda ya, Sarah jadi penasaran dengan pekerjaan laki-laki tersebut.
"Saya sudah punya nomor rekening kamu, sekarang boleh saya minta nomor telepon kamu?"
Sarah mematung, diam bingung harus memberikan jawaban seperti apa."Sarah." Randi mengguncang bahu Sarah pelan, karena perempuan sama sekali tidak melakukan pergerakan apapun.
"Ah, iya iya boleh kok." Jawab Sarah setelah tersadar dari lamunannya.
Bagaimana ya. Sarah rasanya tidak enak hati untuk menolak permintaan Randi. Apalagi dengan gilanya laki-laki itu sudah memberikan satu jutanya secara cuma-cuma untuk Sarah. Bukan Sarah bermaksud memeras, hanya saja awalnya dia berpikir bahwa dengan seperti itu Randi mungkin mengakhiri pembicaraan tentang nomor ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back or Go
RomanceSarah dihadapkan pada dua keadaan, dimana dia diharuskan untuk memilih. Kembali ke masa lalu dan memulai hidup dengan laki-laki dari masa lalunya, taukah Sarah harus pergi dan memulai hubungan baru dengan orang yang baru hadir dalam hidupnya? Sarah...