part 4

659 47 1
                                    

"Sebenarnya kita mau kemana?" Sarah membuka suara setelah beberapa puluh menit mobil yang ditumpanginya hanya melaju tanpa adanya tujuan.

"Kamu mau kemana?"

"Kenapa tanya balik? Bukannya kamu ada yang mau diomongin makanya ngajak saya."

"Sebenarnya itu cuma alasan aja supaya bisa lama-lama sama kamu." Irham menyengir, mengatakan dengan tidak berdosa.

Sarah berdecak mendengar kenyataan yang baru diketahuinya.

"Berhenti disini aja, saya ada kerjaan sebentar lagi."

Bukannya menuruti yang dikatakan Sarah, Irham malah tetap melajukan mobilnya.

"Kemana? Biar aku antar aja."

"Gak perlu, berhenti disini aja." Sarah tetap kekeh tidak mau terlibat lebih lama dengan Irham.

Tapi ya, bukan Irham namanya jika tidak memaksakan kehendak pada perempuan disampingnya ini.

"Aku antar." Putus Irham sepihak dan lagi-lagi membuat Sarah kesal padanya.

"Kemana?" Irham bertanya saat Sarah tidak kunjung mengatakan tempat yang akan ditujukannya.

Sarah tetap bergeming, sudah tiga puluh menit berlalu. Jika terus seperti ini, yang ada dia akan terlambat untuk mengajar.

Dan sepertinya Irham juga tidak ada tanda-tanda akan menghentikan mobilnya. Akhirnya, Sarah mengalah juga. Dari pada gajinya nanti dipotong karena masalah ini.

Ditengah keheningan yang terjadi itu, Sarah mengatakan sebuah alamat yang bertepatan di sebuah hotel dikawasan ibu kota.

"Ada kerjaan apa?"

Entah hanya perasaan Sarah, atau memang Irham mengatakannya dengan sedikit ketus dan terkesan tidak suka.

"Kamu tidak perlu tau."

Mendengar jawaban Sarah yang sama sekali tidak memuaskan, membuat Irham berdecak.

Entah kenapa di jaman seperti ini, hotel merupak salah satu tempat yang rawan. Apalagi masalah pekerjaan. Terdengar sangat janggal, dan Irham tidak bisa berpikir positif akan hal itu.

Itu hanya opini pribadi dari Irham saja ya. Jika ada uang tidak setuju tolong jangan tersinggung.

"Berhenti di depan aja."

Hotel yang dimaksud kini telah terlihat diujung sana. Lagi, Irham tidak mengikuti perkataan Sarah. Irham membawa masuk mobil dan memarkirkan di basement.

Sarah buru-buru keluar dari mobil Irham dan hendak meninggalkan laki-laki itu. Tapi apa daya, langkah Irham lebih besar rupanya. Terbukti laki-laki itu berhasil menyamai langkah Sarah saat ini.

"Ngapain ikutin saya?" Sarah menggeram, kekesalannya pada laki-laki dihadapannya ini tidak bisa ditutup-tutupi lagi.

Sarah menatap Irham dengan tajam. Tapi memang dasar Irham, dia sama sekali tidak merasa terintimidasi oleh tatapan Sarah. Irham seolah tidak peduli apa yang dikatakan oleh Sarah karena tujuannya saat ini hanya memastikan bahwa pikiran negatifnya tentang Sarah sama sekali tidak benar.

Pintu lift terbuka, Sarah buru-buru keluar dari dalam. Tidak ingin Irham kembali membuntuti dirinya.

Tapi hal itu segera dicegah oleh Irham dengan cara menarik sebelah tangan Sarah.

"Kamu apa-apaan sih? Emang gak ada kerjaan selain cuma ngikutin aku?" Saking kesalnya Sarah, sampai dia lupa menggunakan panggilan formalnya pada Irham.

"Gak ada." Sarah tidak habis pikir dengan kelakuan Irham kali ini.

Harusnya orang seperti Irham ini biasanya sedang sibuk di siang hari seperti ini. Kecuali jika memang laki-laki ini pengangguran baru Sarah tidak akan heran jika Irham terus menguntitnya seperti ini.

"Lepas gak?" Sarah mengatakan dengan penuh ancaman, tapi dia lupa bahwa yang ada didepannya ini adalah Irham.

"Sarah kenapa masih disini? Yang lain udah pada nungguin kamu dari tadi." Seorang perempuan yang tidak lain adalah teman satu profesi Sarah, menginterupsi keduanya.

Sarah pun menghela nafas, dia melirik pada jam tangan dan ternyata memang benar dia sudah terlambat lebih dari lima menit.

Tidak ada gunanya meladeni Irham saat ini. Sarah melangkah ketempat yang dimaksud temannya tadi. Tentunya masih dengan sebelah tangannya yang dipegangi oleh Irham.

Sarah membuka pintu kaca didepannya. Ruangan itu tidak lain adalah kolam renang semi outdoor yang ada di hotel ini.

Irham mengernyitkan bingung, sampai sini dia masih tidak tau pekerjaan sampingan yang diemban Sarah.

"Kak Sarah." Didepan sana ada sekitar lima anak remaja yang tengah menatap ke arah mereka berdua.

Sarah menghempaskan tangannya agar terlepas dari Irham. Lalu setelahnya dengan buru-buru Sarah masuk ke sebuah ruang ganti dengan membawa tas nya.

Tidak lama dari itu, Sarah kembali keluar dengan pakaian renang yang dipakainya.

Sarah sama sekali tidak menanggapi keberadaan Irham. Sedangkan Irham sendiri, kini dia memilih untuk duduk disalah satu bangku.

Dari apa yang dilihatnya, Irham bisa menyimpulkan bahwa Sarah sedang melatih anak-anak remaja itu berenang. Irham jadi merutuki dirinya karena telah berpikir buruk tentang Sarah.

Entah apa yang merasuki Irham, kini dia sudah tau pekerjaan sampingan Sarah tapi dia tidak juga meninggalkan tempat ini. Dia malah asik mengamati Sarah yang berenang kesana-kemari. Setiap pergerakan yang dilakukan Sarah terlihat sangat indah, hingga tidak sadar bahwa waktu sudah berlalu satu jam lamanya.

"Ok, sekarang kita break 10 menit." Ujar Sarah kepada lima muridnya itu. Dan langsung diangguki oleh murid-muridnya.

Satu persatu murid Sarah keluar dari kolam dan mengambil tempatnya masing-masing.
Terlihat murid-murid Sarah mengambil bekal, dan ada salah satunya yang memberikan kepada Sarah.

"Kak Sarah, ini dari Mama aku." Remaja itu terlihat memberikan sesuatu pada Sarah.

"Wah apa ini?" Sarah menerima dengan senang hati. Sering sekali dia mendapat bingkisan dari orang tua murid-muridnya. Sarah bersyukur karena dia dipertemukan dengan orang-orang baik selama merantau ditempat ini.

"Itu isinya pie susu, kemarin Mama ku pulang dari Bali dan bawain banyak oleh-oleh."

"Kamu baik sekali, terimakasih ya. Salam buat Mama juga."

"Sama-sama kak. Kak Sarah, itu pacar kakak ya?"

Pertanyaan tiba-tiba yang diberikan muridnya membuat Sarah terkejut, dia menoleh ke arah yang ditunjuk muridnya dan bisa dilihatnya Irham yang tengah berjalan mendekat ke arah mereka.

Jujur Sarah tidak tau bahwa Irham masih berada ditempat ini. Sarah pikir, Irham sudah pergi dari tadi.

"Ah, bukan kok. Dia teman kakak." Sarah memberikan jawaban kepada muridnya ini.

"Genteng kak, cocok sama kak Sarah yang cantik ini."

"Bisa aja kamu."

Jujur Sarah sedikit kikuk akan menanggapinya bagaimana.

Setelah Irham berada dihadapannya, murid Sarah itu akhirnya pamit dan menghampiri temannya yang lain.

"Sejak kapan jadi guru les renang?"

Sarah tidak menanggapi pertanyaan Irham. Menurutnya Irham tidak perlu tau mengenai hal itu.

Sarah membuka bingkisan yang diberikan muridnya tadi, dan benar saja isi didalamnya adalah pie susu khas Bali.

Jelas-jelas diabaikan oleh Sarah bukannya pergi, Irham malah mendudukkan dirinya disamping Sarah.

Sarah yang tengah mengunyah pie susu terhenti sejenak. Dia jadi tidak enak jika tidak menawarkan pada Irham.

"Mau?" Sarah tawarkan tapi ditanggapi gelengan oleh Irham.

Laki-laki itu malah memperhatikan setiap pergerakan yang dilakukan Sarah. Membuat Sarah sedikit salah tingkah dibuatnya.

Ayolah Sarah kamu jangan lemah. Ingat Irham ini laki-laki buaya, dia hanya ingin mempermainkan kamu saja.

To be continued

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang