part 31

956 81 7
                                    

Terhitung sudah sejak tiga hari ini Irham frustasi karena selalu susah untuk sekadar menemui Sarah.

Ditelepon berkali-kali tapi Sarah tidak mengangkatnya juga dikirim pesan entah sudah yang keberapa kalinya, tidak juga mendapatkan balasan dari Sarah.

Tidak ada jalan lain selain menemui Sarah disekolah tempat Sarah mengajar. Satu jam sebelum jam kerja Sarah dimulai, Irham sudah standby di depan gerbang. Menunggu kedatangan Sarah, lihat kan perjuangan Irham untuk menemui Sarah.

Entah apa yang membuat hubungannya dan Sarah akhir-akhir ini menjadi buruk, Irham juga tidak tau. Irham mulai waspada saat ini melihat bagaimana sifat Sarah yang berubah, padahal sebelum-sebelumnya mereka baik-baik saja.

Apa ini karena ada laki-laki lain ya?
Irham menggeleng, mengenyahkan pikiran buruk yang bersarang. Matanya dengan lihai mengawasi orang-orang yang mulai berdatangan.

Tiga puluh lima menit berlalu, orang-orang sudah mulai ramai berdatangan. Irham semakin memfokuskan pandangan untuk memindai kedatangan Sarah.

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti disana, Irham mengawasi dengan seksama. Dan alangkah panasnya hati Irham melihat Sarah yang keluar dari mobil itu. Dan semakin bertambah panas saat melihat Sarah melambaikan tangannya mengiringi kepergian laki-laki yang dianggapnya sebagai saingan. Jangan lupakan senyum yang tersemat diwajah Sarah.

Mobil itu telah pergi dan dengan sigap Irham keluar dari mobilnya sendiri, berjalan cepat menuju Sarah.

Irham mencekal tangan Sarah, membuat sang empunya kaget.

"Kita harus ngomong Sarah." Irham berucap dengan penuh penekanan.

"Tentang apa?" Sarah mengernyit bingung, pasalnya dia tidak menemukan bahasan penting yang harus dibahas bersama dengan Irham.

"Tentang kita."

"Emangnya kita kenapa?" Irham menghela nafas panjang. Matanya seolah ingin menusuk Sarah.

"Kamu gak ngerasa bahwa ada yang tidak beres dengan hubungan kita?"

Tentang ini ternyata. Sarah menghela nafas, mengalihkan perhatiannya dari Irham. Sejujurnya Sarah sudah tidak ingin membahas hal ini lagi, dia sudah terlanjur nyaman dengan apa yang dijalaninya sekarang.

"Kamu berubah Sarah." Ucap Irham menatap Sarah dengan dalam.

Sarah merasa biasa-biasa saja, dia tidak merasakan adanya perubahan dalam bersikap. Mungkin ini hanya perasaan Irham saja.

"Karena laki-laki itu? Udah sejauh mana hubungan kalian?"

Sarah diam tidak menjawab pertanyaan dari Irham. Dia merasa Irham tidak berhak mengetahui tentang hubungan yang terjalin antara dirinya dan juga Randi.

"Kamu cinta sama dia?" Sarah masih tetap bergeming dalam diamnya. Dia menunduk sedalam-dalamnya.

"Terus aku gimana Sarah? Aku juga cinta sama kamu." Ucap Irham dengan lirih dan suaranya sarat akan kesakitan.

"Permisi." Lalu Leni muncul ditengah ketegangan yang terjadi. Sarah bersyukur karena setidaknya Leni datang disaat yang tepat.

Sarah merasa bersalah atas apa yang diperbuatnya pada perasaan Irham, walaupun sebenarnya dia tau bahwa ini adalah haknya untuk memilih.

"Maaf jam kerja sebentar lagi sudah mulai. Saya ingin mengajak Sarah untuk masuk."

Tanpa menunggu persetujuan lagi dari lawan bicaranya, Leni menarik tangan Sarah untuk masuk kedalam area sekolahan.

Dibelakang sana, Irham hanya bisa diam mengamati punggung Sarah yang mulai menjauh. Hingga tepukan yang berasal dari belakangnya berhasil menyadarkan Irham.

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang