part 30

1K 79 1
                                    

"Ada dimana?" Randi bertanya lewat panggilan suara yang dilakukannya.

Sebelum menjawab, Sarah menoleh ke arah sekitar untuk memastikan tempat. Lalu setelah itu Sarah memberitahukan tentang keberadaannya.

"Kenapa emang Mas?"

"Gak apa. Saya tadi udah sampai rumah tapi kata Ibu kamu belum pulang. Saya pikir kamu ada disekolah tapi ternyata kata sekuriti nya semua guru udah pada pulang."

Sarah melirik jam di handphonenya. Ya pantas saja sih, mana ada guru yang akan mengajar sampai sore menjelang malam seperti ini.

"Eh tunggu, Mas ada dimana sekarang?" Sarah menyadari kejanggalan dari ucapan Randi.

"Masih didepan sekolah kamu." Mulut Sarah menganga lalu langsung disumpal oleh kerupuk yang berasal dari Leni.

Sarah mendelik ke arah temannya itu. Sedangkan Leni hanya terkekeh karena berhasil menjahili temannya.

"Mas ngapain kesana? Kan aku udah selesai ngajarnya."

"Kan saya tidak tau kamu sudah selesai."

Aduh boleh gak sih Sarah baper pada perlakuan Randi. Sungguh ya, Sarah merasa di treat layaknya ratu.

Berangkat, diantar. Pulang juga dijemput. Bahkan laki-laki itu tidak mempedulikan dirinya yang pastinya juga kelelahan setelah pulang dari bekerja.

Sudah langka kan laki-laki seperti Randi di jaman sekarang ini.

"Saya jemput kamu sekarang." Panggilan telepon dimatikan sebelum Sarah menjawab.

Sarah yang sudah membuka mulut menjadi urung untuk melanjutkannya.

"Kenapa Lo?" Tanya Leni yang melihat raut wajah cemberut Sarah.

Sarah memasukkan handphonenya kembali ke dalam tas.

"Mas Randi mau kesini."

"Hah? Serius?" Leni tampak tidak percaya dengan yang diucapkan Sarah.

Sarah membalasnya dengan anggukan pelan juga wajah lesunya, rencananya dia akan hunting beberapa kost-an lagi setelah ini. Tapi ya mau bagaimana lagi, dia sudah dijemput.

Lagipun Sarah juga tidak bisa seenaknya pulang malam-malam tanpa adanya beban, dia kan sedang menumpang dirumah orang saat ini.

"Menurut gue sih ya, kalau kalian berdua udah sama-sama klop mending dicepetin aja deh." Ucap Leni sambil menyemil sate puyuh miliknya.

"Ngomong apa sih, ngawur aja." Sarah bukannya tidak mengerti dengan maksud perkataan Leni, tapi bagaimana ya kalian kan tau sendiri kalau Sarah masih belum ada pikiran sejauh itu.

"Lagian apa yang Lo pikirin lagi sih, pak Randi aja udah terang-terangan gitu. Dia juga udah mapan, tampan. Apalagi yang Lo cari?"

Ya yang dikatakan Leni semuanya memang benar? Apalagi yang Sarah cari? Padahal dia sudah dipertemukan dengan orang baik dan berniat serius dengannya.

"Tapi nikah gak semudah itu Len, kalau gagal akibatnya bisa fatal." Jawab Sarah dengan pelan. Pandangannya menelusur ke awang-awang. Membayangkan bagaimana masa depannya jika dipersunting oleh seorang Randi.

Pastinya Randi tidak akan membiarkan Sarah hidup susah. Sarah tidak akan merasakan lagi bagaimana rasanya otak pusing memikirkan uang untuk diberikan pada ibunya di kampung.

"Gue tanya sama Lo, apa yang Lo rasain kalau dekat sama pak Randi?"

"Nyaman, mas Randi gak pernah biarin gue kesusahan. Buktinya pas dia tau yang terjadi hari itu tanpa pikir panjang dia langsung minta gue pindah. Emm, gue merasa disayangi sama orang itu."

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang