25 - Regret

1.4K 196 14
                                        

Teman-teman Lavisa yang melihat keadaan Lavisa sekarang hanya bisa terdiam karena Lavisa terlihat sangat ketakutan.

"Kenapa?" tanya Gigi dengan panik

"Kak Chu tau gue ngepods. Kenapa bisa?" Lavisa langsung mengeluarkan nada paniknya

"Terus lo disuruh apa?" kali ini Ares yang bertanya

"Disuruh pulang" Lavisa menjawab dengan singkat sambil menghapuskan air matanya

Di saat Lavisa ingin keluar dari kamar di sana sudah ada Bunda Rafa dengan wajah yang tidak enak dilihat.

"Bunda selalu percaya sama kalian tapi kenapa kepercayaan bunda malah disalahgunakan sama kalian?" Rafa, Ares, Gigi dan Lavisa langsung membeku saat sang bunda ada di depan pintu. Mereka belum siap-siap untuk menyimpan pods mereka masing-masing.

Sebeneranya, bunda Rafa dan ketiga kakak Lavisa sudah pernah bertemu. Bahkan Soya dan bunda Rafa sering bertukar pesan untuk memastikan keadaan si bungsu. Maka dari itu, saat bunda mendapat laporan dari Soya dengan foto anak-anaknya yang menggunakan pods di balkon. Ia langsung menghampiri kamar Rafa dengan rasa kecewa dan marah.

"La, kamu langsung pulang!" kini suara tinggi bunda Rafa yang terdengar. Lavisa belum pernah mendengat suara ini dan ia langsung menangis di depan bunda Rafa sambil memeluk lutut bunda Rafa

"Bunda maafin Lala. Jangan bentak Lala kayak gitu, maafin hiks" kali ini tangisan Lavisa terdengar nyaring sedangkan teman-temannya hanya bisa terdiam melihat Lavisa

"Berdiri" ucap Bunda Rafa dengan tegas. Lavisa pun menuruti perintah bunda Rafa

"Bunda selalu bilang kalau bunda ga suka orang bohong dan merokok. Dua-duanya Lala lakuin ini ke bunda. Siapa yang ngajarin?" Lavisa hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menundukkan wajahnya

"Pulang dan ikutin kata kakak-kakak kamu. Bunda rela kalau harus ga liat kamu sampai beberapa bulan kedepan supaya kamu lebih disiplin lagi" Bunda Rafa menegaskan nadanya. Padahal ia selalu rindu dengan Lavisa namun hal ini harus dilakukan agar Lavisa bisa lebih disiplin

"Bunda maafin Lala" Lavisa langsung memeluk bunda Rafa dengan erat dan langsung meninggalkan teman-temannya

"Gigi, Ares kalian pulang. Untuk kamu Rafa, bunda tunggu di ruang tamu" bunda Rafa langsung meninggalkan teman-teman Lavisa.

Di sisi lain Lavisa sangat cemas dengan keadaanya yang sekarang. Ia benar-benar bingung dengan keadaanya yang sekarang. Jika dulu ia berbuat nakal karena ingin mendapatkan perhatian namun untuk sekarang ini alasan apa yang bisa ia jelaskan selain tidak bisa menahan godaan dari teman-temannya. Ia hanya takut kalau ketiga kakaknya salah sangka dan emnganggap pertemannya tidak baik.

Dengan rasa gundah gulana Lavisa memasuki rumahnya. Ia benar-benar tidak siap dengan keadaan saat ini. Dari kejauhan ia sudah melihat Soya yang mondar mandir seperti menunggu orang. Sedangkan Jennie dan Rose hanya duduk sambil bersedekap dada. Rose yang tadinya masih ada urusan untuk suatu pekerjaan, ia sengaja gagalkan demi menegur sang adik. Tindakkan adiknya kali ini benar-benar di luar akal. Semuanya sudah diberikan namun ada saja tingkah laku yang dilakukan oleh sang adik.

"Lavisa pulang" Lavisa menghampiri ketiga kakaknya dengan wajah yang sudah lengekt dan mata yang sembab. Suara bunda Rafa masih terdengar di kepalanya dan itu yang membuat dirinya menangis di sepanjang jalan

"Kakak harus ngelakuin apa lagi biar kamu mau denger omongan kakak? Bilangnya ketemu temen ternyata ngepods. Kalau aja kakak ga negur kamu, apa kamu minum-minum juga di sana?" Lavisa langsung menggelengkan kepalanya. Senakal-nakal dirinya, ia tidak pernah meminum alkohol di rumah bunda Rafa

The DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang