part 25

1.2K 76 7
                                    

Sudah sekitar tiga kostan yang dikunjungi, tapi belum ada yang cocok di Sarah. Ada sebenarnya satu yang cocok, tapi saat bertemu dengan pemilik kost katanya sudah penuh semua.

Sarah tentu sangat kecewa mendengarnya. Hari pun sudah mulai beranjak malam, Sarah frustasi dia masih belum siap jika harus kembali ke kost lamanya.

"Len gimana dong?" Sarah bertanya dengan nada frustasinya. Leni menatap kasihan ke arah temannya ini.

Leni mengusap baju Sarah, berusaha menenangkan.

"Kita makan aja dulu ya, dari tadi kita belum makan loh. Ayo."

Leni mengajak Sarah untuk memasuki sebuah warung bakso sederhana yang berada tidak jauh dari mereka.

Terlalu fokus mencari kost untuk Sarah, sampai-sampai mereka tidak memperhatikan masalah perut.

Leni memesankan bakso untuk dirinya sendiri dan juga Sarah. Setelah itu Leni menuntun Sarah duduk di salah satu kursi yang terletak sedikit di pojok.

"Len gue gak mau tidur disana, gue takut Len. Gimana kalau dia nekat."

Leni mengusap-usap bahu Sarah. Mata Sarah terlihat sudah berkaca-kaca dan siap untuk menumpahkannya.

"Kita pikirin itu belakangan, yang penting sekarang kita makan dulu siapa tau nanti ketemu jalan keluarnya."

Ya Sarah juga mau seperti itu, tapi memikirkan hidupnya yang luntang-lantung malam ini, tidak tau akan tidur dimana membuat napsu makan Sarah menghilang.

Nasibnya malam ini terdengar lebih penting untuk sekedar mengisi perutnya.

Penjual bakso datang dengan membawa dua mangkuk, untuk Sarah dan juga Leni. Leni menggeser mangkok milik Sarah kedepan temannya itu.

Leni juga mengambilkan sendok dan garpu lalu diberikan pada Sarah.

"Makan dulu ya." Leni membujuk Sarah.

Sarah meraih sendok dan juga garpu itu, lalu dia mulai mengaduk bakso miliknya. Sarah melahap dengan pelan tanda bahwa dia sangat tidak berselera.

Suara dering yang berasal dari handphone Leni terdengar, Leni mengambilnya dan mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari orang tuanya.

Sarah diam, dari yang dapat didengarnya ternyata Leni sudah dicari oleh orang tuanya dan disuruh untuk segera pulang. Mengingat Leni sudah cukup lama dengan Sarah.

Orang tua mana sih yang tidak khawatir melihat anak perempuannya yang sudah malam seperti ini tapi masih belum juga menginjakkan kakinya di rumah. Tentu setiap orang tua akan merasa khawatir pada anaknya.

Ya kecuali jika kondisinya sedang merantau seperti Sarah ini, ibunya saja tidak tau Sarah berada dimana dan sedang apa malam ini.

Bukan berarti Sarah ingin menjelekkan nama ibunya. Ibu Sarah selama ini adalah sosok yang baik dan penyayang kepada kedua anaknya. Tentu Sarah bersyukur memiliki ibu seperti itu. Tapi apa daya, nasib Sarah sudah digariskan seperti ini ya mau bagaimana lagi.

Kecuali jika memang nanti kondisi perekenomian Sarah berubah seratus delapan puluh derajat, Sarah memiliki keinginan untuk mengajak ibu dan adiknya ikut serta hidup di ibu kota ini agar mereka tidak perlu lagi merasakan bagaimana rindunya terhalang oleh jarak yang jauh.

Semoga saja Sarah nanti mendapatkan jodoh yang kaya dan juga baik dan mengabulkan keinginannya. Pasti Sarah akan merasa sangat senang sekali.

"Lo pulang aja Len, kasihan orang tua Lo nyariin, mereka pasti khawatir." Ucap Sarah, sebenarnya dia juga tidak enak pada Leni karena telah menyeret wanita itu dalam kemelut hidupnya yang rumit.

Back or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang