28 - Flashback

1.5K 181 11
                                    

Setelah beberapa hari Lavisa berbaikkan dengan Jennie. Kondisi di dalam rumah semakin membaik. Walaupun Jennie dan Soya harus mengeluarkan suara tegasnya beberapa kali agar Lavisa lebih teratur dan menurut kepada ketiganya. Seperti saat ini, keempatnya sedang berada di ruang tamu karena sedang menikmati weekend dengan menonton televisi bersama.

Kepala Lavisa saat ini berada di pangkuan Jennie. Si bungsu akhir-akhir ini sangat menyukai posisi ini. Dimana ia bisa tiduran dengan kepala yang berada di pangkuan Jennie. Dengan lembut Jennie juga mengelus kepala Lavisa agar adiknya itu lebih nyaman.

Berbeda dengan Rose yang lebih suka menonton dengan posisi duduk sambil memakan snacknya. Soya yang menonton sambil sesekali melihat adik-adiknya pun sedikit bingung. Karena baru hari ini Lavisa dan Rose tidak membuat keributan. Biasanya di pagi hari Soya serta Jennie harus mengeluarkan suara tegasnya agar kedua adiknya bisa berhenti bertengkar.

Seperti kemarin, Lavisa dengan iseng mengambil kulit ayam yang sengaja disisakan oleh Rose untuk dimakan terakhir. Namun adiknya itu mengira kalau Rose tidak suka dengan kulit ayam. Dengan percaya diri Lavisa langsung mengambil kulit ayamnya dengan lahap. Rose yang tidak menerima dengan kelakuan Lavisa pun langsung mengejar Lavisa.

Mereka pun berakhir dengan kejar-kejaran di dalam rumah sambil melempar bantal yang ada di sofa. Jennie yang sudah kesal dengan tingkah laku adik-adiknya pun akhirnya menghukum keduanya untuk membereskan rumah. Akibat ulah keduanya, rumah memang menjadi berantakkan. Soya yang sudah mendengar suara Jennie yang menggelegar pun hanya terdiam sambil melihat adik-adiknya yang membereskan seluruh ruangan rumah.

Terkadang Soya membela adik-adiknya supaya tidak dihukum oleh Jennie namun apa daya. Kelakuan adik-adiknya memang patut diberi hukuman. Untungnya setelah dihukum, keduanya tidak melakukan perdebatan lagi. Walaupun seperti itu, tetap saja Soya sedikit kebingungan melihat keduanya yang akur.

"Tumben kalian akur. Biasanya udah brantem pagi-pagi gini" suara Soya membuat adik-adiknya melirik ke arah Soya

"Aku sama kak Nini emang selalu akur" balas Rose dengan cepat

"Sama aku juga" timpal Lavisa yang tidak mau kalah

"Maksudnya kak Chu bukan sama aku. Osi sama Lala kenapa tumben akur gitu maksudnya" jelas Jennie yang membuat kedua adiknya menganggukkan kepala

"Oh itu karena Lala ga nyebelin. Jadi aku ga mau macem-macem" jawab Rose dengan nada yang sedikit songong

"Dih biasanya juga kakak yang duluan ya" Kini Lavisa yang mengeluarkan suara sebalnya

"Baru dipuji udah ribut lagi. Nonton lagi aja udah" Suara Soya membuat kedua adiknya langsung mengarahkan pandangan ke televisi. Sedangkan Jennie hanya bisa terkekeh melihat wajah kedua adiknya yang cemberut.

Di saat mereka sedang menonton televisi. Secara tiba-tiba Rose ke arah kamar mandi dengan lari karena ia sedang kebelet pipis. Lavisa yang melihat kakanya mengarah ke toilet pun langsung berdiri dan sedikit berlari mengejar Rose. Karena sedaritadi memang Lavisa sudah menahan pipis namun ia tahan karena malas ke toilet. Tapi melihat kakaknya ke kamar mandi, tiba-tibas hasrat ke kamar mandinya menaik.

Rose yang mengetahui Lavisa di belakangnya pun dengan cepat melangkahkan kakinya agar ia bisa ke kamar mandi lebih dulu. Saat ia di depan pintu kamar mandi, Rose langsung menutup pintunya dengan cepat. Tanpa sadar kalau Lavisa sudah sampai di depan pintu dan menabrak pintu tersebut sampai ia jatuh.

"Brukkk"

Mendengar suara kencang tersebut, Soya dan Jennie langsung berlari ke arah tersebut. Mereka langsung melihat Lavisa yang sudah jatuh di bawah dan melihat ke kanan kiri seperti orang yang bingung.

The DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang