part 5

667 52 0
                                    

Sudah dua jam berlalu dan saatnya les berenang kali ini berkahir. Sarah bersiap-siap untuk mengganti bajunya seperti semula.

Badannya cukup terasa pegal sekali. Dan berita baiknya adalah besok weekend, jadi Sarah bisa bebas bermalas-malasan di atas kasurnya. Membayangkan saja sudah membuat Sarah tidak sabar.

Memerlukan waktu hingga beberapa menit untuk Sarah menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi. Sarah sekalian membersihkan dirinya disana, agar nanti sampai di kost dia bisa langsung beristirahat.

Sarah keluar dari kamar mandi, dan langsung dihampiri oleh laki-laki yang sedari awal menunggunya.

"Kamu pengangguran beneran ya?" Pertanyaan itu Sarah keluarkan sebagai sindiran untuk Irham yang memang seperti pengangguran tidak punya kerjaan.

Bukannya tersinggung, Irham malah terkekeh dengan sindiran sinis Sarah. Jika saja Sarah tau pekerjaannya saat ini, Irham yakin Sarah akan terkejut nantinya. Lihat saja.

"Aku antar pulang ya." Pernyataan yang tidak memerlukan persetujuan dari lawan bicaranya.

Sarah berdecak, sungguh dia malas sekali menghadapi laki-laki macam Irham ini. Kenapa sih mereka harus ditakdirkan untuk bertemu kembali?

Sampai di lobby, Sarah tentu saja ingin menghindari Irham dengan cara berjalan berlawanan arah dengan laki-laki itu. Tapi sayangnya, gerak-gerik Sarah dapat dibaca dengan jelas oleh Irham. Sehingga laki-laki itu memegangi salah satu tangan Sarah, agar Sarah tidak kabur darinya.

Tatapan mereka bertemu, Irham menyunggingkan senyum liciknya. Dan demi apapun Sarah sangat benci dengan senyum ini.

"Aku bisa pulang sendiri."

Sarah menghempaskan lengannya yang dicengkeram. Tapi cengkraman Irham yang kuat, membuat tangan mereka tidak terpisah sedikitpun.

Irham tidak memperdulikan Sarah, laki-laki itu membuka pintu penumpang di sampingnya dan mempersilahkan Sarah untuk masuk.

"Irham please, aku capek banget sekarang." Sarah mengatakan dengan nada melas. Aktivitasnya kali ini sungguh membuat fisiknya lelah, apa perlu mentalnya juga harus di per-capek dengan cara menghadapi laki-laki didepannya ini lebih lama?

Siapapun tolong bantu Sarah.

"Aku cuma mau antar kamu pulang aja, setelah itu udah aku pulang."

Sedikit ragu Sarah pada perkataan Irham kali ini.

"Janji?" Irham mengangguk dengan pasti. Membuat Sarah mengangguk dan akhirnya ya seperti yang sudah diduga, Sarah berkahir di mobil milik Irham.

"Dimana rumah kamu?" Irham bertanya.

Sarah menoleh dan menyebutkan tempat kost yang berada tidak jauh dari sekolah tempat dirinya mengajar.

Setelah mengatakan tempat tujuannya, Sarah kembali memalingkan wajah. Mengarahkan pandangan sepenuhnya pada pemandangan jalan di luar sana.

Ingin sekali rasanya Sarah memejamkan mata tapi dia yakin Irham tidak sebaik itu. Pasti kesempatan itu akan laki-laki ini gunakan untuk berada di sampingnya lebih lama. Dan Sarah tidak mau hal itu kembali terjadi.

Sarah mengelus dada pelan. Tidak dipungkiri setelah bertahun-tahun tidak bertemu dan tidak mengetahui kabar masing-masing, dia masih lah sama.

Masih lemah terhadap Irham. Dan rasa itu masih ada, tidak terganti oleh siapapun. Bahkan setelah banyak laki-laki lain yang secara terang-terangan mendekatinya, tapi tidak ada yang bisa benar-benar berhasil menggeser posisi laki-laki ini.

Bukannya Sarah tidak ingin mencoba, Sarah sudah mencoba bahkan sudah beberapa kali. Dan hasilnya sama, masih laki-laki disampingnya ini yang berhasil mengisi ruang kosong di hati Sarah.

"Kamu sudah punya pacar atau something?"

Lampu merah, Irham menghentikan mobilnya dan memusatkan atensinya pada Sarah.

Pertanyaan tiba-tiba yang diucapkan Irham mampu membuat Sarah terperengah.

"Ke-kenapa bertanya seperti itu?" Kenapa sih harus gagap dalam kondisi seperti ini?

Sarah kan malu. Dia tidak ingin dianggap sebagai wanitanya ngenes yang hidupnya masih stuck di masa lalu. Padahal dia sendiri dulu yang menolak Irham. Kalian tau sendiri kan alasannya.

"Hanya memastikan saja."

Sarah menatap ke arah depan. Tidak berani bertatap mata secara langsung. Sarah bingung harus jujur atau malah mengatakan yang sebaliknya.

"Sudah punya?" Irham mengulang pertanyaan kembali.

Lampu berganti hijau, Irham bersiap menjalankan mobilnya kembali.

"Belum." Sarah menjawab dengan pelan. Akhirnya Sarah memutuskan untuk jujur saja, lagipula tidak ada gunanya juga berbohong pada laki-laki didepannya ini.

"Bagus." Satu kata sebagai respon Irham sungguh menimbulkan rasa bingung di benak Sarah.

Apa Irham senang melihat dirinya hidup sendiri tanpa adanya pasangan? Apa laki-laki itu menganggap ini karma untuk Sarah karena telah menolaknya?

"Kamu sendiri?" Entah apa motivasi Sarah hingga dia bisa menanyakan hal serupa pada Irham.

Irham tidak langsung menjawab, melainkan laki-laki itu terdiam beberapa detik. Pandangannya fokus ke arah depan, lalu diliriknya Sarah dengan singkat.

"Tidak mungkingkan aku dekati kamu kalau udah punya pasangan."

Sarah terkejut? Apa benar apa yang di dengarnya ini?

Jadi Irham dengan terang-terangan mengatakan bahwa sedang berusaha untuk mendekati Sarah kembali. Kali ini apa alasannya? Apakah laki-laki itu memiliki misi tertentu seperti dulu?

"Aku tidak tertarik menjalin hubungan dengan laki-laki." Jawab Sarah. Untuk kedua kalinya dia tidak ingin menjadi korban dari laki-laki yang sama.

"Mungkin nanti kamu berubah pikiran."

Irham mengatakan dengan sangat yakin.

"Kali ini apalagi? Kamu punya taruhan dengan siapa lagi?"

Jengah, akhirnya membuat Sarah mengatakan demi kian. Hal yang tidak pernah Irham duga, bahwa Sarah mengetahui tentang taruhannya atas wanita itu dimasa lalu.

"Kamu tau?"

Sarah mengangguk pasti. Secara tidak langsung Irham mengakui bahwa adanya taruhan itu memang benar.

Tapi ya mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi masa lalu dan sudah terjadi lama juga. Sudah tidak ada artinya jika dibahas.

"Kamu menolak aku karena itu?" Pantas saja Sarah menolak saat itu, ternyata Sarah tau mengenai taruhan yang dibuatnya dengan temannya.

Awalnya melihat bagaimana pendekatan yang terjadi diantara mereka, membuat Irham yakin bahwa Sarah akan menerimanya. Tapi apa daya saat itu permainan Irham kurang rapi.

Sarah diam, tidak mengiyakan juga tidak menyangkalnya.

"Aku akui taruhan itu memang ada, tapi yang harus kamu tau saat itu aku serius cinta sama kamu."

Sarah tidak peduli. Hati perempuan mana yang tidak sakit saat melihat laki-laki yang dicintainya menjadikan dirinya sendiri taruhan. Tidak peduli laki-laki itu benar-benar cinta atau tidak.

"Kali ini tolong beri aku kesempatan lagi. Aku tidak sedang taruhan dengan siapapun, dan ini murni dari hati aku mau mendekati kamu lagi. Aku serius."

Sarah hanya mendengarkan. Dia sudah tidak percaya dengan kata-kata.

Bertepatan dengan itu, mobil yang dikendarai Irham berhenti di depan sebuah kost tiga lantai. Kost yang ditempati Sarah selama merantau disini.

"Terimakasih tumpangannya." Ucap Sarah lalu di pun bergegas untuk keluar dari mobil tersebut.

Sarah berjalan masuk kedalam kost-an. Sedangkan didalam mobil, Irham memperhatikan punggung kecil itu hingga tidak terlihat lagi.

Jangan kira Irham akan menyerah sampai disini. Irham akan terus berjuang untuk mendapatkan hati Sarah kembali.

Suara dering telepon memecah lamunan Irham. Irham meraih handphonenya dan melihat nama seseorang tertera disana.

To be continued

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang