11 - New Problem

2K 200 20
                                        

Setelah menikmati perjalanan, Lavisa dan Soya memasuki rumahnya dengan keadaan sepi karena hari ini Rose harus ke Agency untuk pemotretan. Sedangkan Jennie mengurus pekerjaannya dengan cepat, supaya ia bisa pulang lebih awal dan menemani Soya serta Lavisa untuk makan siang. Setelah Lavisa masuk ke dalam ruangan makan, ia langsung ditatap tajam oleh Jennie. Ia tahu kesalahannya, Lavisa langsung ke ruang makan tanpa membersihkan diri. Padahal ia baru saja dari luar.

Lavisa langsung berjalan cepat untuk ke kamarnya agar bisa membersihkan diri terlebih dulu. Selesai membersihkan diri, ia langsung ke ruang makan yang sudah ada Soya serta Jennie menunggunya. Ia langsung mendudukkan diri di sebelah Jennie serta memakan makanan yang disediakan oleh Jennie dengan lahap. Soya dan Jennie yang melihatnya pun sedikit bingung, karena tidak pernah melihat bungsunya selahap ini.

"Makannya dikunyah dek, lapar banget? Bekal snacknya ga dimakan ya?" tanya Jennie yang penasaran

"Aku laper banget kak. Snack kakak aku habisin kok, tapi boleh ga dilebihin. Pas aku makan bekalnya, aku nawarin ke temen-temen aku juga. Jadinya aku kebagian dikit. Mereka nawarin snack yang mereka beli tapi kata kakak aku ga boleh makan makanan sembarangan, jadi aku ga makan terus aku laper" jelas Lavisa dan langsung menyantap makanannya kembali

"Besok kakak lebihin snacknya biar kamu ga kelaperan kayak gini. Uangnya boleh lho buat kamu beli roti" kata Jennie sambil membersihkan sudut bibir Lavisa yang sedikit berantakkan

"Kata kakak ga boleh jajan sembarangan, jadi aku ga jajan" balas Lavisa dengan polos

Kalau sifat Lavisa seperti ini, Soya serta Jennie percaya kalau Lavisa hampir masuk ke dalam organisasi gelap atau mafia karena adiknya memang sepolos ini.

"Yaudah makanlah, tapi pelan-pelan" kata Soya dengan lembut dan Lavisa menganggukkan kepalanya.

Di saatJennie dan Soya menyelesaikan makanannya, mereka meliat Lavisa yang masih menatap makanan terhidang di depannya. Sejujurnya perut Lavisa masih sangat lapar tapi porsi yang sudah diberikan Jennie cukup banyak, ia takut kalau dianggap rakus oleh kedua kakaknya. Si bungsu tidak mau moment makan bersama seperti ini membuat kedua kakaknya ilfeel.

"Kamu masih lapar hm?" tanya Jennie dengan lembut sambil mengelus lembut pipi Lavisa

"Hmmmmmm.. Enggak" jawab Lavisa dengan ragu

"Makan aja kalau kamu masih laper" ucap Soya dengan spontan tanpa uhuy.

Jennie yang mendengar ucapan sang kakak, langsung menaruhkan nasi serta lauk pauk ke piring Lavisa. Ia juga tidak mau melewatkan moment ini, karena ia sungguh tidak sanggup melihat badan Lavisa yang sangat kurus.

"Makan, biar kamu ga sekurus ini" Jennie langsung melektakkan piringnya ke depan Lavisa dan langsung disantap dengan cepat oleh si bungsu.

Tingkah laku Lavisa membuat Soya serta Jennie tersenyum tipis. Baru kali ini mereka melihat si bungsu selahap ini. Selesai mereka makan, ketiganya melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Lavisa masuk ke dalam kamar karena disuruh Jennie untuk tidur siang dan ia hanya menuruti kakaknya saja. Sedangkan Soya masuk ke dalam ruang kerjanya untuk mengurusi pekerjaan yang tidak terlalu banyak. Sementara Jennie di dalam ruang pribadinya untuk mengurus beberapa dokumen mengenai pasiennya.

Waktu pun berputar cepat sampai akhirnya malam tiba. Mereka berkumpul lagi di ruang makan dan yang berbeda adalah hadirnya Rose. Ia sengaja untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat agar bisa makan bersama dengan kakak serta adiknya. Di ruang makan mereka melahap makanannya dengan hikmat. Sampai akhirnya Lavisa harus kembali ke kamarnya sedangkan ketiga kakaknya di ruang tamu. Si bungsu memang harus mengerjakan tugasnya, jadi ia memilih untuk ke kamar terlebih dulu.

The DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang