part 35

993 84 0
                                    

Seperti biasanya, pagi-pagi Randi dan mobilnya sudah bertengger didepan kost Sarah.

Sarah melambaikan tangan ke arah laki-laki dan mengembangkan senyumnya. Sungguh tidak terasa bahwa hubungan yang terjalin di antara mereka sudah berjalan cukup lama dan semakin hari rasanya semakin dekat saja.

"Aku kan udah bilang gak perlu diantar Mas, lagian deket kok jalan sebentar juga udah sampai."

Randi tetap menggeleng tidak menyetujui ucapan Sarah. Ya memang sih kost Sarah dekat dengan sekolahnya, tapi kan Randi mau modus gitu.

Entah mengapa melihat Sarah di pagi hari bisa menambah mood nya.

"Masuk." Randi membukakan pintu penumpang untuk Sarah, dia mempersilahkan Sarah masuk kedalamnya.

Sarah tertawa, sudah seperti princess aja dia pakai di bukakan pintu segala. Eh salah bukan princess, bapak Randi ini kan sudah memiliki sosok princess nya sendiri.

Jadi kira-kira sebutan apa yang cocok untuk Sarah? Queen kah?

Sarah menggeleng samar, mengenyahkan pikiran konyol yang bersarang dalam otaknya.

Randi sudah berada di samping Sarah, dan mulai mengemudikan mobilnya. Sengaja Randi menjalankannya dengan pelan, agar bisa berlama-lama dengan perempuan disampingnya.

Randi tersenyum tipis membayangkan hubungannya dengan Sarah, yang awalnya Randi tidak yakin akan bisa sedekat ini.

Dengan sendirinya sebelah tangan Randi, berjalan mendekat ke arah tangan Sarah berada.

Randi menggenggam tangan itu, membuat sang empunya tangan dengan refleks menatapnya bingung.

"Boleh?" Pertanyaan yang dikeluarkan Randi, sukses membuat pipi Sarah merona. Anggukan pelan diberikan perempuan itu pada Randi.

"Hari ini sibuk?"

"Lumayan, kenapa emang?"

"Nanti malam bisa ikut saya?"

"Mau kemana?"

"Sepupu saya ada yang mau menikah, nanti malam ikut ya temani saya." Randi meminta.

"Boleh." Jawab Sarah, dalam kurun waktu hingga kini Sarah sudah mengenal beberapa sepupu Randi. Bahkan Sarah pernah bertemu salah satu Tantenya Randi saat bertamu dirumah Randi.

Dan tidak jauh berbeda dengan Ibu Randi, Tantenya Randi juga orang yang ramah. Sama sekali tidak mengintimidasi Sarah saat tau bahwa Sarah dan Randi sedang dalam masa pendekatan. Malah sebaliknya, Tantenya Randi sangat mendukung mereka untuk melangkah lebih.

Ini baru satu Tantenya Randi yang Sarah temui, tidak tau yang lain seperti apa.

"Emang sepupu yang mana Mas yang nikah?"

"Lauren, kamu belum ketemu kan?"

"Oh yang katanya influencer itu ya." Randi mengangguk membenarkan perkataan Sarah.

"Nanti sore saya jemput ya, beli dress buat kamu. Sekalian aja kamu nanti siap-siapnya dirumah."

"Kenapa harus beli Mas? Aku punya kok dress buat kondangan."

"Beli aja, Leta katanya mau kembaran bertiga."

Ih membayangkan mereka akan memakai baju couple bertiga sudah membuat Sarah senyum-senyum sendiri. Akan terlihat seperti keluarga sungguhan mereka nanti.

Berbicara tentang keluarga, sebenarnya seiring berjalannya waktu akibat kebersamaannya dengan Randi membuat Sarah kembali berfikir ulang tentang kehidupannya. Dan Sarah sampai dititik dimana dia telah siap jika nanti Randi benar-benar akan mempersunting dirinya.

Tapi hingga kini Randi belum ada pembahasan lebih lanjut, membuat Sarah harus menunggu. Sarah ingin membahas lebih dulu takutnya malah dia terkesan ngebet ingin dinikahi secepatnya. Kan malu.

Semoga saja Randi cepat sadar dan secepatnya membahas hal ini. Bukan apa, ibu Sarah dikampung sudah menagih Sarah untuk segera membawa calonnya bertemu, saat Sarah keceplosan bahwa dia sedang dekat dengan laki-laki.

Dan ya, tantangan terberat bagi Sarah, ibunya belum mengetahui bahwa Randi berstatus duda. Ya kalian tau sendiri lah bagaimana cara orang-orang memandang.

Intinya sebelum Randi bertemu dengan Ibunya, Sarah haruslah membuat ibu menerima status Randi terlebih dulu. Karena setelah itu jalannya pasti akan mudah.

• • • •

Sarah mengoleskan lipstik pada bibirnya, dan perfect. Penampilannya malam ini sungguh mengagumkan, Sarah sendiri saja sampai pangling pada dirinya.

Dilengkapi dengan dress berwarna sage yang menjuntai menutupi kaki jenjangnya, dengan belahan yang tidak terlalu tinggi namun terlihat indah.

Sarah mengambil clutch yang juga dibelikan oleh Randi, setelah mengecek kembali penampilannya, Sarah pun keluar dari kamar yang ditempatinya.

Dan di ruang tengah sudah terlihat Randi yang tengah menunggu semua orang, dengan langkah pelan Sarah menghampiri Randi.

"Mas." Sarah memanggil, Randi mengalihkan perhatian dari handphone dan seketika pandangannya terpaku pada jelmaan bidadari di hadapannya.

Randi tidak bohong, Sarah memang terlihat secantik itu. Ah rasanya sangat tidak rela sekali jika kecantikan Sarah akan dilihat oleh orang lain. Tapi Randi bisa apa, sekarang dia masih belum punya hak atas diri Sarah.

"Leta sama Ibu mana Mas?" Sarah salah tingkah sebenarnya ditatap sedemikian rupa oleh Randi.

"Ibu masih nyiapin Leta, katanya mau dikepang aja rambutnya." Sarah mengangguk.

Pandangan Randi sama sekali tidak lepas dari Sarah, sehingga Sarah harus membalik badan agar tidak gugup.

Randi tersadar, dia ber-istigfar dalam hatinya.

"Sini duduk." Randi menepuk tempat disampingnya, agar Sarah duduk disana.

Dengan perlahan Sarah mendudukkan dirinya tepat di samping Randi. Dalam keadaan seperti ini, entah mengapa Sarah merasa seperti mereka adalah pasangan suami istri. Apalagi melihat pakaian mereka yang senada.

"Kamu cantik." Randi mengatakan pujian itu dengan lirih, seperti bisikan tapi Sarah masih bisa mendengarnya.

Pipi Sarah merona karenanya. Telinganya juga terasa panas saat mendengar pujian yang ditujukan padanya. Sarah menunduk, menyembunyikan wajahnya yang bersemu.

"Mas juga tampan." Sarah ikut memuji Randi dengan lirih. Sarah tidak membual, Randi memang terlihat tampan dengan kemeja pas badan yang dipakainya.

Membayangkan akan banyak wanita yang hadir di acara nanti, Sarah yakin tidak sedikit yang akan kagum melihat Randi. Semoga saja Randi tidak terpincut wanita lain disana. Bisa nangis-nangis Sarah jika hal itu benar-benar terjadi.

Tidak berselang lama, Ibu dan Leta pun akhirnya keluar. Mereka berempat mengenakan pakaian yang senada, Leta terlihat sangat imut.

Leta menggandeng tangan Sarah dan mereka berempatpun keluar dari rumah untuk menuju tempat acara diadakan.

Hotel  mewah didepannya sudah terlihat, pernikahan itu diadakan disana. Setelah memarkirkan mobilnya, semuanya turun dari mobil.

Leta yang memimpin jalan didepan, seolah anak itu tau tempat acaranya berlangsung. Padahal aslinya anak itu tidak tau sama sekali.

Setelah menaiki lift menuju lantai lima. Mereka melihat suatu ruangan yang kini telah disulap menjadi super cantik.

Ibu langsung saja menghampiri Leta agar anak itu tidak menghilang nanti. Leta ini termasuk anak yang sangat aktif, maka tidak heran jika anak bapak Randi ini tidak bisa diam barang sebentar.

Mereka disambut oleh penerima tamu dengan ramahnya, lalu dipersilahkan untuk masuk.

Sampai didalam, Randi dan keluarga langsung disambut oleh orang tua pemilik acara, siapa lagi jika bukan Tantenya Randi.

Mereka berbasa-basi dan godaan pun tidak bisa terelakkan lagi untuk Randi dan Sarah.

"Oalah Randi bawa calon rupanya, Tante tunggu ya undangannya."

To be continued

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang