Setelah perdramaan bunda Rafa dan Lavisa selesai. Bunda Rafa memutuskan untuk pulang sebelum jam makan malam karna Rafa juga sedang dihukum di dalam kamar. Ia harus menyiapkan anaknya makanan dan berada di rumah sebelum jam makan malam dimulai.
Lavisa yang masih tertidur lelap di pangkuan bunda Rafa pun akhirnya diletakkan di sofa dengan perlahan. Sebelum pergi pun bunda Rafa mencium kening serta pipi Lavisa dengan lembut. Bunda Rafa memang benar-benar mencintai dan menyayangi Lavisa dengan tulus.
Ketiga kakak Lavisa pun juga kaget karena secara tiba-tiba bunda Rafa memeluk mereka satu per satu dan mencium kedua pipi mereka. Perilaku bunda Rafa membuat ketiganya terdiam tanpa kata. Sudah lama mereka tidak mendapatkan hal seperti itu. Ketiganya sadar mengapa Lavisa sangat dekat dengan bunda Rafa. Sifat bunda Rafa sangat lenbut seperti mendiang ibu mereka.
Bunda Rafa yang melihat ketiganya masih terdiam pun sadar kalau suasana di ruangan ini sedikit sendu.
"Ga cuman Lavisa yang bunda anggap anak bunda. Kalian kalau ada apa-apa cerita ya. Jangan dipendem sendiri. Anggap bunda, orang tua kalian yang bisa mengerti kalian. Soya jangan begadang terus, mata kamu makin lama makin hitam. Nanti kamu sama bunda jadi keliatan lebih mudah bunda lagi" kata bunda Rafa yang membuat Soya langsung terkekeh
"Kamu juga Jennie, bunda tahu kamu dokter. Tapi kamu juga harus perhatiin diri kamu sendiri ya. Jangan terlalu lama marah sama adikmu. Bunda tahu kamu begini karna sayang sama dia kan?" Jennie langsung menganggukan kepalanya yang membuat bunda Rafa tersenyjm
"Bicara sama Lala dengan baik dan tegas. Kasih hubungan kalian dua arah untuk saling mendengarkan satu sama lain. Bukan cuman kamu yang harus didengar tapi kamu juga harus dengar apa yang Lala rasain. Bunda yakin kamu bisa" Bunda Rafa langsung menepuk kepala Jennie dengan lembut
"Untuk kamu, jangan isengin terus adiknya. Udah tahu cengeng masih aja adiknya diledek terus" bunda Rafa mengarahkan dirinya ke arah Rose. Sedangkan Rose sudah menyambut bunda Rafa dengan pelukkan sambil tertawa
"Kamu lagi sibuk-sibuknya juga jangan lupa makan. Minum vitamin dan makan yang sehat. Bunda denger kamu di lokasi shooting makannya sembarangan. Awas aja kalau sakit" Bunda Rafa langsung mencolek hidung Rose dengan lembut
"Iya bundaa. Osi akan ngelakuin semua. Nurut sama kata bunda dan kak Nini kalau urusan vitamin dan makanan" Rose memang jarang mengeluarkan sisi ini. Namun dulu Rose sempat menjadi anak bungsu. Terkadang jiwa bungsu dan manjanya sedikit keluar.
"Bunda juga sehat-sehat. Besok aku kirim vitamin ke bunda. Harus dihabisin ya" kini Jennie langsung menghampiri bunda sambil memeluknya dari belakang
"Siap bu dokter" Bunda Rafa hanya mengekus lembut punggung tangan Jennie
"Bunda kesini sama sopir kan? Jangan nyetir sendiri" Soya akhirnya mengeluarkan suaranya
"Iya, kalian tenang aja. Bunda dianterin sopir kok. Makanannya jangan lupa diangetin sebelum kalian makan malam ya. Semoga kalian suka sama makanan yang bunda masak ya" ketiga kakak Lavisa langsung tersenyum manis mendengar kata-kata yang dikeluarkan bunda Rafa
"Pastilah, kita pasti suka" Timpali Jennie yang membuat Soya serta Rose mengangukkan kepala
"Yaudah bunda pulang dulu. Salam buat Lavisa yaa" Bunda Rafa langsung meninggalkan ketiga kakak Lavisa yang saat ini mereka sudah di depan teras.
Saat bunda Rafa masuk ke dalam mobil, ketiganya langsung melambaikan tangan yang disambut baik dengan bunda Rafa untuk melaimbaikan tangan kembali ke mereka. Setelah bunda Rafa meninggalkan teras rumah, ketiganya langsung masuk ke dalam ruangan.
Di ruangan tamu masih terlihat si bungsu yang tertidur pulas tanpa beban dan sedikit air mata yang masih tersisa di pipi serta matanya. Melihat itu pun, Soya langsung membersihkan wajah Lavisa dengan tangannya. Ketiganya memutuskan untuk menonton televisi di ruang tamu dan membiarkan Lavisa terlelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Different
FanfictionKeluarga dianggap rumah untuk setiap manusia di bumi, dijadikan tempat untuk pulang dan beristirahat di saat lelah. Tapi berbeda dengan Lavisa yang menjadikan keluarganya sebagai tempat kost-kostan aja. Tempat untuk tidur, makan dan mandi saja tapi...