16 - Routine

1.7K 179 16
                                        

Kegiatan di pagi hari ini sudah dimulai. Alarm Soya, Rose serta Jennie memang sudah menyala dari jam setengah 6. Mereka bisa melakukan olahraga di pagi hari dengan mendatangkan instruktur Pilates. Ketiganya saat ini sudah terbangun dan berbeda dengan Lavisa. Walaupun ia mendengar alarm dari handphone Jennie, ia tetap melanjutkan tidurnya. Seperti malam sebelumnya, Lavisa masih tidur bersama dengan Jennie supaya ia tidak bergantung dengan obat tidur. Untungnya setiap Lavisa tidur bersama Jennie, insomnianya tidak terlalu kambuh.

Rutinitas malam Lavisa pun berubah, sebelum tidur ia akan meminum susu yang dbuat oleh Jennie. Setelah ia meminum susu, terkadang ia membaca buku atau memainkan ipad Jennie yang hanya boleh digunakan menonton atau browsing saja. Dan tidak lama dari meminum susu, Lavisa pasti akan merasakan ngantuk. Jadi sekarang ini ia tidak pernah tidur lebih dari jam 11 malam. Itu suatu kemajuan pesat dari Lavisa.

Sekarang ini, Jennie sedang bersiap-siap untuk berolahraga di pagi hari. Ia yang melihat si bungsu masih tertidur lelap pun hanya bisa menghela nafas. Pasalnya, alarm yang digunakan Jennie memang sangat berisik dan seharusnya yang tertidur akan terbangun di saat mendengar alarm tersebut. Namun itu tidak berlaku di Lavisa, buktinya ia saat ini masih tertidur dengan nyenyak. Jennie sebenarnya tidak tega membangunkan Lavisa. Namun ia lebih tidak rela kalau paginya terkena omelan dari kakak sulungnya.

"Bugh"

"Awwwwkk" suara Lavisa terdengar di saat Jennie merebahkan dirinya di badan Lavisa yang sedang tertidur dengan tenang

"Kakakkkk.... Kasurnya luas kenapa kakak ada di sini sih" Lavisa berusaha untuk menyingkirkan sang kakak yang ada di badannya

"Sengaja biar kamu bangun. Kamu ga inget kalau hari ini kamu harus olahraga?" jawaban Jennie membuat Lavisa menutup wajahnya dengan tangannya. Ia sangat frustasi untuk bangun pagi dan olahraga

"Ayok siap-siap. Cuci muka sama sikat gigi aja. Bajunya udah kakak siapin di sana. Ayok gerak cepet" Jennie membangunkan dirinya sendiri dan langsung menarik Lavisa agar terbangun.

Mau tidak mau Lavisa langsung terbangun dan ahirnya dia memutuskan untuk ke kamar mandi. Ini baru hari pertama ia seperti ini dan rasanya sangat tidak enak. Seharusnya pagi dibangun dari mood yang baik namun moodnya saat ini memburuk karena harus bangun pagi. Si bungsu menyelesaikannya dengan cepat dan saat ini ia sudah menggunakan pakaian olahraganya dan langsung menghampiri Jennie yang sedang duduk di kasur. Setelah melihat Lavisa rapi, Jennie pun langsung mengajaknya ke ruang olahraga yang saat ini sudah ada Rose, Soya dan Somi yang mengajar pilates.

Dengan perlahan Lavisa mengikuti ajaran pelatih pilates. Ketiga kakaknya sangat bergerak dengan mudah namun berbeda dengan Lavisa yang sedikit kesusahan untuk mengikuti gerakkan tersebut. Badan Lavisa memang lentur namun ia tidak terbiasa dengan olahraga seperti ini. Lavisa lebih memilih untuk dance 2 jam daripada melakukan gerakkan pilates. Sampai sekarang dirinya masih belum mendapatkan keseruan dari olahraga hari ini.

Setelah 2 jam mereka melakukan olahraga tersebut, akhirnya Lavisa bisa meluruskan badan-badannya di lantai karena ia sangat kelelahan.

"Terima kasih kak Som. Maaf ya udah ngerepotin hari ini karena harus ada murid tambahan" kata Soya yang membuat Somi tertawa

"My Pleasure Soya. Aku seneng kok ada anak baru hari ini, apalagi Lavisa badannya memang udah gampang diatur cuman belum terbiasa aja" balasan Somi membuat ketiga kakak Lavisa melihat si bungsu yang sedang tiduran dan bernafas secara tertatur karena kelelahan

"Okay kak, sampai jumpa besok ya" timpal Rose dengan senyum lebar

"Besok masih olahraga ini?" Lavisa mengeluarkan suaranya dengan cepat karena ia kira olahraganya hari ini

The DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang