Selesai pembicaraan malam itu, ketiga kakak Lavisa memilih berdebat dalam pikirannya masing-masing. Mereka tidak mau terlalu gegabah untuk menindaklanjuti kelakuan adiknya. Ketiganya sangat ingin untuk langsung berbicara langsung dengan Lavisa, namun mereka tahan terlebih dulu. Di saat ketiganya sedang berpikir di kamarnya masing-masing. Si bungsu sedang asik dengan dunianya sendiri. Ia sudah menyelesaikan tugasnya dan menurutnya belajar itu tidak perlu lama-lama yang penting masuk ke dalam otak.
Lavisa saat ini sedang mendengarkan musik menggunakan headsetnya sambil duduk di headboard kasurnya. Kupingnya digunakan untuk mendengar musik sedangkan tangannya ia gunakan untuk scroll media sosialnya. Sebenarnya ia sangat bosan di kamar namun karena sudah ada Soya di rumah, ia tidak mungkin untuk keluar kamar. Lavisa mengedarkan pandangannya ke setiap sisi kamarnya, secara tidak sadar ia terpaku dengan keyboard yang ada di ujung kamarnya.
Keyboard tesebut tidak pernah ia sentuh lagi setelah mamanya meninggal. Biasanya, Lavisa dan Mamanya bermain keyboard sambil bernyanyi dengan Rose. DI keluarga Lavisa rata-rata isa memainkan musik dengan baik. Tidak heran jika Rose saat ini menjadi penyanyi terbaik yang bisa memainkan semua alat musik. Itu semua karena didukung oleh kedua orang tuanya yang sangat menyukai musik.
Namun keadaan saat ini sudah berbeda, Lavisa lebih memilih memainkan gitar daripada menyentuh keyboard tersebut. Ia takut jika menyentuh keyboard tersebut, moment bersama mamanya teringat kembali dan ia tidak bisa menahan kesedihan itu sendiri. Lavisa yang sedang rindu dengan kedua orang tuanya pun akhirnya memilih memainkan lagu I'll be missing you dengan gitarnya.
Dengan hati, Lavisa memainkan gitarnya. Di saat ia memainkannya, tidak terasa air matanya ingin turun. Jennie yang sedari tadi bersama Rose sudah di depan pintu pun hanay terdiam melihat wajah adiknya yang sendu serta matanya yang berkaca-kaca. Perasaan itu yang tidak pernah ditampilkan oleh Lavisa jika bersama ketiga kakaknya.
Jennie dan Rose sedari tadi memang sudah berada di depan pintu. Awalnya mereka memang sudah di kamarnya masing-masing. Namun karena kamar Lavisa berdekatan dengan keduanya, mereka langsung ke kamar Lavisa karena ini sudah jam 22.00 tapi si bungsu belum tidur. Jika Soya tahu kalau Lavisa belum tidur, pasti ia akan mengamuk dan akan menyalahkan keduanya.
"Heii kamu kok belum tidur La?" Jennie langsung memecahkan suasana sendunya dengan menghampiri Lavisa yang sedang memegang gitar dan di kuping kirinya ada headset untuk mendengar musik
"Eh kakak, kok ada di sini? Aku belum bisa tidur. Belum ngantuk" Lavisa memang mempunya insomnia. Jadi ia tidak bisa cepat tidur dan lebih senang beraktivitas di malam hari.
"Kita tadi udah di kamar La, cuman denger kamu main gitar langsung kesini" Rose langsung duduk di kasur Lala sambil mendekatkan badannya ke arah Lala. berbeda dengan Jennie yang hanya berdiri mendekat ke arah Lala sambil mengelus pucuk kepalanya
"Maaf, suaranya ganggu ya? Aku ga main gitar lagi deh" Lavisa langsung meletakkan gitarnya dan langsung kembali ke kasurnya
"Bukan masalah suaranya tapi ini udah jam sepuluh La, lupa sama peraturan ka Chu?" Jennie tetap di posisi yang sama dan masih menatap adiknya dengan lembut
"Aku mau tidur jam segitu, tapi mata aku gabisa kak" Lala langsung memeluk perut Jennie. Ia tidak bisa menahan sikap manjanya jika sudah bersama kakak keduanya
Di saat Lavisa memeluk Jennie, Soya sudah berada di depan pintu melihat ketiga adiknya yang berpelukkan. Ia sangat merindukan moment bersama dengan adik-adiknya, namun kembali lagi dengan pikirannya yang masih keras. Ia tidak mau mendidik adiknya dengan manja. Menurut Soya, adik-adiknya harus menjadi manusia yang kuat dan tidak menyulitkan orang lain. Soya tidak mau jika ketiga adiknya bermasalah di luar sana, itulah yang menjadi alasan Soya keras dengan adiknya yang paling bungsu.
![](https://img.wattpad.com/cover/357053784-288-k31910.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Different
Fiksi PenggemarKeluarga dianggap rumah untuk setiap manusia di bumi, dijadikan tempat untuk pulang dan beristirahat di saat lelah. Tapi berbeda dengan Lavisa yang menjadikan keluarganya sebagai tempat kost-kostan aja. Tempat untuk tidur, makan dan mandi saja tapi...