Setelah berhasil membujuk bapak Randi tersayang, kini akhirnya Sarah bisa lega. Setidaknya perut calon suaminya sudah terisi dan obat pun sudah berhasil ditelannya.
Butuh effort dan kesabaran ekstra untuk membujuk Randi. Sarah sangat tidak menyangka bahwa Randi begitu manjanya jika sedang sakit. Sangat bertolak belakang dengan sikapnya yang biasa.
Apa semua pria matang akan bersikap seperti itu semua jika sedang sakit? Tidak tau lah, Sarah tidak ingin ambil pusing.
Lima belas menit setelah menelan obatnya, tampak Randi menguap beberapa kali dan kini berkahir memejamkan matanya dengan nafas yang terhembus teratur. Tidur rupanya calon suami Sarah itu.
Sarah berdiri hendak keluar dari kamar. Membiarkan Randi beristirahat dikamarnya dengan tenang . Sebelum meninggalkan laki-lakinya sendirian, Sarah mengulurkan tangan dan mengelus pelan rambut Randi dengan sayang.
Sarah membawa mangkok ke dapur, lalu langsung mencucinya. Setalah itu dia melangkah ke arah halaman belakang, dan disana dia melihat, Leta yang tengah sibuk membantu neneknya menanam sayuran baru.
Sarah tersenyum memperhatikan Leta yang sering kali menganggu neneknya dari pada membantu. Tapi dasarnya Ibu adalah orang yang penyayang, hingga sama sekali tidak terlihat marah dengan ulah jahil cucu satu-satunya itu.
Sarah berinisiatif menghampiri keduanya. Langkahnya pelan, hingga Leta tidak menyadari kehadirannya.
"Ngapain?" Sarah bertanya, tangannya mengelus rambut Leta yang terurai dan tampak sangat menganggu aktivitasnya.
Sarah berjongkok disamping Leta dan memperhatikan tangan anak itu yang belepotan dengan tanah.
"Tante Sarah." Leta kesenangan saat melihat Sarah disana.
Dia sudah bersiap merentangkan tangan untuk memeluk Sarah, tapi segera Sarah cegah. Tau sendiri kan alasannya, tangan Leta kotor dan Sarah tidak mau dirinya juga ikut kotor dengan Leta.
Sarah tidak membawa baju ganti, jadi tidak mungkin bukan jika Sarah mengotori baju yang dipakainya saat ini. Mau pakai apa nanti dia.
"Eits, Tante gak mau dipeluk Leta. Tangan Leta kan kotor." Sarah memberi pengertian, jari telunjuknya dia gerakkan didepan Leta.
Leta melirik ke arah tangannya sendiri, dan dia pun terkekeh. Setelahnya dia kembali fokus pada pot yang sedang diisi dengan tanah olehnya.
"Leta tanam apa, Sayang?" Sarah bertanya dengan lembut, bisa dia lihat bibit bunga yang masih sangat kecil di pot Leta.
"Leta mau tanam bunga matahari, nanti cantik kalau udah besar." Leta menjawab dengan semangat.
Sarah tersenyum, dan mengacak rambut Leta. Rambut Leta yang mulai panjang tampaknya sudah membuat Leta sedikit risih saat ini.
Sarah menyatukan rambut Leta dan diikatnya menyerupai konde.
"Makasih Tante."
"Sama-sama." Jawab Sarah, dia mencondongkan tubuhnya ke arah Leta dan mengecup pipi anak itu singkat.
Leta yang mendapatkan kecupan dipipinya terkikik geli.
"Leta kecut, pasti belum mandi ya." Ucap Sarah saat menghirup bau kecut khas anak kecil. Meksipun kecut tapi tidak menganggu sama sekali.
"Apa nenek bilang, kamu sih bandel." Ibu ikut menimpali godaan Sarah untuk Leta.
Sedangkan yang digoda tidak merasa tersinggung sama sekali. Malah Leta menampilkan deretan giginya yang rapi.
"Kan Leta mau bantuin nenek, jadi mandinya entar aja."
Pandai sekali bukan anak bapak Randi ini jika membuat alasan. Entah dari mana Leta belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back or Go
RomanceSarah dihadapkan pada dua keadaan, dimana dia diharuskan untuk memilih. Kembali ke masa lalu dan memulai hidup dengan laki-laki dari masa lalunya, taukah Sarah harus pergi dan memulai hubungan baru dengan orang yang baru hadir dalam hidupnya? Sarah...