part 33

908 84 2
                                    

Karena tidak enak menolak permintaan tuan rumah yang sudah berbaik hati padanya, disinilah Sarah berakhir. Duduk disamping Randi sesekali menatap pada laki-laki itu yang tengah fokus ke arah laptopnya.

Sudah tidak terhitung berapa kali Sarah menguap karena rasa kantuk yang terus menyerangnya. Tapi Sarah menahan-nahan agar tidak ketiduran.

Ternyata sebentar yang dimaksud Randi adalah omong kosong belaka, Sarah berpikir paling lama tiga puluh menit. Tapi ternyata tidak, dugaannya melenceng jauh, sudah hampir satu jam Sarah duduk dengan bersender pada sandaran sofa. Ingin Sarah pamit ke kamarnya lebih dulu, tapi dia tidak mempunyai keberanian untuk itu.

Apa begini ya rasanya menemani suami kerja lembur seperti yang dibacanya di novel-novel romansa?
Eh, tapi kan Randi bukan suaminya.

Sarah tidak kuasa untuk menahan kantuknya, hingga entah pada kantuk yang keberapa dia akhirnya memejamkan mata. Membiarkan laki-laki disampingnya menyelesaikan pekerjaannya.

Tepat di jam satu lewat lima belas malam, Randi menghela nafas lega karena telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna.

Randi menutup laptop miliknya dan menoleh ke arah Sarah yang tidak mengeluarkan suara sama sekali. Randi terkekeh pelan, saat melihat Sarah yang telah tepar.

"Sarah." Randi mengguncang pelan tubuh Sarah, ingin membangunkan agar pindah ke kamarnya.

Tapi bukannya membuka mata, Sarah melah mengeliat dan menggeram pelan menandakan bahwa dia merasa terganggu.

Tidak menyerah hingga disana, Randi kembali melakukan hal yang sama hingga tiga kali. Tapi tetap berakhir dengan Sarah yang seperti tidak rela untuk memejamkan mata.

Randi menghela nafas berat, sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini, Randi bukanlah laki-laki mata keranjang yang selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tapi apa daya, tidak ada cara lain. Randi membenarkan posisinya dan dalam hitungan detik tubuh Sarah kini telah berada di gendongannya.

Randi tidak tega, jika membiarkan Sarah tertidur disofa yang pastinya akan sangat tidak nyaman. Lagipun ini juga karena Randi, jika saja Randi tidak menyuruh Sarah menemaninya pasti Sarah sudah bergelung nyaman dengan selimutnya dari tadi.

Randi mendorong pintu kamar Sarah dengan pelan, cepat-cepat dia meletakkan Sarah di atas kasurnya. Setelahnya Randi menarik selimut hingga sepinggang Sarah.

Dalam hatinya berulang kali Randi berucap maaf, karena dengan lancang telah menyentuh Sarah. Meskipun tujuannya baik, tapi tetap saja mereka masih belum mahram dan pantang untuk melakukan skinship.

Tidak ingin membuat setan tertawa kesenangan, tanpa menunggu waktu lagi Randi langsung keluar dari kamar Sarah.

"Kayaknya harus dipercepat nih usahanya." Gumam Randi sembari menutup pintu kamar Sarah dengan rapat.

Setelahnya Randi membereskan barang-barangnya yang masih tertinggal diruang tengah.

• • •

Sedari pagi Leta sudah ngambek pada semua orang. Alasannya karena acara yang telah direncanakan untuk weekend terpaksa harus gagal.

Dan dengan sabar Randi memberi pengertian pada Leta. Meksipun anak itu mengangguk, tapi wajah cemberutnya tidak hilang juga.

Hari ini tiba, dimana Sarah harus segera pindah ke kost barunya. Sarah tidak jadi untuk menerima tawaran menggiurkan dari Randi tentang tinggal di kost miliknya.

Akhirnya atas bantuan dari Randi, Sarah pun menemukan kost yang cocok dengannya. Lokasinya tidak jauh dari sekolah dan harganya murah tapi juga nyaman.

Awalnya Sarah tidak percaya dengan harga yang dibandrol oleh pemilik kost nya. Melihat dari fasilitas dan ruangan yang lumayan luas, tapi setelah bertemu dan berbicara langsung dengan pemilik kost akhirnya Sarah percaya dan memutuskan untuk menyewanya.

Btw, pemilik kostnya adalah teman Randi sendiri. Dan Sarah juga bisa mendapatkan kost ini berkat bantuan dari papanya Leta.

"Maafin Tante ya, Tante janji Minggu depan kita bakalan belajar renang." Lagi, Leta hanya membalas dengan anggukan singkat. Leta yang biasanya cerewet, pagi ini berubah menjadi super anteng.

Barang-barang yang akan dibawa Sarah kini telah siap semuanya berada di mobil Randi.

"Kalau Leta masih marah, Papa sama Tante Sarah pergi berdua aja, Leta disini sama nenek."

"Gak mau, Leta mau ikut pokoknya."

"Kalau Leta mau ikut berarti?"

"Iya Leta maafin, tapi janji ya minggu dengan jadi renangnya."

Leta mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Sarah, dan langsung dibalas oleh Sarah.

"Tante janji." Ucap Sarah, kedua jari kelingking mereka bertaut.

"Berangkat sekarang aja, biar nanti malam kamu bisa santai."

Dengan digandeng oleh Sarah, Leta turun dari tempat duduk dan melangkah mengikuti Sarah.

"Sarah pamit ya Bu, makasih udah izinkan Sarah tinggal selama beberapa hari ini." Sarah berpamitan pada Ibu Randi, Sarah meraih tangan wanita paruh baya itu dan menyalaminya.

"Sering-sering main kesini ya." Pesan Ibu pada Sarah.

Jujur sejak kedatangan Sarah dirumah ini, Ibu merasa sangat senang karena memiliki teman untuk mengobrol dan berdiskusi.

"Pasti, Bu. Sarah berangkat ya. Assalamualaikum."

Ibu menjawab salam itu dan menunggu hingga mobil yang ditumpangi ketiganya berjalan.

Ibu melambaikan tangan ke arah ketiganya, dan dibalas hal serupa oleh Sarah juga Leta.

"Masih ada yang kamu butuhkan?" Randi bertanya saat mereka telah berada dalam perjalanan menuju kost baru Sarah.

"Kayaknya udah semua Mas."

"Mampir minimarket sebentar ya." Sarah mengangguk, setuju saja dengan ucapan Randi.

Mobil berhenti di pelataran mini market, Leta dan dan Sarah tidak ikutan turun. Mereka memilih untuk menunggu di mobil saja.

Hanya beberapa menit, dan Randi sudah kembali dengan plastik berukuran sedang dengan nama minimarket tersebut.

Randi mengeluarkan susu kemasan dari sana dan memberikannya untuk Leta. Dia juga mengeluarkan air mineral untuk diminumnya sendiri.

"Ini ada beberapa cemilan buat kamu nanti di kost." Randi mengangkat plastik tersebut lalu menaruhnya di kursi belakang, disamping Leta.

"Kenapa repot-repot segala Mas." Sarah merasa segan, karena bagaimana pun dia telah merepotkan Randi selama beberapa hari terakhir ini. Dan Sarah bingung harus membalas kebaikan Randi.

"Gak repot sama sekali." Mobil kembali menyala, dan Randi mulai melakukannya, kembali bergabung dengan kendaraan lainnya.

"Nanti saya tidak bisa bantu kamu beres-beres, maaf ya."

"Iya Mas, aku ngerti kok."

Kost baru Sarah ini memiliki peraturan yang sangat ketat. Yaitu, dilarang membawa laki-laki kedalam kamarnya. Diperbolehkan untuk bertamu, asal di ruang tamu khusus yang tersedia.

Dan pastinya Sarah yakin keamanan disana sangatlah terjaga. Tidak akan terjadi lagi hal-hal yang tidak mengenakkan seperti dulu.

"Tante Sarah kenapa pindah? Kan enak dirumah aja sama kita." Leta yang telah berhasil menghabiskan susunya, ikut bersuara.

Baik Sarah maupun Randi bingung akan menjawab seperti apa. Tapi akhirnya Randi yang turun tangan dan kembali memberi pengertian pada Leta.

"Yah, Leta gak bisa tidur sama Tante Sarah lagi dong." Leta berucap dengan lesu.

"Boleh kalau Leta mau sesekali nginap dengan Tante Sarah, asal Tante Sarah nya izinin."

"Benar Papa?" Randi mengangguk, lalu perhatian Leta tertuju pada Sarah.

"Tante kalau Leta nginap boleh?"

"Boleh dong, asal Leta gak rewel aja kalau gak sama Papa."

•  •  •

Karena sekarang updatenya udah 2x seminggu kalian harus semangat ya vote dan komennya.

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang