part 15

1K 69 7
                                    

Entah apa tujuan Irham menyuruh Sarah agar memakai dress yang dibelikan olehnya. Jika hanya untuk makan malam biasa Sarah merasa ini agak terlalu berlebihan.

Tapi mau berkata apa lagi, jika yang punya planning sudah berencana Sarah tidak enak jika harus menggagalkannya begitu saja.

Dan seperti inilah Sarah berkahir, sesuai dengan keinginan Irham juga dilengkapi dengan riasan tipis dan sepatu heels pendek yang dimilikinya.

Setelah mendapat kabar jika Irham telah sampai, barulah Sarah berjalan keluar dari kamarnya.

Sarah memang sengaja tidak memperbolehkan Irham menjemput hingga kamarnya, dengan alibi dia pernah menerima peringatan dari sang pemilik kost karena waktu itu ketahuan saat Irham datang.

Padahal hal yang seperti itu sama sekali tidak pernah terjadi. Dan seharusnya jika Irham ingat lagi, alasan Sarah ini bisa dibilang tidak masuk akal mengingat kost ini adalah kost campur antara laki-laki dan perempuan.

Tapi ya sudahlah, apa mau dikata justru Sarah senang jika Irham percaya padanya.

Tanpa menunggu dipersilahkan lagi, Sarah langsung membuka pintu disamping kursi penumpang dan langsung masuk kedalamnya.

Irham sedari tadi sudah memperhatikan kedatangan Sarah. Senyum tipis terukir di bibirnya, tidak kecewa melihat penampilan memukau Sarah malam hari ini.

Bahkan hingga Sarah selesai memakai seatbealt pandangan Irham sama sekali tidak teralihkan dari perempuan disampingnya.

Sarah yang merasa diperhatikan pun, mengalihkan perhatiannya pada Irham. Tetapan mata mereka bertemu, tapi tidak berselang lama karena Sarah lebih dulu memutuskannya.

"Kita mau dinner dimana?" Sarah bertanya, ingin mengalihkan Irham dari penampilannya. Padahal menurut Sarah tidak ada yang terlalu special dari dirinya malam ini, kenapa sampai Irham memandanginya seperti itu?

Apa justru laki-laki itu merasa penampilan Sarah aneh ya? Jika benar, Sarah harus mengganti bajunya sih, dia juga tidak percaya diri akan penampilannya malam ini.

"Nanti kamu juga tau." Irham menjawab tanpa mengalihkan matanya dari Sarah. Sarah lama-lama ditatap seperti itu menjadi risih.

"Kenapa? Aku aneh ya? Sebentar deh aku ganti aja." Baru saja Sarah menempelkannya tangannya pada pintu, tapi lengan satunya sudah lebih dulu di pegang oleh Irham.

"Kamu cantik." Puji Irham disertai dengan senyum tulus yang diberikan pada Sarah.

Tanpa dirinya sadari, pipi Sarah terasa hangat mendengar pujian itu. Seakan tersengat, senyum itu menular pada Sarah.

"Kamu gak perlu ganti, kamu terlihat luar biasa malam ini." Sudah lihat bukan jam terbang Irham?

Buaya memang jago ya, tidak pernah gagal dalam merayu.

Dengan terpaksa Irham harus mengalihkan perhatiannya dari Sarah. Jika tidak bisa dipastikan bahwa sepanjang malam ini akan habis berada di dalam mobil saja.

Sarah hanya mengikuti alur, dia juga tidak tau mereka akan melakukan makan malam dimana.

Lima belas menit berkendara, akhirnya Irham memberhentikan mobilnya disalah satu hotel berbintang. Sarah kaget dengan hal itu.

"Kita mau dinner kan?" Sarah memastikan untuk sekali lagi dan mendapat anggukan dari Irham.

"Kenapa disini?" Sarah bertanya. Dari sekian banyak tempat kenapa harus berhenti ditempat ini.

Bukan Sarah tidak suka tempatnya, hanya saja mengapa harus hotel? Kalian tau lah jaman sekarang banyak yang menyalah gunakan fungsi dari hotel sebenarnya.

Sarah hanya takut jika nanti dia bertemu dengan rekan sesama guru ataupun murid-muridnya. Sarah takut mendapatkan gosip yang tidak-tidak.

Pekerjannya sangat membutuhkan citra baik, jika sampai citra itu rusak tidak perlu berpikir ulang Sarah yakin dia akan dipecat dari pekerjaannya.

Dan jika itu benar terjadi, maka habislah. Sarah tidak tau harus bekerja dimana lagi, dan akan menghidupi dirinya seperti apa.

Jaman sekarang ini mencari pekerjaan susah, apalagi orang seperti Sarah yang hanya sedikit memiliki relasi.

"Kenapa? makanan disini enak kok. Percaya sama aku."

Astaga, ini bukan tentang makanannya, sumpah. Sarah menatap Irham, berusaha menyalurkan rasa gelisah nya.

"Kamu tenang aja, udah biasa kok orang datang kesini cuma buat makan aja. Datang ke hotel itu gak harus selalu nginap." Irham menjelaskan. Dia tau perasaan gelisah Sarah.

Sarah menghela nafas lega, dia kan tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini jadi mana Sarah tau.

Akhirnya setelah yakin, Sarah pun mengangguk dan menyusul Irham yang lebih dulu keluar dari mobil.

Irham meraih tangan Sarah untuk digandengnya memasuki restoran yang berada di lantai lima hotel tersebut.

Sesampainya ditempat, Irham dan Sarah diberikan ucapan selamat datang oleh pelayan yang bertugas.

Sepertinya memang benar yang dikatakan Irham tadi. Terbukti dengan keberadaan orang-orang yang terlihat ramai disini.

Irham menuntun Sarah untuk menuju salah satu meja kosong yang beruntung sekali karena terletak di sampai jendela besar, hingga membuat pemandangan yang terlihat disana adalah padatnya jalanan Jakarta dan dari atas sini terlihat sangat indah.

Sarah merasa beruntung sekali dibawa pada tempat yang luar biasa seperti ini. Ini pertama kali untuk Sarah dan dia merasa nervous.

Jika bukan dengan Irham, mungkin selama 26 tahun hidup di bumi ini, Sarah tidak akan merasakan pengalaman seperti ini. Thanks Irham, semua ini berkat kamu.

Irham memperhatikan Sarah yang terlihat senang, Irham juga ikut senang jika melihat Sarah yang seperti ini.

Pelayan datang menghampiri mereka dan memberikan menu kepada keduanya. Tenang saja, jika soal makanan Sarah tidak seminim itu.

Sedikit banyak Sarah mengetahui jenis-jenis makanan yang tertera disana, meskipun makanan itu dari luar sekalipun.

Sarah bisa merasa sedikit lega, karena tenyata dirinya tidak senorak itu. Sarah pun menyebutkan salah satu makanan yang paling umum dipesan.

"Itu aja?" Sarah mengangguk yakin.

Irham pun menyebutkan makanan yang diinginkannya juga. Setelahnya pelayan itupun pergi untuk meng-input pesanan mereka pada kokinya langsung.

"You happy?"

"Ya." Jawab Sarah. Bohong jika Sarah mengatakan hal yang sebaliknya, siapa sih yang tidak akan bahagia di ajak dinner di tempat mewah seperti ini.

Percakapan mereka berlanjut, membahas hal apapun yang terjadi beberapa hari ini.

"Tante Sarah." Ucap seseorang dari belakang Sarah.

Sarah membalik badannya dan melihat keberadaan anak kecil yang familiar baginya. Sejenak Sarah mengernyit untuk lebih mengenali anak ini.

Tapi sosok yang berjalan di belakangnya membuat mata Sarah membelalak seketika.

"Assalamualaikum Tante." Ucap anak itu setelah berada di depan Sarah.

"Waalaikumsalam." Sarah menjawab dengan kikuk. Aduh kenapa sih bisa segugup ini?

"Papa aku mau makan sama Tante Sarah." Leta berbicara kepada Randi. Tanpa menunggu persetujuan dari siapapun, Leta langsung naik ke atas kursi yang berada di samping Sarah.

Randi menatap bergantian ke arah Sarah dan juga Irham.

"Boleh?" Satu pertanyaan itu terlontar.

Karena sudah kepalang tanggung akhirnya Sarah hanya bisa mengangguk saja.

Suasana yang tadinya hangat, kini seketika berubah menjadi canggung. Ya kalian bayangkan saja jika ada di posisi ini, siapa yang merasa tidak akan canggung.

To be continued

Minta tolong ya kalau ada typo dikoreksi.

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang